Part 10

441 8 0
                                    

Selamat Membaca !!
-
-
-

Alarm di ponselnya yang berada di atas nakas sudah berbunyi dari jam 5 pagi tadi, tetapi laki-laki itu mematikannya lalu kembali lagi memejamkan matanya dan membaringkan tubuhnya di atas kasur.

Tring tingting !!

Alarm itu berbunyi kembali, ia membuka matanya perlahan dan melihat jam pada ponselnya

'06:00'

Dengan malasnya ia mengambil handuk yang ada di gantungan belakang pintu.
Lalu berjalan ke arah kamar mandi dan mulai ia mulai mandi dengan air hangat.

Setelah siap dengan pakaian seragamnya, ia mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.

Tok tok tok !!

Suara ketukan pintu membuatnya berhenti dengan kegiatannya itu.

"Bangun den, sudah siang."

"Iya Bi, Adin udah siap nih." Jawab Adin, lalu ia mengambil jam yang ada di atas nakas serta ponsel dan tasnya yang ia sampirkan di bahu kanan, dan ia segera berjalan menuju pintu.

"Ayo den turun, sarapan dulu." Ucap bi Inah setelah adin membukakan pintu kamarnya

Adin hanya mengangguk dan segera turun menuju meja makan.

Bi Inah adalah pembantu dirumah ini, ia sudah lama bekerja disini sebelum Adin lahir. Semenjak  Adin dan keluarganya di luar negeri, Bi Inah kesepian, tetapi ia tetap menjaga rumah ini dari pagi sampai sore saja. Karena rumahnya tidak jauh dari rumah Adin. Meskipun Bi Inah sudah cukup umur tapi ia tetap setia menjaga Adin seperti cucu nya sendiri. Adin juga lebih dekat dengan Bi Inah daripada kedua orangtua nya, yang hanya memikirkan pekerjaan saja.

"Papah sama Mamah Adin, kapan pulangnya?" Tanya Bi Inah yang sedang mencuci piring.

"Gak tau bi. Mereka udah gak peduli lagi sama anaknya." Jawab Adin santai

"Eh gak boleh ngomong gitu, mereka pasti sayang sama den Adin." Ucap bi inah lembut.

"Yang ada di pikiran mereka hanya pekerjaan aja bi, gak pernah sekali pun anaknya sendiri dipikirin." Kata Adin sambil berjalan mendekati bi Inah.
"Mungkin mereka udah gak nganggep Adin lagi di hidupnya."

"Den, gak ada orang tua yang gak sayang sama anaknya sendiri, bibi yakin pasti mereka sedang merindukan anaknya."

"Udahlah bi, gak usah dibahas lagi. Adin berangkat sekolah dulu, udah telat nih." Ucap adin sambil melihat jam yang ada di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 06:45

Bi Inah menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
"Hati-hati den, belajar yang rajin."

Adin berjalan ke garasi, mengambil mobilnya dan segera meninggalkan rumahnya untuk pergi menuju sekolah.

********

Salma mencium punggung tangan ayahnya, dan Sandi mengusap pelan kepala anaknya yang tertutup hijab.
"Belajar yang bener ya, sayang."

Salma tersenyum dan mengangguk.
"Iya ayah, siapp."

Sandi memutar balikkan motornya, dan segera meninggalkan sekolah salma.

SALMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang