Hai readers!
I'm back!
Don't forget to vote, comment, and share ya!
Happy reading!
Thank you!
***
"Sure." Allard berdeham pelan. "Mari kita buka hadiah natal pertama istriku tercinta."
Allard berjalan ke belakang Carra. Kedua lengannya mengelilingi Carra. Ia membuka hadiah dari Carra sembari memeluk sang istri dari belakang.
Sambil memegang tangan Allard, Carra tersenyum. "Bukalah."
"Okay." Allard mulai membuka hadiah dari sang istri. Tidak menunggu lama, kertas kado sudah tidak menutupi hadiahnya.
Lagi, Allard berdeham pelan. "Here we go." Ia mulai membuka kotak berwarna merah maroon tersebut. Beberapa detik kemudian, ia tidak bergerak begitu melihat isi kotak tersebut. Foto hasil USG yang menunjukkan seseorang sedang hamil.
Mulut Allard terbuka tidak percaya. Seluruh tubuhnya merinding. Matanya memanas. Tenggorokannya tercekat.
"Alex!" Veina memekik pelan lantas berpelukan erat dengan sang suami yang turut tersenyum lebar.
Alex mencium pipi Veina. "Cucu kita semakin banyak, Sweetheart. Tetapi aku selalu mencintaimu meskipun cucu kita selusin sekalipun."
"Kau akan memiliki sepupu, Son." Veila menggoyang tangan putranya yang berada di gendongan sang suami.
Cedric mengecup bibir Veila. "Selamat menjadi aunty, Mi Amor."
Sambil tersenyum, Veila balas mengecup bibir Cedric. "Selamat menjadi uncle, Boo."
Carra keluar dari pelukan Allard. Ia memilih menghadap Allard, melihat dan mengingat baik-baik ekspresi Allard saat ini.
Allard bersusah payah meneguk salivanya. "Ced, katakan padaku kalau ini benar-benar hadiahku. Aku tidak salah membuka hadiah. Ini bukan hasil USG Veila."
Carra tertawa pelan. Matanya mulai terasa memanas.
Cedric menggeleng pelan. "Di antara kita, bukan hanya aku yang pernah membuat anak, Allard."
Veila berdecak gemas. "Allard, aku akhirnya akan memiliki ponakan! Apa masih kurang jelas?!"
"Cucu daddy dan mommy akan bertambah," ucap Veina, masih sambil berpelukan dengan Alex.
Carra menunjuk namanya diujung hasil USG yang dipegang Allard. "Can you see my name there?" tanyanya lembut.
Tepat saat mendapati nama istrinya di foto hasil USG tersebut, air mata Allard menetes. Ia mengangguk cepat.
Sepersekian detik kemudian, ia langsung menarik Carra, memeluknya dengan sangat erat. "Carra," lirihnya.
Carra membalas pelukan Allard tak kalah erat. Ia tersenyum lebar hingga giginya yang rapi terlihat. Air matanya juga mengalir di pipi. "Apa kubilang, lebih baik membuka hadiahmu dulu, kan?"
***
Carra hampir saja terperanjat kalau saja tangan Allard tidak melingkari pinggangnya dengan sigap. Bagaimana dirinya tidak terkejut? Begitu membuka pintu kamar mandi, Allard tiba-tiba berada di hadapannya.
"Al." Carra mengerjap. "Apa yang kau lakukan di sini?"
Allard tersenyum manis. "Menjemputmu."
"Hah?" respon Carra spontan sembari mengerutkan dahi. Kamar mandi mereka tentu berada di dalam kamar mereka yang teramat sangat besar. Allard bisa melihatnya dari jauh, dari atas ranjang. Tapi apa? Allard menjemputnya?
Hai semuaaa
Maaf, part ini sudah tidak lengkap di Wattpad karena guna kepentingan penerbitan
‼️Workaholic sudah bisa diorder dan sedang OPEN PO KEDUA BERSAMA KISAH ALEX-VEINA YA🔥
Klik link di bio author untuk baca kelanjutan kisah Allard & Carra ya‼️Workaholic sudah bisa dipesan di e-commerce seperti shopee grassmediaofficial
JANGAN LUPA SEGERA IKUT PRE ORDER WORKAHOLIC DAN MY SECRET GUARDIAN UNTUK DAPAT MERCHANDISE DAN HARGA SPESIAL
(HARGA AKAN DIPOTONG VOUCHER LAGI)Search Workaholic di platform kesayangan kamu❤️
Thank you
-M. Lavena-
KAMU SEDANG MEMBACA
Workaholic (Republish)
RomansaREPUBLISH 1 #billionaire 1 #work 1 #fakelove 1 #barat 1 #end Carra Morris adalah wanita biasa yang menjabat sebagai manajer umum VH Hotel. Sedangkan Allard Levi Hernadez seorang CEO & owner Hernadez Group, anak keluarga Hernadez, sekaligus the mos...