" Marahan (2) "

8.9K 851 38
                                    

" Marahan (2) "












Hyunjin, mengajak Haechan untuk membolos karena kejadian tadi pagi.

"Udah jangan di pikirin" ucap Hyunjin sambil menyodorkan sekaleng minuman soda pada Haechan.

"Gimana tak di pikir coba, mereka menyalahkanku tanpa tau kenyataan yang ada" ucap Haechan.

Hyunjin, menghela nafas panjang dan duduk di samping Haechan "manusia memang begitu, termasuk aku yang tak terima dengan kenyataan kalau kau istri orang dan aku tetap mencintaimu" ucap Hyunjin sambil menatap ke arah danau yang ada di hadapan mereka sekarang.

Ya, Hyunjin membawa Haechan ke sebuah danau yang masih terlihat alami dengan pepohonan dan bukit kecil di sekitarnya.

"Maaf" ucap Haechan.

"Untuk?"

"Maaf tak bisa membalas cintamu"

Ucapan Haechan membuat Hyunjin tersenyum dan menggeser tubuhnya lebih dekat dengan Haechan sebelum menyandarkan kepalanya pada bahu Haechan.

"Tak apa, asal kau bahagia dan masih mau menemui ku aku sudah bahagia" ucap Hyunjin membuat Haechan tersemyum.

"Tapi kau membuat Jeno cemburu bodoh"

"Apa perduliku kau kan juga kekasih ku"

"Ck! kekasih dengan cara di ancam"

"Yakk! Hwang Haechan"

Haechan, menoleh ke arah Hyunjin "sejak kapan margaku ganti Hwang?" tanya Haechan.

"Sejak hari ini, karena setelah ini margamu akan menjadi Hwang saat bersamaku" jawab Hyunjin.

Haechan, menggelengkan kepalanya pasrah "terserah kau saja" ucapnya, "tunggu dari mana kau tau aku  di bawa para fans Renjun?" lanjut Haechan.

Hyunjin, tak menjawab dan malah mengeluarkan ponselnya sebelum membuka sebuah chat yang ternyata dari Han yang memberi tau Hyunjin kalau Haechan sedang dalam masalah.

"Han tau? lalu kenapa bukan Han saja yang menghampiri aku?" tanya Haechan.

Hyunjin, mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban dari pertanyaan Haechan "sudahlah, yang penting kau tak sampai terluka" ucap Hyunjin sambil membaringkan tubuhnya di atas rerumputan dengan berbantalan paha Haechan.

"Tapi hatiku terluka jin" batin Haechan sambil menatap Hyunjin yang memejamkan mata di pangkuannya.

- - -ooOoo- - -

Plak!

Jeno, menyeret Renjun ke gudang sekolah dan langsung memberi tamparan cukup keras pada pipi kiri Renjun.

"Kenapa kau menamparku Hah!?" teriak Renjun.

"Pantaskah kau bertanya seperti itu setelah apa yang kau perbuat Hah?!" kesal Jeno.

Renjun, tersenyum remeh saat mendengar ucapan Jeno yang sepertinya sudah tau tentang postingan di twitter sekolah di mana seseorang nyatakan bahwa Haechan merebut Jeno dari Renjun.

"Kau sudah melihatnya ternyata" ucap Renjun.

"Kau!"

"Apa?"

"Hapus postingan itu atau aku akan-"

"Akan apa?!"

"Akan memberi tau mereka kalau kau sudah bersuami dan berselingkuh denganku, dan tentang Haechan hanyalah akal-akalanmu"

Mendengar ancaman bodoh Jeno membuat Renjun tertawa terbahak-bahak sampai memegangi perutnya.

"Aahahahaha... kau pikir mereka percaya? dasar bodoh, kita sudah berpacaran selama dua tahun sedangkan kau dan Haechan di kenal karena pertengkaran tak jelas kalian" ucap Renjun yang membuat Jeno terdiam seribu bahasa karena semua ucapa Renjun benar adanya.

"Kenapa diam hhmmm" tanya Renjun yang melihat Jeno terdiam.

Renjun, berjalan mendekati Jeno dan mengusap lembut rahang tegas Jeno "jangan berani meninggalkanku kalau kau mau sialan itu aman" ucap Renjun sebelum mempertemukan bibirnya dengan bibir Jeno.

"Kau yang sialan bukan dia" ucap Jeno sambil mendorong Renjun agar menjauh darinya.

"Yak! Lee Jeno" kesal Renjun karena Jeno menolak lumatan darinya yang biasanya Jeno selalu nafsu saat bermesraan dengannya, Jeno berlutut di hadapan Renjun dengan kepala menunduk "aku mohon jangan sakiti dia" ucap Jeno memohon agar Renjun tak lagi menyatiki Haechan.

"Aku sudah katakan padamu, kalau aku tak akan menyakitinya asal kau tak memutuskan hubungan kita" ucap Renjun membuat Jeno tak punya pilihan lagi untuk menuruti permintaan Renjun demi melindungi Haechan.

                                             - - -ooOoo- - -

Haechan dan Jeno seperti orang asing di apartemen mereka sendiri.

Ya, mereka sudah kembali ke apartement dan sekarang mereka saling diam. Haechan masih kecewa dengan Jeno soal kemarin dan di tambah masalah di sekolah tadi, sedangkan Jeno yang sadar akan kesalahannya membuatnya tak berani menyapa Haechan.

Dddrrrttt....

Ddrrrtttt.....

"Hallo"

.....

"Ummm aku akan ke sana sekarang"

Jeno, menurup panggilannya dan menyimpan ponselnya "uummm Chan~ aaa... aku...Uumm"

"Pergi saja, jangan buat kekasihmu itu menyebarkan berita tak jelas lagi" ucap Haechan yang paham apa yang akan di katakan Jeno.

Sedangkan Jeno hanya terdiam menatap Haechan yang beranjak dari kursinya dan membawa piring kotor untuk di cuci tanpa melihat ke arah Jeno sedikitpun.

"Maaf, aku menyakitimu lagi" batin Jeno dan dia mulai beranjak dari duduknya sebelum melenggang pergi meninggalkan ruang makan.

Dan tanpa Jeno tau Haechan meneteskan air matanya, menangis dalam diam.

00:30pm

Jeno, baru pulang dari tempat ia bertemu dengan Renjun beberapa jam lalu.

Cklek!

Jeno, membuka pintu kamarnya dan melihat Haechan meringkuk di atas ranjang.

"Maaf Hiks" ucap Jeno berjongkok di tepi ranjang sambil menatap wajah damai Haechan yang tertidur.

"Maaf, aku belum bisa membuatmu nyaman apa lagi bahagia maaf" ucap Jeno terus meminta maaf pada Haechan yang entah Haechan mendengarnya atau tidak.

Jeno, bangkit dari jongkoknya dan memberi kecupan pada dahi Haechan sebelum dirinya pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.


- - -ooOoo- - -

Percintaan yang rumit hhmmm 🙃🙃

"OUR SECRETS" {Nohyuck} END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang