" Marahan (3) "

8.3K 809 23
                                    

"Marahan (3) "













Jeno, terdiam menatap meja makan di mana ada beberapa potong sandwich dan gelas susu yang mungkin sudah dingin di tampah secarik kertas di atas meja.

Pagi Jeno~aaa... maaf aku hanya bisa membuat sandwich untuk sarapan, dan maaf aku berangkat ke sekolah terlebih dulu.

~Semoga harimu bagahia. Hc~



Jeno, melenggang pergi tanpa menyentuh sandwich buatan Haechan bahkan dia juga tak meminum susunya.

"Tak ada yang lebih bahagia saat aku bisa melihatmu tersemyum Chan~aaa" gumam Jeno sambil berjalan menyusuri gedung apartement menuju basement.

Dddrrtttt....

Ddrrrtttt.....

Baru saja Jeno masuk kedalam mobilnya, ponsel di sakunya sudah begetar dan menampilkan kontak Renjun yang sedang melakukan panggilan padanya.

"Hallo"

"Jen, jemput aku ya"

"Gak bisa"

"Beneran gak bisa? kau berangkat bersama istrimu?"

"Apa urusannya denganmu aku mau berangkat dengan siapa?"

"Baiklah, mungkin kau memang tak benar-benar mencinta istrimu"

"Shit! Akh ke sana" ucap Jeno langsung menutup telefonnya secara sepihak dan mulai menyalakan mesin mobil untuk segera menuju apartemen Renjun.

- - -ooOoo- - -

Dan di sekolah terlihat Haechan yang duduk di bangkunya dengan AirPod yang bertengger menutup lubang telinganya agar tak mendengar cemoohan dari murid lain yang masih menanggapnya pelakor.

Ya, Haechan sengaja berangkat sekolah lebih pagi untuk menghindari hujatan lebih banyak dari murid lain jika dirinya berangkat di jam normal di mana murid lain pasti juga sudah berada di sekolah.

Brak!

Haechan, mengangkat wajahnya saat seseorang menggebrak mejanya.

"Hai jalang" ucap murid itu sambil tersenyum.

Haechan, memilih kembali menunduk daripada harus meladeni siswa di hadapannya.

"Hei, jangan sok jual mahal aku kesini hanya ingin bertanya berapa harga permalammu?" ucap lelaki itu sambil mengangkat wajah Haechan agar menatap ke arahnya.

Haechan, menampik tangan lelaki itu dari dagunya dan tak menghiraukan ucapannya.

"Ck! aku akan membayarmu 1 juta won jika servismu bag-"

Bugh!

Sungguh Haechan tak perduli dengan perkelahian yang ada di kelasnya meski perkelahian itu dia lah penyebabnya.

Haechan, hanya bisa menangis setiap kali mengingat tatapan remeh dan jijik dari para murid lain..

"Chan~aaa" panggil Han yang baru sampai dan melihat perkelahian di kelasnya dan melihat Haechan menangis.

Tanpa sepatah kata Haechan langsung memeluk Han dan menangis sejadi-jadinya sedangkan Hyunjin masih memukuli lelaki yang tadi ingin tidur dengan Haechan.

"Han, apa kau percaya dengan berita itu?" tanya Haechan.

Han, terdiam mendengar pertanyaan Haechan yang membuatnya bingung.

"Tak apa Han jika kau percaya, aku hanya ingin mengatakan kalau aku tak pernah merebut Jeno di Renjun" ucap Haechan.

"Maaf, awalnya aku percaya dan aku kecewa denganmu, tapi Hyunjin menceritakan semuanya jadi ak-"

"Han, kau tau yang sebenarnya?"

Han, mengangguk karena menang Han tau semuanya karena Hyunjin memberi taunya, Hyunjin melakukan itu juga ada alasan dan tak ingin Han ikut-ikut salah paham karena Hyunjin tau Han adalah sahabat satu-satunya Haechan.

"Han, bisakah kau merahasiakan ini?"

Lagi dan lagi Han hanya bisa terdiam mendengar permintaan Haechan, bukan Han tak mau membatu Haechan tapi Han tak ingin Haechan terus di salakan yang bahkan Haechan gak lakukan.

"Tapi Chan"

"Han, aku mohon" ucap Haechan memohon.

"Baiklah dan jangan lupa cari aku dan Hyunjin jika kau menemui kesulitan" ucap Han membuat Haechan terharu dan langsung berhambur ke pelukan Han.

"Bolehkah aku ikut?"

Haechan, melepas pelukannya dan menoleh ke arah Hyunjin yang berdiri di samping Han dan Haechan dengan wajah penuh memar bahkan sudut bibirnya mengeluarkan darah.

"Sini aku obati" ucap Haechan sedikit menggeser tubuhnya agar Hyunjin bisa duduk.

"Ehheemmm!" Han berdehem saat melihat perhatian Haechan teralihkan pada Hyunjin.

"Daripada cuma diam mending kau ke kantin belikan Hyunjin minum" ucap Haechan.

"Hhmm... tadi nangis-nangis sekarang dah balik kurangajarmu ya" ucap Han yang tak di hiraukan oleh Haechan.

Han, beranjak dari duduknya dan melihat beberapa murid masih berdiri menatap ke arah mereka bertiga.

"Apa lihat-lihat? gulatnya udah selesai bubar sana" ucap Han mengusir beberapa murid yang kebetulan datang pagi dan melihat kejadian beberapa menit lalu di mana Hyunjin berkelahi dengan murid lain karena berani menggangu Haechan.

Lalu gimana Hyunjin dan Han tau kalau Haechan sudah ada di sekolah?

Jadi Haechan sengaja mengirim pesan pada Hyunjin agar Hyunjin tak menjemputnya karena Haechan sudah berada di sekolah, lalu Han? biasa Han yang gak pernah mengerjakan tugas rumah dan selalu mengandalkan Haechan mencoba menghubungi Haechan untuk meminjam tugas dan Haechan berkata bahwa dirinya sudah di sekolah jika Han ingin meminjam tugasnya.


                                              - - -ooOoo- - -

Bingung gak..??? aQ bingung wehhh 🤣🤣🤣

"OUR SECRETS" {Nohyuck} END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang