" Baikan (3) "

12.4K 1.2K 50
                                    

" Baikan (3) "









Pagi harinya Haechan berlagak tak terjadi apapun dan melakukan aktifitasnya seperti biasa yang ia lakukan saat libur sekolah.

Namun berbeda dengan Jeno yang seperti orang sinting setiap berpapasan dengan Haechan yang sebenarnya gak ngapa-ngain.

"H-hai Haechan" ucap Jeno yang baru turun dari lantai dua dan tak sengaja melihat Haechan yang sedang ngepel.

Haechan, hanya melirik Jeno sekilas saat Jeno melambaikan tangan dengan say hallo seperti bertemu orang di jalan.

"Uumm... Chan~aaa soal sem-"

"Cepat makan sana keburu dingin itu nasi goreng" ucap Haechan menghentikan ucapan Jeno yang ingin membahas peri hal ucapnya semalam.

"A-aAhh iya, aku sarapan dulu" ucap Jeno mulai berjalan menuju meja makan.

"Uumm.. ka-"

"Aku sudah makan"

Lagi-lagi Haechan memotong ucap Jeno yang ingin bertanya apakah dia sudah makan apa belum.

Jeno, mengangguk dan lanjut berjalan menuju dapur untuk makan sebelum Haechan membuang sarapannya ke tong sampah.

                                              - - -ooOoo- - -

Tak banyak yang bisa Haechan maupun Jeno lakukan di hari libur sekolah selain menonton tv.

Sebenernya lebih Haechan sih yang sering gakbut setiap libur sekolah, kalau Jeno udah pasti cabut sama Renjun, tapi berhubung Jeno dan Renjun sedang ada masalah, jadinya Jeno ikutan Haechan gabut nonton tv sambil nyemilin kuaci.

"Chan"

"Hhmmm"

"Kamu gak bosen apa?"

"Gak, udah biasa"

Jeno, noleh ke arah Haechan yang duduk di sebelahnya fokus pada tv sambil nyemil.

"Udah biasa?"

"Hhmmm"

"Jadi kalau libur kerjaanmu cuma kek gini?"

Haechan, mengangguk tanpa mengalihkan perhatiannya dari televisi yang sedang menayangkan kartun Crayon Sinchan.

Sedangkan Jeno langsung merosotnya tubuhnya malas saat mendapat jawaban yang tak ia sangka-sangka.

Haechan, yang sudah mirip singa betina saat bertengkar di sekolah dengannya, ternyata orang mager dan pecinta kartun anak umur 5tahun saat di rumah.

"YAK! Lee Jeno" teriak Haechan sambil menoleh ke arah Jeno yang tiba-tiba mematikan televisi.

"Apa?"

"Nyalain gak"

"Gak"

Haechan, terdiam sesaat dan meletakkan cemilannya ke atas meja lalu beranjak pergi.

"Mau kemana?"

"Tidur"

Jeno, melihat jam dinding yang baru menunjukkan pukul 11:45am.

Cklek!

Brakk!

Jeno, menutup kembali pintu kamar mereka saat Haechan baru membukannya.

"Kenapa sih!?"

"Baru juga bangun masa mau tidur lagi?"

"Terserah aku lah" ucap Haechan mendorong Jeno ke samping agar tak menghalanginya masuk ke kamar.

"Gak boleh" ucap Jeno kembali menghadang Haechan "ayo ikut aku" lanjut Jeno meraih tangan Haechan dan menariknya masuk kedalam kamar.

Jeno, menyuruh Haechan duduk di pinggir ranjang, sedangkan dirinya berjalan ke arah lemari dan mengambil baju ganti.

"Pakek ini kita jalan-jalan" ucap Jeno melempar baju Haechan.

"Gak mau, aku mau tidur" jawab Haechan.

"Aku mohon" ucap Jeno memelas "anggap saja ini sebagai permintaan maafku dan kencan pertama kita setelah menikah" lanjut Jeno.

Haechan, menatap ke arah Jeno yang berdiri di hadapannya "tak perlu, aku sudah memaafkanmu dan bukannya kita akan bercer-"

Ucapan Haechan terhenti karena Jeno mempertemukan bibir mereka secara tiba-tiba.

"Aku tak akan menceraikanmu, tapi jika kau tetap ingin bercerai dari ku aku tak akan menghalangimu, aku hanya ingin kau bahagia untuk saat ini" ucap Jeno setelah melepas ciuman mereka dan melenggang pergi.

Haechan, terdiam menatap kepergian Jeno sebelum akhirnya airmata tanpa permisi menetes keluar.



- - -ooOoo- - -

Aiihhhh kalian ini kalau saling cinta gak usah gengsi napa dahhhh....

"OUR SECRETS" {Nohyuck} END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang