" Menjauh (2) "

13.5K 1.4K 176
                                    

" Menjauh (2) "











Aarrrrggg~

Jeno, berteriak sekencang- kencangnya saat dirinya sampai di toilet, meluapkan semua kekesalan yang dia sendiri tak mengerti kenapa dia merasa sangat kesal saat ini.

Jeno, menatap dirinya sendiri dari pantulan kaca yang ada di depannya dan tiba-tiba dia tertawa seperti orang gila.

"Aahhahahaha... dia tak menggapmu suami... aahahaha..." tawa Jeno yang sebenarnya menertawakan dirinya sendiri.

Tok!

Tok!

Seseorang mengetuk pintu toilet itu dan itu berhasil mengalihkan perhatian.

Cklek!

Mata Jeno membelalak saat melihat Renjun kekasihnya berdiri di hadapannya.

Ya, Renjun memutuskan untuk menyusul Jeno karena merasa khawatir pada Jeno yang memang terlihat murung dari pertama masuk ke kelas. (jadi Renjun merhatiin Jeno diam" gaess).

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Jeno yang membuat Renjun mengerutkan dahinya.

"Ke toilet lah ini kan di toilet"

Jeno, celingukan dan kembali menatap Renjun sambil menunjukkan deretan giginya merasa begok dengan pertanyaannya.

Renjun, mendorong Jeno masuk dan kembali menutup pintu toilet itu sebelum menguncinya.

"Kenapa ngelamun"

"Hah?!"

"Aku tanya kenapa di kelas kamu ngelamun terus, dan kenapa merhatiin Haechan?" tanya Renjun.

"E-enggak! siapa yang merhatiin Haechan"

Renjun, melipat kedua tangannya di depan dada "jangan bohong, aku melihatnya" ucap Renjun.

"Kau cemburu?"

"Masih tanya lagi, iya lah aku cemburu kau tau sendiri penggemar kalian tuh banyak dan sekarang kamu malah ngelamun natap Haechan terus" kesal Renjun yang menang selalu cemburu saat ada murid lain meneriaki Nohyuck saat Nohyuck bertengkar.

Ucapan Renjun membuat Jeno tersemyum dan mendorong Renjun hingga menubruk dinding di belakannya.

Cup.

"Tak usah cemburu karena sampai kapanpun hatiku hanya untukmu" bisik Jeno sebelum mengerang area leher Renjun dan melupakan kalau mereka berada di toilet sekolah.

                                          - - -ooOoo- - -

Selesai melakukan hal yang tak seharusnya di lakukan di area sekolah.

Renjun dan Jeno berjalan menuju kantin untuk mengisi energi mereka setelah melakukan sex di toilet yang menyebabkan antrian panjang murid lain yang ini ke toilet juga. (gak ada ahklak ini berdua).

Jeno, mengedarkan pandangannya mencari bangku kosong untuknya dan Renjun sebelum mereka memesan makan.

Saat sibuk mencari bangku kosong pandangan Jeno tak sengaja melihat ke arah Hyunjin dan Haechan.

Hati yang tadinya sudah menghangat dan pikiran yang sudah tenang setelah mendapat jatah dari sang kekasih kini kembali mengobarkan api saat melihat senyum tulus Haechan ke Hyunjin yang mengacak rambut Haechan.

"Renjun~aaa" panggil Jeno.

"Uummm?"

"Aku sudah mendapatkan tempat duduk, kau yang pesan makan ya" ucap Jeno.

"Baiklah, kau mau makan apa?"

"Seperti biasa"

Renjun, melangkah menjauh dari Jeno untuk memesan makan dan Jeno beranjak mendekati Haechan.

Brak!

Haechan, mendongak dan menatap Jeno yang juga menatap ke arahnya.

"Ikut aku" ucap Jeno tanpa basa-basi langsung menarik Haechan agar mengikutinya.

"Jen, lepas!" ucap Haechan sambil melepas genggaman Jeno saat mereka sampai di atap sekolah.

"Kau ini apa-apaan sih!?" kesal Haechan.

"Kau yang apaan mesra-mesraan dengan anak baru itu" ucap Jeno.

Haechan, tersenyum remeh dan melangkah mendekati Jeno "lalu apa urusannya denganmu tuan Lee Jeno?" ucap Haechan dengan nada mengejek.

"Kau masih bertanya apa urusanku? kau ini istriku dan kau bermesraan dengan lelaki lain" ucap Jeno sambil mengangkat dagu Haechan.

Lagi-lagi Haechan tersenyum "Lalu bagaimana denganmu yang melakukan sex di toilet sekolah" ucap Haechan membuat Jeno terdiam seribu bahasa dan langsung menyingkirkan tangannya dari dagu Haechan.

"Kenapa? terkejut ya aku bisa tau kelakuan bejatmu" lanjut Haechan.

"I-itu bukan urusanmu dan aku lebih dulu menjalin hubungan dengan Renjun dan aku menikah denganmu karena terpaksa bukan cinta" ucap Jeno berusaha terlihat cool.

"Ahahaha..." Haechan tertawa puas dan itu berhasil membuat Jeno bingung apa yang di tertawakan oleh Haechan.

"Kau pikir aku mau menikah dengan orang sepertimu? kalau bukan karena eomma aku tak akan melakun hal bodoh untuk menikah denganmu" lanjut Haechan.

Jeno, yang mendengar itu memberi tatapan tajam pada Haechan yang masih menatap remeh ke arahnya.

"Baiklah, kalau begitu kita cerai saja" ucap Jeno membuat Haechan terkejut, namun masih berusaha terlihat tak perduli.

"Okay, kita cerai" ucap Haechan langsung pergi menjauhi Jeno yang kini menyesali ucapannya karena ia berpikir Haechan akan menolak tetapi kenyataan tak sesuai ekspektasinya yang mana Haechan malah menerima perceraian itu.




- - -ooOoo- - -

Mangkanya kalau ngomong di pikir dulu lejen.

"OUR SECRETS" {Nohyuck} END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang