Bagaimana perasaan kalian jika di jodohkan dengan kakak kelas?
______________
(FOLLOW DULU, SEBELUM BACA !!)
Menikah di usia muda tidak pernah ada dalam kamus seorang perempuan bernama Salma Putri Prawira. Ia harus menerima perjodohan ini, karena p...
Adin jengah melihat kedua temannya yang sedang bermain Play Station. Ya, cowok itu sedang berada di rumah Yoga. Untuk sementara ia akan menginap disini, dengan alasan bosan dirumah.
Dan bagaimana reaksi Yoga? Pastinya dengan senang hati ia menerima Adin disini. Orangtua nya pun memberikan izin padanya. Dan setelah tau itu, Yoga menghubungi Irvan untuk berkumpul di rumahnya dan akhirnya mereka bermain PS--ya meskipun hanya mereka berdua.
Adin duduk di kursi ruang tv. Memandang sekitarnya. Rumahnya sederhana tapi nyaman, karena disini ada kedua orangtuanya Yoga. Adin begitu iri sama teman-temannya, orang tua mereka begitu dekat dengan anaknya. Berbeda dengannya yang mempunyai rumah mewah nan besar, tetapi hanya dihuni dua orang saja.
Adin selalu ditinggalkan oleh mama dan papanya yang selalu sibuk mengurus pekerjaan mereka. Sampai-sampai anaknya sendiri dilupakan. Bahkan yang lebih menyakitkannya lagi, ketika ia tahu kalau Adin bukan anak kandung mereka.
Yoga mengikut tangan Irvan, ia melirik-lirik ke arah Adin. Mengisyaratkan bahwa 'kenapa tuh Adin?'.
Seakan mengerti, Irvan menaruh PS nya di karpet. Ia beranjak duduk di sofa di samping Adin diikuti oleh yoga di samping kanannya.
"Din, lo kenapa dah diem mulu?" Tanya Yoga mencairkan suasana.
"Main PS yok! Lawan sama gue. Gue udah menang nih dari Yoga." Irvan menaik turunkan alisnya.
Adin menggeleng, "Gak. Kalian aja berdua yang main."
"Jangan gitu lah, masa kita udah kumpul-kumpul gini, lo gak ikut main. Kapan lagi coba?" Tanya Yoga.
Cowok dengan alis tebal itu hanya diam saja, seperti tak ada gairah di hidupnya. Seakan dunia nya mati, saat mengetahui orang yang paling dekat dengannya akan pergi seketika.