Selamat membaca!
-"Kak Zidan!" Salma mengetuk pintu kamar mandi.
"Apa?" Sahut Zidan yang masih di dalam sana.
"Kak Zidan belum ada baju nya kan?" Tanya Salma.
Zidan terdiam, ia baru teringat belum mengambil semua baju di rumahnya. Lalu ia akan memakai baju apa sekarang?
"Ayah minjemin baju buat kakak, udah di siapin juga di kasur. Kak Zidan pake ya?"
Zidan membulatkan matanya. 'What? Baju Ayah?'
"Yaudah kak, aku tunggu di bawah. Cepetan mandinya jangan lama-lama!"
"Iya." Sahutnya.
Salma segera keluar dari kamarnya, ia menunggu di ruang makan, sambil menunggu Zidan ia akan mempersiapkan makanannya untuk makan malam nanti.
Zidan bergegas menyelesaikan ritual mandinya. Ia segera memakai handuk dan melilitkan nya dipinggang. Kemudian membuka pintu kamar mandi, rambut yang basah seperti ini membuat ketampanannya semakin bertambah.
"Anjir!" Ia mengumpat. Ketika matanya menangkap sepasang baju di atas kasur sana.
"Beneran nih gue pake baju kayak gini?" Zidan memperlihatkan bajunya dengan mengangkatnya didepan wajah.
Sebuah baju kaos partai lengan pendek khas bapak-ngable banget. Serta celana kolor berwarna hitam.
Ia segera memakainya, dan berjalan ke arah cermin besar. Zidan mendesah pelan. Seorang ketua geng motor harus memakainya baju partai ala bapak-bapak? Bagaimana kalau ketiga temannya melihatnya, pasti mereka akan menertawakan.
Salma menahan tawanya ketika Zidan berjalan menuruni tangga, lelaki itu terlihat sangat lucu, yang biasanya Zidan memakai pakaian serba hitam, tetapi kali ini ia harus memakai baju partai yang berwarna cerah.
Zidan memasang wajah datarnya, sudah dipastikan Salma akan menertawainya saat ini. Ia tak peduli, dan kakinya melangkah duduk di kursi disamping istri nya.
"Kak Zidan lucu deh pake baju itu." Ucap Salma menahan senyumnya.
Zidan mendelik tajam ke arahnya, jika saja ia tadi ke rumahnya terlebih dulu mungkin hal ini tidak akan terjadi. "Berisik lo!" Hardiknya.
"Eh gak boleh ngomong gitu." Sandi datang dari arah kamarnya, ia mendudukkan dirinya di kursi paling ujung.
"Maaf Yah"
Salma memeletkan lidahnya ke arah Zidan tanpa sepengetahuan ayahnya. Ia mengejek karena Sandi yang membelanya.
'Awas lo Salma, liat aja lo nanti.' Zidan tersenyum miring.
***
Salma mendudukan dirinya di sofa ruang tv, setelah makan malam tadi ia memutuskan untuk menyalakan televisi dengan menonton sinetron yang ada di salah satu siaran.
"Bosen banget!" Salma menghembuskan napas nya pelan.
"Kenapa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
SALMA
Fiksi RemajaBagaimana perasaan kalian jika di jodohkan dengan kakak kelas? ______________ (FOLLOW DULU, SEBELUM BACA !!) Menikah di usia muda tidak pernah ada dalam kamus seorang perempuan bernama Salma Putri Prawira. Ia harus menerima perjodohan ini, karena p...