beri tahu jika ada typo🙏
"Sayang!"
Ronald menghampiri gadisnya yang datang menemuinya di cafe. Ronald tersenyum senang dan mengajak Zahra untuk duduk di tempat yang masih kosong. Zahra menaruh tasnya, kemudian menopang dagu sambil menatap intens wajah Ronald didepannya,
"Tumben banget kamu kelihatan ganteng hari ini." puji Zahra jujur.
Ronald kaget, "Jadi selama ini aku gak ganteng, Ra?" Zahra menggeleng dengan senyuman jahil.
"Ganteng sih. Tapi gak tau kenapa, hari ini kamu kelihatan ganteng banget dari biasanya. Aku 'kan jadi mleyot. Ya gini deh nasib punya mental yupi." balas Zahra diakhiri kekehan ringan.
Tidak lama kemudian, seorang waiters yang bekerja di cafe milik Ronald pun datang menaruh dua gelas minuman di atas meja. Setelah waiters itu pergi, Ronald kembali menatap Zahra,
"Ra, minggu depan mau ikut liburan sama keluarga aku gak?" tanya Ronald menawarkan pacarnya untuk liburan ke Singapura. Zahra kaget mendengar tawaran tersebut.
Ia sudah mengenal keluarga Ronald, tapi untuk ikut liburan membuat dirinya harus berpikir dua kali. Ia tidak ingin memberikan kesan buruk di depan keluarga Ronald. Ronald meraih tangan Zahra, lalu menggenggamnya,
"Kenapa? Kok diam?" tanya Ronald.
"A-aku pikir-pikir dulu ya, Ron. Aku malu, hehe." gugup Zahra menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.
"Malu kenapa? Kan keluarga aku udah kenal sama kamu. Masa iya malu sih?"
"Yaudah, aku mau, Ron."
❄❄❄
Adel masuk ke dalam kamar, tempat dimana Alissa ditahan. Kemarin Adel menyuruh anak buahnya untuk memindahkan Alissa ke kamar kosong saja. Wanita dengan topi dan masker itu menaruh sebungkus plastik berisi nasi bungkus di atas meja. Matanya melirik Alissa dengan sinis,
"Makan tuh! Gue tau lo lapar!"
Setelah Adel pergi, Alissa mendekati bungkus plastik tersebut dan membukanya dengan terburu-buru. Ia baru bisa makan sekarang. Alissa melahap nasi dengan lahap untuk menuntaskan rasa laparnya.
Seketika pikirannya tertuju ke arah Alvian. Bagaimana suaminya? Apakah Alvian khawatir padanya? Alissa menundukan kepala, tangan kirinya mengelus perut dengan pelan untuk berbicara kepada calon anaknya.
"Nak, mama kangen banget sama papamu. Mama ingin keluar dari sini." lirihnya.
Ia mendongak, menatap kamar yang ditempati. Ruangan ini setidaknya lebih layak dibandingkan gudang kemarin. Tapi tetap saja, bagaimana pun juga ia merasa lebih nyaman berada di rumah bersama suaminya. Alvian yang selalu memerhatikannya, membuatkan susu untuk dirinya, mengelus perutnya, memeluknya dari belakang, dan menciumnya membuat Alissa rindu. Alissa ingin Alvian sekarang, Alissa butuh pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVISA 2 [ HIATUS! ]
Romance• Sad romance • Alvian dan Alissa sudah menikah. Mereka kira, pernikahan mereka akan berjalan mulus tanpa suatu masalah apapun. Tapi ternyata, perkiraan mereka salah. Cobaan selalu datang silih berganti menghampiri mereka berdua. Apakah Alvian dan...