Part 23

180 6 0
                                    

Selamat Membaca!
-
-
-

Sebelum mulai membaca. Lebih baik lagi kalian menekan tombol vote ya. Gratis kok!


Oke. Silahkan..

******

Salma membaringkan tubuhnya di atas kasur. Ia menatap langit-langit kamarnya. Pikirannya berkelana memikirkan apa yang ayahnya tadi katakan. Ia bingung, bagaimana caranya untuk bisa membantu ayahnya melunasi hutang. Apa dirinya harus diam-diam bekerja setelah pulang sekolah? Otomatis waktu belajarnya pasti akan terganggu. Dan apa mungkin ayahnya tidak akan mengetahui hal ini? Tentu, jika Salma tidak memberitahu. Tapi, apa bisa itu terjadi.

Salma menghembuskan nafasnya kasar. Sabar dan ikhlas adalah hal utama untuk bisa menyelesaikan suatu masalah. Salma harus sabar menjalaninya, dan ikhlas dengan apa yang akan terjadi nantinya.

Pikirannya yang sedang kemana-mana, terbuyarkan dengan suara ponsel yang ada di atas nakas nya. Salma mengambil ponselnya lalu membuka aplikasi berwarna hijau itu.

AdinPratama
Nanti malem jalan yuk!

SalmaPutri
Kemana?

AdinPratama
Ke hatimu aja gimana?

Salma mendelik sebal, terasa mual jika Adin mulai menggombal, salma tidak mudah baper, seperti perempuan-perempuan yang lainnya. Ia malah kesal dan jengkel pada Adin, apa bisa sehari saja Adin tidak menganggu waktunya? Dan tidak menggombalnya lagi seperti ini? Huh Salma bosan dengan tingkah laki-laki itu.

AdinPratama
Kenapa gak di bales? Salting ya?

SalmaPutri
Enggak.

Sementara disana, Adin tersenyum-senyum geli melihat chattingan mereka berdua. Tak tau kah sekarang Adin yang malah salting karena Salma?

AdinPratama
Jadi, mau gak?

SalmaPutri
Kemana dulu tapi?

AdinPratama
Nanti juga lo bakalan tau

Salma menghela napas panjang. Sungguh kebiasaan dari Adin memang tidak pernah hilang, selalu saja membuatnya kesal setengah mati. Untung Adin laki-laki, kalo tidak. Mungkin Salma sudah menjambak rambut Adin. But No! Salma bukan perempuan yang seperti itu, ia tau batasan ketika sedang kesal.

SalmaPutri
Iya.
Jam brp?

AdinPratama
Nanti gue jemput jam 7.

Salma tidak membalas pesannya. Ia meletakkan kembali ponsel itu ke atas nakas. Lalu melihat jam yang menempel di dindingnya, menunjukkan pukul 17:50. Lantas ia segera pergi kamar mandi mengambil air wudhu dan persiapan untuk melaksanakan sholat Maghrib.

Selesai bersembahyang, Salma menengadahkan kepalanya sambil berdo'a.

'Ya Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Aku berlindung kepadamu, dan memohon pertolongan kepadamu ya Allah. Permudahkan lah hamba mu ini untuk bisa menyelesaikan suatu masalah yang menimpa keluargaku. Maafkanlah segala dosa-dosa ku selama ini, serta dosa-dosa kedua orangtua ku. Semoga Ayah selalu diberikan kesehatan dan semoga Ibu tenang di alam sana, ditempatkan disisi mu ya Allah. Aamiin..'

SALMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang