" Rasa (2) "

11.5K 1.1K 36
                                    

" Rasa (2) "







Jeno, memalingkan wajahnya selama perjalan pulang sekolah meski Haechan sudah beberapa kali berusaha mengajaknya berbicara.

"Jeno~aaa" panggil Haechan.

Namun Jeno tak sedikit pun merespon panggilan Haechan dan lebih memilih melihat ke samping.

"Aihhh... jangan seperti anak kecil bisa gak" ucap Haechan yang mulai kesal.

Jeno, yang mendengar perkataan Haechan segera menoleh menatap ke arah Haechan.

"Apa kau bikang, anak kecil? aku seperti anak kecil?!" ucap Jeno sedikit emosi.

"Maaf, habisnya kamu ngambek gitu"

Jeno, kembali menatap ke depan dengan tangan di lipat di depan dada, "Suamin mana yang tak marah saat melihat istrinya berciuman dengan lelaki lain" ucap Jeno tanpa menoleh ke arah Haechan yang juga fokus pada jalan.

"Hilih! cium doang, lah kamu ena-ena sama Renjun" ucap Haechan.

Perkataan Haechan membuat Jeno terdiam mengingat Haechan yang menangis saat melihat dirinya sedang menyetubuhi Renjun.

"Kau cemburu?"

"Menurutmu? pakek nanya!" ucap Haechan nyolot.

Jeno, tersenyum mendengar ucapan Haechan yang cemburu. "Jadi?"

"Jadi apa?"

"Mau ngrasain juga gak?" ucap Jeno sambil menaik turunkan alisnya.

"Bukannya udah"

"Yang itukan pemerkosaan, maunya ena-ena" ucap Jeno tanpa rasa bersalah.

"Gak!"

"Yahhh~ kan kita udah nikah, mau ya"

"Emang orang nikah harus begituan?" ucap Haechan dengan nada sewot.

"Iyalah! apa lagi buat kau sebagai istri itu hukumnya wajib melayani suam-"

Brummm!!

"Kkyyyaaaa... Lee Haechan apa yang kau lakukan!" teriak Jeno saat Haechan menancap gas mobil dengan kekuatan penuh selayaknya pembalap.

Sedangkan Haechan hanya tersenyum melihat suaminya teriak-teriak saat dirinya mencoba menyalip pengendara lain.

Jadi, setelah kejadian di mana tangan Jeno terluka, Haechan mau pun Jeno sepakat untuk berdamai dan menjalani aktifitas layaknya suami istri saat di rumah dan menjadi diri mereka masing-masing saat di luar.

Mereka juga membatalkan perceraian bahkan menghapus perjanjian yang sudah mereka buat di awal menikah.

Jeno, sebagai suami juga berjanji akan jaga Haechan dengan caranya begitu pun dengan Haechan yang juga menjaga Jeno dengan caranya.

- - -ooOoo- - -

Brak!

"Yak! Lee Haechan"

Haechan, tak perduli dan langsung berjalan menuju lift setelah memarkirkan mobil di basement apartemen.

"Yahhh... malah ngambek tu uke" gumam Jeno keluar mobil dan menguncinya sebelum beranjak menyusul Haechan yang mungkin sudah sampai di apartement mereka.

Cklek!

Jeno, membuka kamar dan tak menemukan Haechan di dalamnya padahal Haechan tadi kan duluan

"Chan~aaa" panggil Jeno.

Tak ada jawaban dari yang di panggil membuat Jeno tambah bingung kemana perginya Haechan.

"Kemana sih?"

Jeno, kembali keluar kamar dan mulai mengitari apartementnya guna mencari Haechan yang menghilang secara tiba-tiba.

"Haechan~aaa.... HAEC-"

Plak!

Ucapan Jeno terhenti saat merasakan seseorang memukul kepala belangnya.

"Dari mana?" tanya Jeno.

"Boker"

Ya, Haechan pergi duluan meninggalkan Jeno di mobil bukan karena dia ngambek tapi karena sudah kebelet dan gak bisa di tahan lagi, mangkanya saat Jeno memanggilnya di gak perduli.

"Jorok" ucap Jeno.

"Biarin, daripada gak bisa berak trus usus buntu trus mati, emang kau mau jadi duda di usia 17 tahun" ucap Haechan sambil melenggang pergi meninggalkan Jeno yang terbengong.

"Ya gak maulah, ya kalik belum denger kau desah udah jadi duda" gumam Jeno sambil masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

                                              - - -ooOoo- - -

"JENO..!!!"

Teriak Haechan sambil meletakkan piring berisi makan malam untuknya dan Jeno di atas meja makan.

"Hhmmm"

"Yak! Lee Jeno kau matikan game mu dan makan atau aku bakar itu game"

"Aiihh... bentar lagi sayang"

"Hhmm... bentar lagi ya, ya udah lanjutin aja game mu dan jangan harap kau dapat apa yang kau mau tadi siang" ucap Haechan langsung duduk dan makan tanpa Jeno.

Sedangkan Jeno yang belum sadar dengan apa yang di ucapkan Haechan tetap melanjutkan gamenya sampai....

"Lee Haechan kau tadi bilang apa?" tanya Jeno sambil menoleh me arah meja makan.

"Makan" jawab Haechan dengan mulut penuh makanan.

"Aaiihh... bukan itu"

"Lalu apa?!" ucap Haechan nyolot.

Jeno, mematikan gamenya dan beranjak mendekati Haechan yang memilih menikmati makanannya daripada menanggapi Jeno yang tak jelas.

Cup.

Mata Haechan membelalak saat tiba-tiba Jeno mencium pipinya.

"Jangan di paksakan, aku tak mau melukaimu lagi, kita lakukan saat kau benar-benar sudah menerimaku" ucap Jeno sambil mengambil makanan yang sudah di siapkan Haechan dan akhirnya mereka makan dengan tenang dan pikiran mereka masing-masing.

- - -ooOoo- - -

Aannyyeenngg....

Aku balik nih.... Ada yang kangen gak..???

Maaf ya 3 hari tumbang jadi gak bisa ngapa"in... buka Hp cuma cek w.a doang tanpa ada niat bls karena pusing wkwkwkwk...

"OUR SECRETS" {Nohyuck} END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang