Nginep

913 30 0
                                    

بثم الله الرحمن الرحمن
-
-
-
-

"

"kayaknya gue udah cukup dehh curhat ma lo" kalimat fira yang hendak beranjak
"Ehh emang ga bakal nginep disini? Ngineplahh ya..., temenin aku" mohon Dinda sambil memegang tangan Fira

"Umi kan udah pulang, Alif juga paling bentar lagi juga pulang, kurang rame apa rumah lo hah??" Komentar shafira

"Ayolahh.... Aku kan udah sering nginep di kosan kamu, masa kamu jarang banget nginep disini sihh"

"Nape sihh lo? Gue juga masih di Bandung kali ga kemana mana"
"Yaudah sana pulang" Dinda melepas tangan fira sambil menampakkan
wajah murung

"Idihh ngambek lo" nyinyir Fira

"Yaudahh gue nginep dehh disini nemenin lo kalau gitu" sambung Fira kembali duduk dikasur Dinda

"Gitu dong dari tadi kek, ini baru sahabat aku makasihh yaa hehehe" Dinda kembali ceria

"Emang gue niatan awalnya juga udah mau nginep tadi gue cuma bercanda doang kali, kalau ga percaya liat tas gue nihh, gue udah bawa baju hahahahha" Fira membuka tasnya yang berisi pakaian sembari tertawa terpingkal-pingkal

"Dasar!!" Gerutu dinda

"Gue mau numpang makan dulu bye!" Shafira kembali bangkit dari duduknya
"Bawain aku makanan juga!" Teriak Dinda

Shafira melenggang turun melewati anak tangga menuju ke dapur

"Eh kakak" ucap seorang laki-laki yang tak jauh umurnya dari fira
"Ehh Alif baru pulang ?" Tanya Fira melanjutkan langkahnya menghampiri
"Iya kak baru aja sampe" kata Alif yang sedang duduk di ruang makan

"Rajin bener belajarnya sampe mau Maghrib gini" henti kakinya berbasa basi sambil mengambil gelas yang tertata terbalik di meja makan
"Iya dong kak harus rajin" Alif berkata sambil menyantap makanannya

"Bagus bagus"

"Kakak kok belum pulang?"

"Dinda pengen gue nginep disini"
Fira berjalan menuju dispenser untuk mengisi gelas yang ada ditangannya

"Ouhh gitu, makasih yaa kak udah mau nemenin kak Dinda"

"Gausah terimakasih kali, udah seharusnya kok" Fira lanjut meminum air bening yang sudah berada dalam gelasnya

"Umi mana??" Tanya Fira lagi dan lagi
"Umi ke luar lagi, katanya sihh sebentar kak"

"Ouhh ok, yaudah gue mau nyiapin makanan Dinda dulu"
"Menu makanan kak Dinda ada dikertas yang ditempelin dikulkas ya kak" tunjuk Alif pada kulkas

"Diatur makanannya ya tuh anak?" Fira menghampiri kulkas dan mencoba membaca tulisan itu
"Disuruh dokternya"
"Ouhh Ogheeyy"

Maklumlah namanya juga orang sakit yaa harus teratur makannya, harus terjamin juga gizinya, melihat kondisi Dinda kali ini memang sudah seharusnya kesehatan dia dijaga dengan ketat

"Gila..makanannya dia yang kek ginian nihh?" Gumam Fira dengan tangan memegang buah apel
"Mampus!!! gue kagak tau caranya masak sayur lagi" dia menepuk jidatnya saat melihat daftar menu makanan Dinda
"Yaudah lahh bawa ini aja dulu yekan , biar nanti emaknya aja yang masak tuhh sayur" gerutu dia berbicara sendiri

"Kakak kenapa?" Tanya Alif heran mendengar suara Fira tak jelas

"Ga apa-apa lif, biasa gue emang rada stress" dia berbalik menjawab sambil mengarahkan jari telunjuknya yang dimiringkan didepan dahinya

"Ahh kakak anehh, yaudah Alif ke kamar ya kak" pamitnya dia

"Iya iyaa silahkan ga apa-apa, anggap aja rumah sendiri yaa"
Alif hanya tersenyum geli melihat tingkah teman kakaknya itu

