ALVISA 2 - E m p a t P u l u h D u a 🍃

1.8K 154 65
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sudah satu jam Alissa tertidur di samping Alvian. Alvian sendiri tidak bisa tidur, kepalanya masih terasa sakit. Alvian merasa kesal karena sakit itu datang tidak kenal waktu dan tempat. Untung saja tadi ia bisa menahannya susah payah.

Merasa bosan dan melihat Alissa masih tertidur dengan kepala bersandar di pundaknya, Alvian pun memilih untuk meng-scrool sosial media di ponselnya.

Pikiran Alvian tertuju pada satu jam yang lalu. Setelah dirinya berkata bahwa sehabis liburan ini senyuman Alissa jangan pernah luntur membuat ekspresi wajah Alissa berubah menjadi sendu. Kedua mata wanita itu berkaca-kaca menahan tangis. Sampai akhirnya Alvian memeluk tubuh mungil Alissa hingga tertidur sampai sekarang.

"Gue ngerasa jahat banget gak sih udah nyembunyiin hal kayak gini dari istri? Bagaimana pun juga dia berhak tau 'kan?" tanya Alvian seorang diri. Mata pria itu melirik Alissa yang tidur.

❄❄❄

"Ma, ada yang mau Papa omongin. Ini penting." ujar Sandi tiba-tiba saat sudah selesai mencuci mobil. Rere yang baru saja menaruh secangkir kopi di teras untuk suaminya pun mengernyit bingung,

"Mau ngomong apa, Pa?"

Sandi mendekat dan duduk di kursi. Rere ikut duduk di sebelahnya, penasaran dengan apa yang ingin Sandi ucapkan,

"Anak kita, Ma."

"Alvian kenapa, Pa? Dia baik-baik aja? Masih sama Alissa 'kan?" tanya Rere mulai gelisah. Perasaan wanita paruh baya itu dilanda rasa tidak karuan. Sandi meraih kedua tangan istrinya untuk menenangkan,

"Alvian menderita penyakit serius, kanker otak, Ma. Sel kanker akan terus tumbuh dan menyebar kalau Alvian menolak untuk di kemoterapi atau operasi." jawab Sandi pada akhirnya.

Jawaban Sandi sukses membuat Rere terkejut tidak menyangka. Rere tidak pernah membayangkan bahwa penyakit serius dan sebahaya itu terjadi pada anak tunggalnya. Tangis Rere pecah seketika membuat Sandi beranjak lalu berlutut seraya mengelus punggung Rere yang bergetar hebat.

"Pa ... Mama takut Alvian kenapa-kenapa. Apalagi sampai penyakit itu gak bisa sembuh. Mama gak mau kehilangan Alvian. Dia anak kita satu-satunya." lirih Rere masih dengan tangis yang sangat menyakitkan.

Ibu mana yang tega membiarkan anaknya menderita penyakit seorang diri. Pasti tidak ada. Bagaimana pun juga, sang ibu harus berusaha untuk mendukung penuh dan membuat anaknya sembuh seperti semula lagi.

"Alvian pasti bisa sembuh, Ma. Nanti Papa bujuk dia buat jalani kemoterapi, ya."

Rere mengusap air matanya, "Apa Alissa udah tau, Pa?" tanyanya,

ALVISA 2 [ HIATUS! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang