Selamat Membaca!
-
-
-
"ekhem!"salma sangat mengenali suara itu. dan benar saja laki-laki bertubuh tinggi dengan baju seragam nya yang sedikit keluar itu tiba-tiba duduk di sebelah salma.
"lagi bahas apaan sih? seru banget kayaknya?" tangan kekar itu merangkul pundak salma dari samping. salma yang di perlakukan seperti itu merasa tidak enak karena di lihat orang-orang, untung saja suasana kantin sudah mulai sepi.
"kak zidan ih berat. malu tau diliatin banyak orang." salma berusaha menurunkan tangan kekar itu tetapi zidan malah semakin mengeratkan rangkulannya.
"gapapa dong, biar semua orang tau kalo aku udah punya istri." zidan menaikkan alisnya.
salma pasrah, susah jika berbicara dengan suaminya.
"ekhem! wat, kelas yuk? jadi nyamuk ga enak banget sumpah." ujar ghea.
"sama. yaudah kita ke kelas aja."
mereka berdua lantas berdiri.
"eh kalian mau kemana?" tanya salma.
"kelas. bentar lagi mau bel." jawab ghea.
"ikut!" salma hendak berdiri namun zidan menahannya. "kak zidan awas, aku mau ke kelas."
"loh masa aku dateng kamu malah pergi? nanti aja ke kelasnya sama aku."
"kalian duluan aja, nanti salma nyusul." perintah zidan pada keduanya.
mereka mengangguk.
"yaudah kita duluan ya, bayy!"
"jangan lama-lama sal, nanti takutnya timbul fitnah." ucap wati sebelum ia pergi.
salma terkekeh mendengar ucapan temannya itu.
kini hanya ada mereka berdua di meja sana. dan hanya ada beberapa orang yang masih berlalu lalang sebelum bel masuk berbunyi.
"tadi kayaknya ada laila ke sini? mau ngapain dia?" tanya zidan, kini posisi nya tidak seperti tadi lagi.
duduk seperti biasa dengan zidan yang agak menyamping agar bisa menatap wajah istri kecil nya itu.
rupanya zidan mengetahui kejadian tadi, hanya saja ia tidak langsung menghampiri mereka. ia hanya melihat dari kejauhan dan waspada jika laila akan berulah lagi pada salma.
"kak laila tadi minta maaf sama aku, dia janji katanya gak akan gangguin aku lagi. dan gak akan ngejar-ngejar kak zidan lagi."
"baguslah! hidup gue jadi tenang kalo gitu." seru zidan seraya menghadap ke depan.
salma tersenyum di samping laki-laki itu, sambil terus memandangi wajah suaminya, rahang yang tegas serta hidung nya yang mancung, beruntung sekali ia mempunyai suami seperti zidan.
jika kata laila zidan beruntung mendapatkan nya, maka menurut salma itu sebaliknya, ia yang beruntung karena mendapatkan zidan.
zidan merasa ada yang memperhatikan nya, ia melihat ke samping kanan, benar saja istrinya itu sedang senyum-senyum sendiri sambil memandangi wajahnya.
"ganteng banget ya suami nya?"
salma tersadar dari lamunan nya, ia memalingkan wajahnya malu.
"sampe gitu banget ngeliatinnya.." kekeh zidan.
"apaan sih? siapa juga yang ngeliatin kak zidan." elak salma, padahal hati nya sudah berdebar karena kepergok oleh suaminya.
"kamu gak bisa bo'ong sama aku, keliatan banget." zidan merubah posisi duduknya menyamping ke arah salma.
salma berusaha menampilkan wajah biasanya, agar tidak ketahuan. tetap saja ia tidak bisa tidak tersenyum jika berada dekat dengan suami nya itu.
"kak zidan ih nyebelin bangett!" salma tersipu malu karena terus di tatap oleh zidan.
sementara zidan malah tertawa, dan sialnya suara tawa itu sangat candu bagi salma.
laki-laki itu menangkup kedua pipi istri nya. "gemess banget siih..". lalu dengan gerakan cepat ia mengambil kesempatan itu.
"iih!" salma menepuk tangan kekar itu, ia melotot kaget atas perlakuan zidan, bisa-bisa nya suami nya itu mencuri kesempatan dengan mencium pipi nya. untung saja kantin sudah sepi.
zidan semakin tertawa melihat istri kecil nya itu malu-malu.
dari arah pintu kantin, seorang perempuan melihat semua kejadian itu. ia tersenyum kecil.
"bahagia terus kalian. maaf gue pernah ngerusak hubungan kalian." laila ikut senang melihat keduanya bahagia.
setelah mengatakan itu, ia lalu pergi dari kantin.
"kak zidan udah makan?"
zidan menggeleng.
"salma pesenin ya? mau bakso atau mie ayam?"
zidan terlihat berpikir, "hm.. mau kamu aja deh." kekehnya.
"ih serius!" kesal salma, tapi dalam hati nya ia berusaha menahan senyum.
"gak perlu. aku mau makan masakan kamu aja nanti di rumah."
"lagian sekarang udah mau masuk juga.." lanjutnya seraya berdiri dari duduknya.
"tapi emangnya kak zidan gak laper?" salma ikut berdiri, ia berjalan di samping suami nya.
"ngga, makan pipi kamu aja sini, nanti juga kenyang." kekeh zidan seraya merangkul istri nya, tangan kekar nya itu mencubit pipi salma. terlihat gemas sekali.
"ih sakit tau!" salma mencebikan bibir nya.
"gemes aku nya, jadi nya pengen nyubit terus.." zidan malah terus mencubit-cubit pipi salma. sepertinya ini menjadi kebiasaan nya pada istri kecil nya itu.
"cubit aja teroos.." ucap salma kesal.
••••••••
see you next part!
don't forget to vote and koment!

KAMU SEDANG MEMBACA
SALMA
Genç KurguBagaimana perasaan kalian jika di jodohkan dengan kakak kelas? ______________ (FOLLOW DULU, SEBELUM BACA !!) Menikah di usia muda tidak pernah ada dalam kamus seorang perempuan bernama Salma Putri Prawira. Ia harus menerima perjodohan ini, karena p...