Part 19

187 9 0
                                    

Selamat Membaca !!
-
-
-


"Zidan!"

Laki-laki itu menoleh ketika namanya dipanggil oleh perempuan yang sangat ia cintai. Bunda nya. Yunita.

"Iya bun" sahut Zidan

"Mau kemana?" Tanya Yunita. Melihat penampilan Zaidan yang sudah memakai jaket abu-abu Genk motornya. Terpampang jelas di jaket itu 'ZATRANS' lengkap dengan celana panjang hitamnya, membuat ketampanan cowok itu bertambah.

"Biasa main sama temen, Bun." Ucap Zidan.

Tadi Zidan melihat ponselnya, teman-temannya mengajak Zidan untuk berkumpul daripada dirumah terus, kan bosan! Alhasil Zidan menurutinya karena dirinya juga merasa bosan kalo harus dirumah terus, belajar dikamar, lalu main ponselnya. Ah itu sungguh membosankan. Meskipun Zidan adalah ketua geng motor, tapi ia memiliki otak yang cerdas, makanya ia selalu mendapat peringkat dikelas. Dan banyak perempuan yang mengincar dia, selain tampan ia juga pintar.

"Nanti malem ada tamu, kamu jangan pulang terlalu malem ya." Ucap Yunita.

Zidan mengerutkan dahinya. Tamu. Siapa mereka sampe-sampe dirinya juga harus ikutan. Biasanya juga ia main ketika ada acara pertemuan kedua orangtuanya.

"Siapa bun? Biasanya juga Zidan gak pernah ikutan acara bunda." Tanya Zidan

"Udah. Pokoknya nanti malem kamu harus udah pulang ya, siap-siap buat nerima tamunya Bunda sama Papah." Ucap Yunita

Zidan hanya berdehem sebagai jawaban. Ia berbalik badan lagi lalu membuka pintu. Segera pergi meninggalkan rumah untuk mendatangi teman-temannya yang sudah menunggunya di tempat biasa.

Sementara Yunita hanya melihat kepergian anaknya itu dengan menggelengkan kepalanya pelan.

"Anak bunda udah gede. Semoga kamu bisa nerima ini ya nak."

______

Salma sudah siap dengan pakaian muslim hitamnya, dibaluti dengan hijab yang senada, wajahnya ia poles tipis dengan bedak bayi. Salma tipe perempuan yang tidak dandan layaknya perempuan lain, ia tidak begitu pandai untuk melakukan hal seperti itu. Menurutnya wajah natural itu sudah cukup.

Ayahnya mengatakan padanya untuk bersiap-siap malam ini, karena mereka akan pergi ke acara makan malam di keluarga Bosnya Sandi--pemilik perusahaan sandi bekerja disana.

"Salma ayo. Kita berangkat!" Teriak sandi dari lantai bawah

"Iya Ayah, sebentar." Jawab Salma teriak juga, agar ayahnya mendengar.

Ia mengambil tas kecil dan memasukkan ponselnya ke dalam tas tersebut. Salma membuka pintu kamarnya, lalu berjalan menuruni tangga. Sandi sudah siap dengan pakaian kemeja putih dan memakai jasnya, serta celana hitam panjang.

Mereka keluar rumah lalu berjalan menghampiri motornya yang ada di garasi. Sandi sudah tidak mempunyai mobil, ia menjualnya untuk membiayai rumah sakit waktu itu, karena dirinya yang mempunyai penyakit jantung.

Memiliki motor sudah cukup bagi mereka. Karena hanya mereka berdua saja yang berada di rumah, tak perlu mempunyai mobil untuk mereka bepergian. Sederhana yang penting nyaman.

SALMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang