" Baikan (2) "

12.7K 1.3K 48
                                    

" Baikan (2) "










"Sini aku bantu" ucap Jeno meraih ransel sekolah Haechan saat mereka sampai di basement apartement.

Dan kali ini Haechan tak menolak bantuan dari Jeno tak seperti tadi pagi.

Mereka pun berjalan berdampingan menuju lift yang akan membawa mereka ke lantai di mana apart mereka berada.

Ttiinnn!!!

Grep!

Dengan sigap Jeno menarik Haechan saat ada mobil tiba-tiba mucul dari belokan basement.

"Aiihhh di are parkir naik mobil kek di area balap" gerutu Jeno ngomelin mobil yang sudah tak terlihat.

Sedangkan Haechan terdiam menatap Jeno dengan jantung yang berdetak lebih cepat karena posisi mereka.

"Kau ta-"

Ucapan Jeno terhenti saat menyadari posisi wajah mereka yang sangat dekat dan bisa di bilang hampir berciuman.

"M-maaf" ucap Jeno melepas dekapannya dan Haechan hanya mengangguk kecil sebelum menundukkan kepalanya malu.

Dan akhirnya mereka lanjut berjalan dengan Haechan berjalan di depan Jeno.

- - -ooOoo- - -

Di ruang makan, Jeno dan Haechan duduk berhadapan dengan alat makan di depan mereka.

"Jen/Chan!"

Tak ada suara lagi setelah mereka memanggil nama satu sama lain secara bersamaan.

"Aku/Aku"

Lagi-lagi mereka membuka suara secara bersamaan membuat keduanya semakin canggung.

"Kau ngomong duluan" ucap Jeno.

"Enggak, kau saja yang duluan" ucap Haechan.

Mereka sama-sama menghela nafas berat "Jadi/Jadi" diam dan saling menatap menunggu salah satu di antara mereka memulai pembicaraan.

"Aku minta maaf dengan kejadian tiga hari lalu" ucap Jeno memulai pembicaraan di antara mereka. "Aku khilaf karena pikiranku sangat kacau saat itu" lanjut Jeno.

"Di tambah melihatmu bersama lelaki lain sedangkan statusmu masih istriku dan jujur aku cemburu akan itu.

Jeno, terdiam setelah mengungkapkan semua yang ada di pikirannya beberapa hari ini.

"Lalu bagaimana denganku?" tanya Haechan membuat Jeno menatapnya dalam.

"Bagaimana dengan ku yang melihatmu melakukan hubungan badan dengan kekasihmu di saat statusmu masih suamiku?" Lanjut Haechan.

Jeno, benar-benar tak bisa menjawab pertanyaan yang di lontarkan Haechan, dia sadar kalau dia egois karena tak mau melepaskan Renjun dan tak mau melihat Haechan bersama yang lain.

Jeno, bingung akan perasaannya pada Haechan yang mulai merasa cemburu saat melihat Haechan dekat dengan lelaki lain terutama Hyunjin.

"Dan asal kau tau, aku merelakan cinta pertamaku demi melindungi rahasia status kita dan itu karenamu" ucap Haechan lagi.

"Cinta pertama? siapa?" tanya Jeno.

"Sudahlah tak usah di bahas lagi, semua sudah terjadi dan sesuai perjanjian yang sudah kita buat, kita tak usah ikut campur urusan pribadi" ucap Haechan sebelum beranjak dari duduknya.

"Chan" panggil Jeno membuat Haechan berhenti dan menoleh ke belakang.

"Segera urus perceraian kita dan semua akan jelas" ucap Haechan langsung melenggang pergi menuju kamar meninggalkan Jeno.

"AARRGGG..!!!! Bukan ini yang ku mau Chan~aaa" teriak Jeno sambil mengacak rambutnya setelah kepergian Haechan.

23:30pm.

Cklek!

Jeno, membuka pintu kamarnya perlahan takut membangunkan Haechan.

Senyum Jeno mengembang saat melihat wajah damai Haechan saat tertidur dengan lelapnya.

"Kenapa aku baru menyadari jika kau seimut ini" gumam Jeno menatap wajah Haechan sambil menyingkirkan poni yang menutupi wajah imut istrinya.

"Chan~aaa... aku rasa aku mulai mencintaimu, aku tak tau kapan tepatnya tapi sungguh aku merasa sepi saat kau pergi, dan aku tak ingin berpisah denganmu, Cha-"

"Tidur Jen ini udah malam" ucap Haechan masih memejamkan matanya membuat wajah Jeno memerah sempurna karena malu ternyata Haechan belum benar-benar tidur.

Dan Haechan pun tersenyum dalam tidurnya saat mendengar ungkapan perasan Jeno yang tak sengaja terjadi.

                                               - - -ooOoo- - -

Rasanya gimana No..??? Wkwkwk aQ ikut malu 🤣🤣

"OUR SECRETS" {Nohyuck} END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang