Part 41

243 4 0
                                    

Selamat Membaca !!
-
-


"Nak.." Panggil mama pada Adin.

"Pulang sekolah nanti langsung ke rumah ya, jangan kemana-mana dulu." Lanjutnya.

Adin hanya berdehem menanggapinya. Ia segera memasuki mobilnya kemudian meninggalkan pekarangan rumah mewah itu.

"Sudah seharusnya kamu mengetahui hal ini nak." Gumam mama sebelum masuk ke dalam rumah.

Sementara di dalam mobil, Adin hanya sendirian. Pandangan nya kosong, entah apa yang sedang di pikirkannya saat ini.

"Sampai kapan gue kayak gini terus!?" Pekiknya seraya memukul setir mobil. Ia mengacak rambutnya frustrasi.

Matanya memicing ketika melihat sebuah motor yang melewati mobilnya, dadanya terasa sesak namun ia tidak bisa bertindak.

Seorang perempuan berhijab sedang memeluk mesra pinggang lelaki yang sedang menyetir motor. Siapa lagi kalo bukan Salma dengan Zidan. Perempuan itu terlihat tertawa, membuat seseorang yang berada di dalam mobil tersenyum kecil.

"Salma, lo pantes bahagia sama Zidan. Gue rela ngorbanin perasaan gue, demi bisa liat lo bahagia lagi." Monolog nya seraya masih menatap kedua insan yang berada di atas motor.

Salma menuruni motor Zidan ketika sudah sampai di depan gerbang sekolahnya. Sedikit membenarkan kerudung nya yang terkena angin dengan melihat pantulannya di kaca spion.

"Udah cantik kok."

Salma menghentikan kegiatan nya, ia tersenyum malu menatap Zidan, cowok alis tebal itu sedang menatap dirinya.

"Aku masuk dulu ya, kak Zidan hati-hati di jalannya." Ucap Salma seraya menyalimi tangan Zidan.

"Bentar dulu!" Cegah Zidan ketika Salma akan melangkahkan kakinya.

Salma membalikkan tubuhnya lalu menatap tangannya yang masih di genggam oleh suaminya itu. Ia memejamkan matanya ketika benda kenyal nan hangat menempel pada keningnya. Debaran jantungnya semakin tidak terkontrol, seperti ada banyak kupu-kupu yang bertebangan di dalam perutnya.

"Biar afdhol." Ujar Zidan tersenyum kecil.

"Masuk sana!" Usirnya pada Salma seraya mendorong pelan bahunya.

Salma hanya terkekeh geli seraya melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah.

"Beruntung banget gue bisa nikah muda." Gumam Zidan seraya memakai helm, lalu ia menjalankan motornya.

Ya, memang hari ini kelas 12 masih libur. Pagi ini ia hanya mengantarkan Salma ke sekolah.

***

"Terimakasih nak Zidan, karena sudah membantu kami."

Zidan mengangguk pelan melihat kedua paruh baya di hadapannya. Kedua orang tua itu sangat bahagia, terlihat dari raut wajah keduanya, karena mereka sebentar lagi akan menemui sang buah hatinya yang selama ini belum mereka ketahui.

Drrt.. drrt..

Zidan berpamitan pada kedua orang tua itu untuk mengangkat teleponnya. Ia segera melangkahkan kakinya menuju teras rumah tersebut.

SALMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang