Selamat Membaca !!
-
-
-
"Pagi salma!" Adin tersenyum pada SalmaSalma membalas senyum itu sebentar. Ia kembali berjalan di koridor sekolah, melewati kelas-kelas lain untuk bisa sampai ke kelasnya.
Adin tetap mengikutinya dari samping, tidak ada pembicaraan selama mereka berjalan. Hal itu sontak membuat siswi-siswi yang ada di koridor menatap keduanya. Banyak yang berbisik-bisik ketika keduanya melewati mereka. Ada yang melihatnya aneh. Kenapa bisa Adin-- seorang Most wanted di sekolah ini berjalan berdampingan dengan perempuan. Mereka tau jika Adin selama menjadi siswa baru, ia tidak pernah dekat dengan perempuan. Apalagi perempuan itu Salma--Juara umum di sekolah ini.
"Stop!" Ucap Salma ketika ia sampai di depan kelas Adin--kelas 11 IPA 3. "Kamu gak usah ngikutin aku lagi. Liat tuh banyak yang liatin kita." Salma melihat siswi-siswi yang sedang menatapnya juga. Memang benar mereka semua menatap Salma dengan pandangan yang tidak suka.
"Biarin aja." Ucap Adin pada Salma. "Ayo gue anter lo sampe kelas." Lalu menarik tangan Salma. Namun, Perempuan itu langsung melepaskannya kembali. Banyak yang melihatnya, Salma tidak mau jadi bahan gosip di sekolahnya--karena dekat dengan Adin.
"Nggak! Aku bisa sendiri. Udah kamu masuk sana. Jangan bolos!" Ucap Salma, lalu ia berjalan meninggalkan Adin yang masih diam ditempatnya. Laki-laki itu tersenyum menatap punggung perempuan itu hingga ia berbelok dan memasuki kelasnya.
"Iya sal, gak akan." Gumam Adin sambil tersenyum.
"SENYUM-SENYUM SENDIRI LO. KAYAK ORANG GILA AJA!" Yoga datang dengan suara cempreng nya. Adin mendengus sebal, kenapa ia bisa berteman dengan laki-laki itu? Suaranya yang seperti perempuan yang sedang bergosip itu, membuat kepala Adin pusing mendengarnya.
"Biasalah Din. Dia emang kayak gitu dari dulu. Maklum lah." Ucap Irvan sambil menepuk pelan pundak Adin.
"Kenapa lo senyum-senyum kayak tadi? Masih pagi jangan gila." Ucap Yoga pada Adin
"Masalah buat Lo?" Tanya Adin datar
"Gak juga sih." Jawab Yoga menampilkan cengirannya
"Udah ah, masuk-masuk!" Ajak Irvan pada keduanya
"Tumben lo? Biasanya juga bolos." Tanya Yoga pada Irvan. Merasa aneh dengan sikap Temannya itu.
"Gak. Sekarang gue lagi rajin." Jawab Irvan. Laki-laki yang memilik wajah sipit dengan jam tangan yang terikat di tangan kirinya. Ia memasuki kelas, dibelakangnya diikuti oleh Adin dan Yoga. Membuat para siswi yang ada di dalam memandangnya kagum. Sudah biasa padahal hal itu terjadi setiap hari, tapi baru kali ini mereka memasuki kelas di waktu sepagi ini.
***
Waktu istirahat di kantin sekolah sudah ramai dengan siswa-siswi. Mereka sudah seperti orang yang kelaparan saja. Untung masih ada sisa satu meja di pojok kanan. Salma, Ghea, dan Wati berjalan menuju meja itu. Tapi sebelum mereka sampai, sudah terlebih dulu meja itu didatangi oleh satu siswi dari arah belakang mereka--menerobos mereka bertiga dan sengaja menyenggol bahu Wati yang ada di sebelah kanan. Perempuan itu duduk dengan tenang, rambutnya yang sepinggang itu digerai kemana-mana--sudah seperti kuntilanak saja.
"Apaan sih tu cewek, maen nerobos aja." Protes Wati "Pake nyenggol bahu gue segala lagi. Gak liat apa gue lagi jalan di depannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SALMA
Ficțiune adolescențiBagaimana perasaan kalian jika di jodohkan dengan kakak kelas? ______________ (FOLLOW DULU, SEBELUM BACA !!) Menikah di usia muda tidak pernah ada dalam kamus seorang perempuan bernama Salma Putri Prawira. Ia harus menerima perjodohan ini, karena p...