Hai readers!
I'm back!
Don't forget to vote, comment, and share ya!
Happy reading!
Thank you!
***
Seketika Allard berusaha menahan senyumannya.
Sedangkan Carra, matanya melebar. Ia berusaha mengendalikan dirinya, apalagi ketika mendengar Rosa bersorak tertahan di belakangnya.
Bagaimana bisa Carra sampai salah menyebut Allard? Dirinya menyebut Allard secara informal? Apalagi Allard tengah memeluk pinggangnya mesra sekaligus baru saja bertatapan dalam jarak dekat dengannya? Sepertinya inilah yang dikatakan triple kill bahkan lebih yang membuat Carra seakan tidak bisa berkata apa-apa.
"Hmm." Tangan Carra mulai mengusap kedua gelangnya. Ia bingung harus bereaksi seperti apa. Karena apapun jawabannya akan membuat Carra terjebak.
Dengan cepat, Allard mengambil alih. "Aku yang memintanya memanggilku seperti itu." Sambil mengusap pelan bagian belakang pinggang Carra, Allard mengangguk pelan. "Well, dan entah kenapa kali ini Carra menurut."
Lipatan pada dahi Robert menebal. "Kalian seakrab itu?" tanyanya masih penasaran.
Allard memaksakan senyuman tetap terpatri di wajahnya. "Entah kenapa kami harus menjelaskan hal itu kepadamu," sahutnya yang mengisyaratkan ia tidak ingin pembahasan mengenai serentetan dari panggilan Carra untuknya itu terus berlanjut.
"Ah." Robert terdiam sejenak sebelum tersenyum. Dahinya sudah tidak berkerut. "Maaf, Sir, seharusnya aku tidak bertanya kepadamu seperti itu ketika kau sudah memiliki kekasih."
Di belakang Allard, Amanda dan Rosa bertatapan dengan pandangan penuh arti. Pasalnya mereka selalu bersama Carra hampir setiap hari, apalagi Rosa. Jadi ketika mereka melihat foto di instagram Allard, kurang lebih mereka bisa mengenali siapa sang wanita yang dekat dengan Allard meskipun Rosa dan Amanda tidak mendapatkan konfirmasi langsung.
Carra terkesiap, menatap Robert lurus-lurus. Bahkan Robert mengetahuinya. Tidak mengherankan sebenarnya jika berkaitan dengan Allard Levi Hernadez. Namun, kenapa Robert membahas, lebih tepatnya mengkaitkannya sampai sana?
Dengan pelan, Allard tertawa sumbang. "Begitu kah?" Sepertinya Robert benar-benar belum mengenal Carra dan hal ini membuat Allard senang. Kemudian tatapan perlahan berubah menjadi tegas dan tak terbantahkan. "Satu hal yang harus kau ketahui, Carra Morris selalu bekerja secara profesional. Apapun yang terjadi."
Sebuah smirk muncul di wajah Allard. "Dan Carra tidak memiliki waktu untuk menerima undanganmu. Apakah semua clear?" tanyanya yang terdengar tidak mau mendengar jawaban selain iya.
***
Tidak sampai lima menit kemudian, Allard, Carra, serta kedua sekretaris Carra telah berada di lift yang membawa mereka ke lantai di mana ruangan Carra. Sedangkan staff VH Hotel yang lain kembali ke tempat atau ruangan mereka masing-masing.
Perlahan, tangan Carra masih mengusap kedua gelang yang melingkari pergelanggan tangannya. Lalu ia menengadah, berusaha menatap, lebih tepatnya membaca ekspresi Allard. Namun hal itu terlalu sulit dilakukan saat ini karena ekspresi Allard tidak terbaca. Entah bagaimana Carra harus menebak apalagi mendefinisikan mood Allard Hernadez saat ini.
Ting!
Lift berdenting kemudian terbuka. Allard melangkah keluar lebih dulu, diikuti Carra. Carra terus mengikuti langkah Allard sementara kedua sekretaris Carra mau tidak mau segera kembali ke posisi masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Workaholic (Republish)
RomanceREPUBLISH 1 #billionaire 1 #work 1 #fakelove 1 #barat 1 #end Carra Morris adalah wanita biasa yang menjabat sebagai manajer umum VH Hotel. Sedangkan Allard Levi Hernadez seorang CEO & owner Hernadez Group, anak keluarga Hernadez, sekaligus the mos...