Workaholic |7| |Meet Again?|

18.9K 1.5K 83
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Pria itu mengenakan jas hitamnya untuk menyempurnakan penampilannya. Ia mengenakan jam tangan dengan tali kulit cokelat lantas merapikan dasi bermotifnya. Setelah memeriksa penampilannya sekali lagi, pria bersurai hitam itu melangkah keluar dari walk in closet.

Pria yang memasukkan satu tangannya di saku celana hitamnya itu mengulas sebuah senyum tipis dan keluar dari kamarnya. Lalu ia memilih melangkah menuruni tangga daripada menggunakan lift. Hari ini ia ingin lebih banyak bergerak karena rasa semangatnya. Ia semangat karena hari ini telah tiba, hari ia akan bertemu Carra.

Benar, pria yang masih menuruni tangga ini tidak lain adalah Allard Levi Hernadez.

"Sepertinya ada yang sedang bersemangat sekali." Ejekan Cedric merupakan kalimat pertama yang menyambut kedatangan Allard di ruang makan.

Allard menghampiri Cedric lantas menepuk bahu lebar sahabat sekaligus adik iparnya itu. "Kau lebih banyak berbicara setelah menikah, Ced."

Veila yang duduk di sebelah Cedric kontan menatap kakaknya. "Itu artinya kami bahagia, Allard! Rasakan sendiri kalau kau sudah menikah!"

"Berbicaralah pelan-pelan, Veila. Jangan berteriak," sahut Allard sembari membungkuk dan mengecup pipi adiknya.

Tangan Veila mengusap perutnya yang besar. "Aku sedang mengandung, Allard! Jadi suara yang kau dengarkan ini adalah suara dua orang!"

Allard menatap Cedric sambil mengangat satu alisnya. "Memang bisa seperti itu, Mr. Doctor?" tanyanya sembari melangkah ke ayah dan ibunya.

Cedric menggedikkan bahunya. "Istriku hanya berteriak kepadamu, Al."

Allard bergerak menyapa orang tuanya. Ia menepuk bahu lebar Alex dan mengecup pipi Veina.

Mata hitam Veina menatap Allard yang duduk di hadapannya dengan menggoda. "Hari ini putra mommy tampan sekali."

Tangan kanan Alex bergerak menggenggam tangan sang istri. "Allard selalu tampan sepertiku, Sweetheart."

Veina beralih menatap Alex sambil menarik sudut bibirnya ke atas. "Aku tidak bisa berkata 'tidak', Sayang."

Allard menghela napas panjang. "Daddy, Mommy, please." Ia beralih menatap Cedric yang sedang mengusap ujung bibir Veila. "Kalian juga."

Sudah dari kecil, Allard terbiasa dengan keromantisan ayah dan ibunya. Namun beberapa tahun terakhir, pemandangan keromantisan Cedric dan Veila juga turut kerap kali mengganggu matanya.

"Kau akan mengerti kalau kau sudah menemukan pasangan sejatimu, Son," ucap Alex sambil tersenyum lebar yang segera diangguki Veina.

Cedric sedikit memajukan tubuhnya sehingga ia bisa menatap Allard. "Good luck, Al."

Veila mengarahkan satu potongan roti ke mulut Allard. "Kalau kau lupa, Carra adalah wanita yang mendapat bunga pernikahanku, Al."

Allard menerima suapan Veila. Ah ya, pernikahan Cedric dan Veila. Kala itu, dirinya dan Carra pasti ada di sana. Hanya saja, saat itu Allard masih tidak mengindahkan kehadiran Carra.

Workaholic (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang