Hai readers!
I'm back!
Don't forget to vote, comment, and share ya!
Happy reading!
Thank you!
***
Di aula yang sangat besar di dalam VH Hotel tersebut, Veila Hernadez berdiri di atas panggung, di hadapan para pemegang saham sekaligus para pegawai hotel. Di barisan orang penting, juga ada Alexander Hernadez yang merupakan pendiri hotel dan sang istri yang sebelumnya memiliki semua saham yang sekarang dialihkan ke Veila. Tak lupa ada Cedric yang secara khusus mengambil cuti pagi ini untuk melihat Veila lalu mengantar Veila ke mansion mereka nanti.
Tidak ada senyum di wajah tegas Veila. "Selamat pagi semuanya. Hari ini, saya, Veila Hernadez, resmi cuti dari jabatan CEO selama beberapa waktu karena saya akan segera melahirkan," ucapnya beribawa.
Di barisan pertama di bawah panggung, Carra mengusap gelang pemberian ayahnya saat mata Veila tertuju kepadanya. Itu tandanya, sudah hampir waktunya bagi Carra untuk naik ke atas panggung dan resmi menjadi CEO sementara.
"Selama saya cuti, manajer umum VH Hotel, Carra Morris, akan mengisi jabatan saya dan merangkap sebagai manajer umum."
Jantung Carra semakin berdegup kencang saat tiba-tiba atasannya tersenyum kepadanya. Sebentar, sejak kapan atasannya tersenyum di tengah-tengah pertemuan formal seperti ini?
"Saya persilakan untuk naik ke atas panggung, CEO sekaligus manajer umum VH Hotel, Ms. Carra Morris!"
Suara tepuk tangan memenuhi aula tersebut. Carra menarik napas panjang dan menghembuskannya sebelum bangkit berdiri. Ia berbalik dan membungkukkan tubuh sejenak.
Setelah itu, Carra memutar tubuhnya menghadap panggung lantas melangkahkan kakinya yang terbalut stiletto dua belas sentimeter ke atas panggung, di sebelah Veila Hernadez.
Veila menyunggingkan sebuah senyum penuh arti kepada Carra yang membuat jantung Carra semakin berdetak kencang. Kemudian Veila kembali menghadap ke para hadirin sambil mendekatkan bibirnya ke microphone. "Sesekali, seseorang pasti mengalami kebingungan, termasuk Ms. Morris yang mungkin akan mengalami hal tersebut. Karena saya ingin fokus kepada bayi saya, maka saya meminta seseorang untuk membantu Ms. Morris."
Carra spontan menatap Veila dengan bingung. Veila hanya menanggapi dengan mengedipkan kedua matanya sekali.
Detik berikutnya, pintu besar di sisi kiri terbuka yang langsung mengundang perhatian semua orang, termasuk Carra. Seorang pria yang mirip dengan Veila melangkah masuk dengan percaya diri.
Mata Carra melebar. Bahkan bibirnya tidak mengatup lagi. Lagi-lagi ia tidak bisa mengalihkan tatapan dari pria bermata biru itu, Allard Levi Hernadez.
"Mr. Allard Hernadez akan membantu Ms. Morris!" Sambil tersenyum miring, Veila menatap geli kakaknya yang tidak mengalihkan tatapan dari atas panggung, atau lebih tepatnya dari Carra. "Silakan naik ke atas panggung konsultan VH Hotel, Mr. Allard Hernadez!"
Allard memutar tubuhnya supaya sepenuhnya menghadap panggung. Tanpa memutus tatapannya dengan Carra, ia naik ke atas panggung lalu memosisikan diri di sebelah Carra. Tanpa ia ketahui, posisinya sukses membuat Carra spontan menahan napas selama beberapa saat.
Veila menghampiri Allard lantas menyapukan kedua pipinya dengan milik kakaknya yang menunduk itu sehingga tatapan Allard dan Carra terputus.
Carra meneguk ludahnya. Seraya berusaha menenangkan detak jantungnya yang menggila, Carra melangkah mendekati micrphone untuk melontarkan beberapa kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Workaholic (Republish)
RomanceREPUBLISH 1 #billionaire 1 #work 1 #fakelove 1 #barat 1 #end Carra Morris adalah wanita biasa yang menjabat sebagai manajer umum VH Hotel. Sedangkan Allard Levi Hernadez seorang CEO & owner Hernadez Group, anak keluarga Hernadez, sekaligus the mos...