Shafira telah selesai dengan debat solonya mengenai makanan Dinda, saat ini
Ia sedang berjalan menaiki anak tangga menuju kamar sang tuan putri yang sudah lapang dada membiarkan Fira menumpang makan dirumahnya, entah ia tak tahu apa arti kata malu atau memang sudah putus urat malunya, Shafira dengan santainya mengambil makanan yang sebenarnya tak bisa Dinda makan lagi didapur umi

"Nihh makanan Lo" diserahkannya mangkok itu

"HEH! Buka matamu Fira!" Dinda menatapnya dengan tatapan tajam

"Lo ga liat gue udah buka mata HAH!?" Fira melotot memperlihatkan bola matanya

"Masa cuma apel sama anggur doang sihh? Mana apelnya ga kamu kupas dulu lagi" Dinda dibuat geleng geleng kepala atas kelakuan sahabatnya itu

"Udah untung gue cuci tu buah, kagak bersyukur banget lo jadi temen"

"Ya kali aja kamu mahh Fira , tega banget"
Kata Dinda menyuapkan buah anggur ke mulutnya

Shafira yang duduk dilantai buka suara
"Yaudahh tunggu aja umi pulang buat kupas tu apel, kan gue ga bisa" santainya anak itu berbicara sambil makan mie kuah instan yang sudah dia masak tadi

Dinda hanya bisa tersenyum getir melihat sahabatnya makan makanan kesukaannya yang tak bisa ia makan lagi

Situasi yang Dinda alami kali ini bagaikan:
2 orang insan yang saling mencintai namun tak bisa saling memiliki,. Sakit brother and sister

"Enak yaa Ra?" Tanya Dinda menelan ludah dan anggurnya itu

"Ya enak lahh kan gue yang masak" Fira terus makan tanpa menatap wajah Dinda yang memelas

"Kan kamu cuma ngerebus mie sama nuangin bumbunya doang ra" kata Dinda masih memperhatikan Shafira

"Hahahahahah yaa beda lahh Dinda" Fira menaruh mangkok mie nya itu

"Apalagi kalau udah lama ga makan terus sekarang baru makan lagii, beuhhh rasanya kayak cinta lama bersemi kembali" Shafira mencoba mengelabui Dinda

"Aku pengen tapi kata dokter Rio aku ga boleh makan makanan instan kek gitu lagii" Dinda terus memperhatikan mie Fira

"Lo tau kan rasanya kek gimana? Coba bayangkan sama lo betapa nikmatnya menyeruput mie dan kuahnya ini" Shafira terus menerus menggoda iman Dinda

Kayak setan yang menggoda iman kita

"Ga ahh ga mau" Dinda mengalihkan pandangannya

"Yaudahh, emang gue maksa? engga kan?" Kata Fira kembali mengambil mangkok mienya

"Diem lo gausah banyak cingcong makan tuh anggur" Fira berkata pahitt

Shafira berkata seperti itu karena ia tau Dinda akan semakin kuat untuk tidak memakan apa yang harus dipantang olehnya

Beberapa menit kemudian
Umi telah pulang kembali ke rumah
Umi juga sudah menyiapkan makanan untuk dinda

Saat keluar dari kamar Dinda

Didapur
"Kamu akhirnya nginep lagi disini fira" kata umi

"Iyaa mi soalnya uang bulanan Fira udah abis hehehhe, jadi ga bisa beli makanan dehh, itung-itung numpang makan disini sekalian jagain Dinda"

"Hahahahah kamu tuhh yaa fira" umi mengelus kepala Fira yang berkerudung

"Ga munafik mi Fira mahh, Fira jujur kok" kata Fira sambil membereskan cucian piring nya

"Yaudahh sana jagain Dinda, biar umi aja yang beresin cuciannya" kata umi mengambil alih cucian piring

"Okeyy umi"

Tak ada banyak obrolan yang mereka ucapkan satu sama lain
Tak ada tanda tanya diantara mereka sampai mereka tertidur
Rasa kantuk yang telah datang
Rasa lelah yang menyelimuti
Sudah cukup untuk mereka tahan hari ini
Nanti kita lanjutkan tentang apa yang akan terjadi pada hidupnya setelah ini.

Assalamu'alaikum it's me author
I'm so sorry guys for all
Stay healthy and tungguin terus
Lanjutannya
🍂🌻

27 Juli 2021
Dirumahku

I'm Here Shafira (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang