Workaholic |9| |Finally Face to Face|

17.9K 1.5K 39
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Ting!

Lift untuk staf dan pekerja VH Hotel tersebut terbuka, menampilkan Allard yang langsung mengulas sebuah senyum tulus begitu menyadari ia telah sampai di mana ruangan Carra berada.

Tanpa menunggu lagi, Allard melangkah dari lift menuju ruangan Carra. Berkat jabatan Carra dan bekal informasi dari Veila, tidak sulit bagi Allard untuk menemukan di mana ruangan Carra berada. Allard tidak mendapati siapapun di meja sekretaris di luar ruangan Carra.

Allard sedikit mengernyit. "Apakah dia sudah pulang? Atau dia memperbolehkan sekretarisnya pulang lebih dulu?" gumamnya sangat pelan sehingga hanya Allard sendiri yang bisa mendengarnya. Biasanya sekretaris akan pulang setelah atasannya pulang atau minimal diizinkan atau disuruh oleh atasan mereka.

"Seharusnya Carra masih di sini." Tentu, Allard mengucapkan tebakannya bukan tanpa adanya alasan yang mendasari. Alasannya adalah yang pertama Carra merupakan seorang workaholic seperti Allard sendiri jadi Allard tahu kurang lebih Carra akan pulang jam berapa terlebih di saat hari pertama bekerja seperti ini yang membutuhkan adaptasi tinggi. Kedua, Veila telah mengonfirmasi tebakan Allard tersebut yang ternyata tidak meleset.

Akhirnya Allard memutuskan melanjutkan langkahnya ke ruangan Carra. Tepat saat Allard berada di depan pintu ruangan Carra, benda berwarna hitam itu terbuka. Dua wanita yang muncul dari sana langsung membungkuk hormat. Allard mengenali salah satunya sebagai Amanda Brown, sekretaris Veila.

"Mr. Hernadez," sapa Amanda dan satu wanita lain yang memiliki potongan rambut bob.

Dengan tangannya yang membawa kantung berisi makanan, Allard menunjuk ruangan Carra sekilas. "Selama Veila cuti, kau menjadi sekretaris Carra?" tanyanya, tertuju pada Amanda.

Amanda mengangguk. "Benar, Sir. Saya membantu Rosa." Ia menunjuk wanita di sebelahnya. "Ini Rosa Garcia, sekretaris Ms. Morris yang sebenarnya."

Allard mengangguk pelan lalu beralih menatap Rosa yang sibuk memandang kantung kertas yang dibawa Allard. "Allard Hernadez. Carra ada di dalam?" tanya Allard sembari tersenyum tipis.

Rosa berdeham pelan sambil mengalihkan tatapannya. "Benar, Sir. Ms. Morris ada di dalam."

"Baiklah. Saya masuk dulu." Pandangan Allard bergerak ke pintu ruangan Carra. Sembari melebarkan senyuman, kakinya melangkah.

Kedua sekretaris Carra membungkuk hormat. Mereka melangkah menjauh, lalu Rosa merapatkan diri pada Amanda sambil menutup mulutnya. "Mr. Hernadez membawakan Ms. Morris makanan!" pekiknya tertahan.

Amanda sedikit berbalik, memastikan Allard yang sedang membuka ruangan Carra tidak mendengar ia dan Rosa sedang bergosip. Lalu Amanda kembali menatap Rosa. "Aku akan melapor ke Ms. Hernadez." Ini dia. Salah satu misi Amanda dari Veila begitu menjadi sekretaris Carra adalah melaporkan hubungan Allard dan Carra.

Di dalam ruangan Carra, Carra berdecak keras ketika mendengar pintunya terbuka tanpa diketuk terlebih dahulu. Carra mengangkat wajahnya dari Macbook-nya. "Apa kau lupa caranya mengetuk—"

Carra otomatis menutup mulutnya begitu ia mendapati seorang pria jangkung sedang menutup pintu ruangannya. Allard Hernadez. Jantung Carra berdetak kencang. Ia terpaku, tidak bisa mengalihkan tatapannya yang bertemu dengan mata biru Allard yang membuat Carra seakan terhanyut di sana. Di dalam hati, ia langsung merutuki dirinya sendiri.

Workaholic (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang