"Kembalilah (2)"

7.4K 716 196
                                    

"Kembalilah (2)"













Hyunjin, Han, Haechan, Jaemin kembali ke apartemen Hyunjin dan berencana akan menginap di sana menghabiskan libur dengan bermain Ps bersama, dan sekarang mereka sedang berjalan di lorong apartemen menuju kamar Hyunjin.

"Apa kau capek?" tanya Jaemin pada Haechan.

"Aelah Jaem, itu kurang beberapa langkah lagi" sahut Han yang merasa risih karena sepanjang perjalanan Jaemin terus menanyai Haechan ini itu yang menurut Han berlebihan.

"Kan dia sedang mengandung Han, dan kata eomma ku orang mengandung tuh dua kali lebih cepat capek" ucap Jaemin yang malah di ledek oleh Han.

"Kau sudah cocok jadi seorang Appa" sahut Hyunjin yang membuat Jaemin langsung menoleh ke arah Haechan yang berjalan di sampingnya.

"Tunggu 10 tahun lagi mungkin aku akan menemukannya"

Ucapan Jaemin dan tiba-tiba langkah mereka terhenti dan mematung sesaat.

"Jeno?" gumam Haechan menatap ke kedepan.

Ya, yang membuat mereka berhenti bukan ucapan Jaemin melainkan mereka melihat Jeno berdiri di depan apartement Hyunjin.

"Hai, aku kira kau sudah pindah" ucap Jeno sambil tersenyum yang terlihat memaksa.

Jeno, berjalan mendekati mereka dan berdiri tepat di hadapan Hyunjin.

Bugh!

"Yak! apa yang kau lakukan" teriak Han sambil membantu Hyunjin yang tersungkur karena Jeno tiba-tiba melayangkan pukulan pada Hyunjin.

"Sini kau"

Jeno, meraih kerah seragam Hyunjin dan menarik paksa agar Hyunjin segera berdiri.

Bugh!

"Sahabat macam apa kau membawa kabur istri sahabatmu sendiri"

Bugh!

Jeno, terus melayangkan pukulan pada Hyunjin dengan umpatan-umpatan emosi.

"Kau bilang kau tak tau Haechan di mana, nyatanya dia bersamamu selama in-"

"JENO BERHEBTI!!!"

Teriak Haechan saat Jeno hampir memukul Hyunjin untuk kesekian kalinya dan itu berhasil menghentikan aksi Jeno yang seperti orang kesetanan.

Jeno, berbalik dan menatap Haechan yang masih berdiri di samping Jaemin dengan tangan yang saling menggenggam membuat emosi Jeno kembali memuncak.

"Sini kau" ucap Jeno meraih tangan Haechan dan menariknya agar mengikutinya, namun Jaemin mencegahnya.

"Siapa kau? lepaskan tangan istriku" ucap Jeno.

"Aku akan melepaskannya jika Haechan yang memintanya" ucap Jaemin santai dan itu membuat Jeno menatap ke arah Haechan seolah menyuruh Haechan meminta ke Jaemin untuk melepaskan tangannya.

Haechan, yang paham akan itu segera menatap Jaemin dengan tatapan memelas, "aku tak apa Na, tolong lepaskan tanganku" ucap Haechan.

Jaemin, yang tak tega melepas Haechan yang mungkin Jeno akan melukai lelaki mungil itu hanya terdiam menatap dalam manik Haechan.

"Apa kau tuli? cepat lepaskan tangannya" ucap Jeno yang sudah tak tahan.

Jaemin, tak perduli dengan ucapan Jeno dan malah mengusap lembut pipi Haechan "Kembalilah dengan ke adaan baik tau bajingan itu akan mati di tanganku" ucap Jaemin membuat Haechan tersenyum.

"Ck! sok jagoan, ayo cepat" ucap Jeno langsung menarik Haechan pergi meninggalkan Jaemin yang terus menatap Haechan dengan penuh kekhawatiran.

Sedangkan Han ngomel-ngomel ke Hyungjin yang sedang merasakan sakit pada wajah tampannya yang kini memiliki beberapa luka memar.

"Yak! bisakah kau berhenti mengomel? ini sungguh sakit" ucap Hyunjin yang malah membuat Han menangis karena kasihan melihat Hyunjin.

- - -ooOoo- - -

"Duduklah"

Haechan, hanya menurut dan duduk di bangku pinggir sungai tanpa sepatah kata bahkan kepalanya terus menunduk seolah enggan menatap wajah suaminya.

"Umm, untuk menghangatkan badanmu" ucap Jeno sambil menyodorkan segelas coklat hangat pada Haechan.

Dan dalam diamnya Haechan meraih coklat panas pemberian Jeno.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Jeno mengawali pembicaraan antara dirinya dan Haechan.

Haechan, tak merespon dan masih tetap diam dengan kepala terus menunduk.

"Apa dia baik-baik saj-"

Ucapan Jeno terhenti karena Haechan menggeser tubuhnya saat dirinya ingin menyentuh perut Haechan seolah Haechan menolak kenyataan bahwa Jeno adalah Appa dari anak yang ada dalam kandungannya.

"Maaf" ucap Jeno kembali ke posisi duduknya "maaf sudah meluakimu terlalu banyak, Hyunjin tak pernah memberi tau aki di mana kau berada membuatku hampir menyerah mencarimu" lanjut Jeno.

"Aku ingin pulang" ucap Haechan tiba-tiba dan ia pun juga sudah beranjak dari duduknya.

"Chan"

"Tak perlu berpura-pura mencariku jika nyatanya kau tinggal bersama kekasihmu, dan jangan mengkhawatirkannya karena Hyunjin dan Jaemin menjagaku dengan baik" ucap Haechan sebelum akhirnya berjalan pergi meninggalkan Jeno.

"Chan!"

Haechan, terus berjalan tanpa perduli teriakan Jeno yang memanggil namanya.

"Haechan!"

Haechan, benar-benar menulikan pendengarannya dan tetap berjalan dengan berharap menemukan taxi secepatnya agar dirinya bisa cepat pergi jauh dari hadapan Jeno yang mulai mengejarnya.

"Lee Haechan berhenti!"

"Haechan!"

"Haechann!"

"Haechaaannn!!"

Jeno, terus meneriaki nama Haechan meski itu percuma karna Haechan sudah menghilang dari pandangannya.

"Haechan, maaf hiks....maaf... Haechan aku mohon kembalilah hiks"

Jeno, berlutut di pinggir jalan sambil meraung-raung meminta maaf pada Haechan tanpa perduli tatapan aneh dari pengguna jalan lainnya.

- - -ooOoo- - -

Ddrrttt....

Ddrrttt....

"Hallo?"

"Kau baik-baik saja?"

"Uummm... aku baik-baik saja"

"Apa kau?"

"Aku pulang ke rumah, maaf tak sempat memberi kalian kabar semalam"

"Kau mau jalan-jalan?"

"Boleh"

"Bersiaplah aku akan menjemputmu"

Haechan, mengangguk dan mengakhiri obrolannya dengan Jaemin sebelum dirinya beranjak dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap sebelum Jaemin datang menjemputnya.



- - -ooOoo- - -

Gimana..???

Mau ending Nahyuck apa Nohyuck..??

"OUR SECRETS" {Nohyuck} END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang