Workaholic |23| |An Invitation|

13.4K 1.1K 124
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

"Apa mommy dan daddy tahu aku sedang suka apa akhir-akhir ini?"

Pertanyaan yang diucapkan Veila dengan penuh arti dan riang tersebut adalah kalimat pertama yang menyambut kedatangan Allard ketika pria yang mengenakan setelan abu-abu tersebut keluar dari pintu lift.

"Sepertinya mommy harus bertanya pada Cedric."

Suara Veina Hernadez merupakan suara selanjutnya yang bisa didengar Allard. Sebelah alis Allard sedikit terangkat akibat pertanyaan adiknya yang sedikit menganjal.

Terdengar suara pelan Cedric Wood. "Veila suka melihat feed dan story instagram Allard, Mom."

Sambil menggulum senyum, Allard menggeleng pelan. Tentu saja ia mengerti maksud Cedric. Kata-kata Cedric menjurus ke foto romantis Allard dan Carra. Beberapa detik kemudian, ia mendapati orang tuanya beserta adik dan saudara iparnya yang pagi ini berkunjung telah berkumpul di meja makan yang panjang. Satu yang paling mencolok ialah Veina yang terlihat langsung bersemangat.

"Astaga, Mommy juga menyukainya!"

"Pantas saja sejak tadi telingaku gatal, rupanya ada yang membicarakanku," ucap Allard menyindir begitu berada di ruang makan. Ia segera mengambil posisi duduk di sebelah ibunya. Sementara itu, ada Veila dan Cedric di hadapannya.

Veila berdecak pelan. "Seharusnya tersedak, Al, bukan telinga merasa gatal."

Allard tersenyum miring sembari menaik-turunkan alisnya. "Tergantung kau mempercayai yang mana."

"Aku mempercayai foto itu," sahut Veila cepat sembari balas tersenyum menggoda.

"Jadi." Suara beribawa Alexander Hernadez mengudara. "Bagaimana perkembangan hubunganmu dengan Carra?" Senyum miring yang seiras dengan Allard terukir di wajah Alex yang tetap tampan. "Masih kekasih palsu?"

Allard menghela napas pelan. "Dad, tolonglah. Bahkan belum sampai satu minggu kami menjadi sepasang kekasih palsu. Semua butuh waktu." Ia melirik Cedric. "Bahkan Cedric membutuuhkan belasan tahun."

Bukannya tersinggung, Cedric pun ikut tersenyum miring. "Oh, jadi kau tertarik dengan belasan tahun juga?"

"Tentu saja tidak!" Allard berdecih. "Aku masih ingat usia, Cedric Wood. Tapi ya tentu saja tidak bisa secepat ini."

"Ada yang bisa," sahut Alex jahil dengan suara datar. Tapi ia menggulum senyum sembari menggerling pada istirnya. Lantas ia memulai sarapannya tanpa rasa bersalah.

"Dad!" geram Allard dengan suara tertahan. Sungguh, ia juga ingin secepatnya begitu tertarik dengan Carra. Namun, ia tidak mungkin langsung menyatakan perasaannya dan meminta Carra menjadi kekasihnya. Tidak lama, namun Allard mau menikmati saat-saat pendekatan ini.

"Cedric." Alex melirik menantunya. "Sepertinya kita harus memberikan trik-trik kepada Allard untuk segera mendapatkan kekasih."

Veina tampak menahan senyum, sembari menggerling pada suaminya. "Kau membutuhkan bertahun-tahun dan Cedric yang membutuhkan belasan tahun, Alex."

Dahi Veila berkerut. "Tapi sebentar." Secara bergantian, ia melirik ayahnya dan suaminya dengan pandangan menyelidik. "Trik-trik?" ucapnya dengan suara rendah serta penuh penekanan.

Workaholic (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang