Hai readers!
I'm back!
Don't forget to vote, comment, and share ya!
Happy reading!
Thank you!
***
Tangan kanan Carra mengusap sebuah gelang yang menghiasi tangan kirinya. Gelang ringan emas putih itu adalah hadiah ulang tahun Carra yang ketujuh belas tahun dari sang ayah, Diego Morris.
Anna Peterson, sahabat Carra sekaligus anak dari sahabat Diego yang sudah menganggap Carra seperti anaknya sendiri. Wanita bersurai cokelat itu menghela napas sebelum duduk di hadapan Carra dan meletakkan kopi pesanan mereka.
Anna menghela napas pelan. Ini adalah kebiasaan Carra saat galau atau memikirkan sesuatu, menatap dan mengusap gelang pemberian ayahnya.
"Katakan, kali ini apa yang membuatmu galau?" Anna menyeruput latte miliknya. "Raymond?"
Masih sambil mengusap serta menatap gelangnya, Carra menggeleng. "Aku sudah putus dengannya."
Kali ini, Anna menghela napas berat. Bertambah satu lagi daftar mantan Carra. Anna sudah terbiasa. Ia tahu Carra sangat selektif dalam memilih pasangan. Jadi, ia terbiasa dengan hubungan Carra yang seumur biji jagung.
"Aku yakin kau seperti ini bukan karena baru putus dari Raymond."
"Memang bukan," sahut Carra santai.
"Lalu?" Dengan cuek, Anna menyandarkan tubuhnya.
"Kemarin, aku bertemu dengan Allard Levi Hernadez untuk kedua kalinya dan menjadi pacar palsunya." Carra berucap dengan biasa, seakan kalimat yang baru ia ucapkan barusan bukanlah sesuatu yang langkah. Atau lebih tepatnya Carra tidak ingin berharap dengan sebuah kelangkahan seperti menjadi orang penting bagi Allard Hernadez.
Secepat kilat, Anna menegakkan tubuhnya. Matanya membulat. "What?! Kau menjadi kekasih Allard Hernadez?!"
Carra otomatis menoleh dan melemparkan tatapan tajamnya pada Anna. "Hei, pelankan suaramu. Kita membicarakan Allard Levi Hernadez," bisiknya penuh penekanan sambil melirik sekitarnya dengan ujung matanya, memastikan tidak ada yang mendengar pembicaraannya dengan Anna.
Wajah Carra mendekat. "Dan aku hanya pacar palsunya. Aku hanya membantunya menghindari kencan buta yang diatur Ms. Hernadez," bisiknya.
Dengan penuh semangat, Anna mendekatkan wajahnya. "Lalu bagaimana? Apa yang terjadi?Bagaimana bisa kau dan Allard Hernadez–"
"Tidak ada yang terjadi." Carra membuang wajahnya, memilih menikmati cappucino double shot-nya. "Aku dan dia sudah menjadi orang asing lagi."
Mata Anna menyipit dan memancarkan tatapan menyelidik. "Aku tidak percaya. Tidak ada yang terjadi, tapi kau sampai kepikiran seperti ini?"
Carra menggedikkan bahunya. Ia menghindari tatapan Anna seraya menyeruput minumannya.
Anna menatap Carra penuh arti. "Aku juga tidak percaya kalau kalian akan menjadi orang asing lagi."
Manik mata Anna berusaha menatap mata Carra. "Aku rasa kalian akan bertemu lagi, Carra." Senyum lebar terukir di wajahnya. "Ada yang bilang, kalau dua orang bertemu secara kebetulan sebanyak tiga kali, maka mereka mungkin berjodoh."
Carra berdecak keras. Secepat kilat, ia menatap Anna tajam. "Jangan membuatku berharap, Anna Peterson!"
***
![](https://img.wattpad.com/cover/278149770-288-k614825.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Workaholic (Republish)
RomansaREPUBLISH 1 #billionaire 1 #work 1 #fakelove 1 #barat 1 #end Carra Morris adalah wanita biasa yang menjabat sebagai manajer umum VH Hotel. Sedangkan Allard Levi Hernadez seorang CEO & owner Hernadez Group, anak keluarga Hernadez, sekaligus the mos...