Hai readers!
I'm back!
Don't forget to vote, comment, and share ya!
Happy reading!
Thank you!
***
Pintu ruangan Carra terbuka. Allard masuk ke ruangan Carra sembari menenteng jasnya di lengan. Ia menghela napas pelan melihat Carra yang meliriknya sekilas sebelum kembali sibuk dengan Macbook-nya di atas sofa.
Semakin mengenal Carra beberapa waktu ini membuat Allard menyadari satu kebiasaan Carra. Carra akan pindah bekerja di sofa setelah sekian jam duduk di kursi kerjanya.
Sembari melangkah, Allard melirik jam tangannya. "Ini sudah hampir jam sembilan malam. Kau lembur di kantor lagi?"
Tanpa mengalihkan tatapannya dari Macbook, Carra mengangguk. "Ada masalah di VH Hotel Chicago, Sir."
Allard mendudukkan dirinya di sebelah Carra. "Menurut pekerjaan kita, bukankah aku yang seharusnya lebih banyak lembur?"
"Saya sedang menggantikan Ms. Hernadez yang merupakan pemimpin utama seluruh cabang VH Hotel, Sir." Carra menoleh, menatap Allard dengan tatapan tegasnya. "Dan Anda juga sudah lembur sebelum datang kemari, Mr. Hernadez."
Allard Levi Hernadez adalah CEO dan pemilik Hernadez Group, perusahaan yang memiliki berbagai perusahaan dalam banyak bidang. Sedangkan Veila Hernadez merupakan CEO dan pemilik seluruh VH Hotel yang sudah tersebar di berbagai penjuru dunia. Namun Veila memiliki saham di Hernadez Group juga, dan sebaliknya Allard juga memiliki saham di VH Hotel. Karena itu pekerjaan keduanya tidak bisa dianggap enteng, apalagi bagi Carra yang baru mengemban tugas sebagai CEO.
Allard tersenyum tipis. "Kau benar." Ia meletakkan jasnya. "Jadi apa ada yang ingin kau tanyakan? Ada yang bisa aku bantu?"
"Tidak, Sir." Mata cokelat Carra mengamati seluruh wajah Allard. "Anda pulang saja, Anda terlihat lelah."
Senyum Allard melebar. Wajahnya yang terlihat lelah berubah berseri. "Kau perhatian kepadaku?"
Sontak wajah Carra memerah. Ia segera mengalihkan tatapannya, kembali fokus ke pekerjaannya. "Kalau bukan aku, terus siapa? Hanya ada kita di ruangan ini," jawabnya dengan bergumam tidak jelas namun masih bisa ditangkap Allard sehingga semakin melebarkan senyum pria itu.
Sedetik kemudian, Allard menyandarkan kepalanya di bahu Carra lantas memejamkan matanya. "Biarkan seperti ini sebentar saja," bisiknya sambil bergerak mencari posisi yang nyaman di bahu ramping Carra.
Sekujur tubuh Carra menegang. Jantungnya berdegup kencang. Dari ujung matanya, ia melirik Allard yang sudah memejamkan mata. Pria itu terlihat nyaman sehingga Carra tidak tega untuk bergerak maupun menimbulkan suara ketikan.
Tangan kanan Carra mulai mengusap dua gelangnya. Ia semakin menoleh, membiarkan mata cokelatnya mengamati wajah Allard secara langsung dan terang-terangan.
Tidak heran Allard menjadi bujangan paling diincar. Allard memiliki wajah tampan yang tidak terlalu dingin, wajah pria itu memancarkan ketenangan yang membuat dada Carra menghangat dan menahan Carra agar tidak mengalihkan tatapan.
Tuhan, apa boleh aku menginginkan pria ini? Apa aku boleh segera mengatakan 'iya' kepadanya?
Tanpa sadar, tangan kiri Carra mulai terulur ke wajah Allard. Namun bertepatan dengan ujung jarinya menyentuh rahang Allard, kelopak mata pria itu terbuka, menampilkan mata birunya yang menatap langsung ke manik mata Carra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Workaholic (Republish)
Roman d'amourREPUBLISH 1 #billionaire 1 #work 1 #fakelove 1 #barat 1 #end Carra Morris adalah wanita biasa yang menjabat sebagai manajer umum VH Hotel. Sedangkan Allard Levi Hernadez seorang CEO & owner Hernadez Group, anak keluarga Hernadez, sekaligus the mos...