SIA!!

773 27 0
                                    

بثم الله الرحمن الرحيم
-
-
-
-
-
-

"hah...." Hela nafasnya panjang
Tuk tuk tuk tuk
Sepatu itu terus berdentum mengetuk lantai putih yang berada dibawahnya
"Rio!" Panggil teman sesama dokternya

"Apaan ndra?" Jawabnya sedikit malas

"Gue mau ngingetin tentang kondisi ayah lo, kayaknya kita harus cepet ambil tindakan dehh" kata dokter bernama Indra
"Gue tau" rio menundukkan kepalanya

"Demi ayah lo Rio" Indra menepuk bahu Rio
"Iyaa" singkatnya dengan senyum palsu itu
"Gue pulang yaa" pamit Indra
"Iyaa ndra"

Temannya itu pergi meninggalkan dia
Rio kembali berjalan menuju kamar sang ayah dirawat, entah berapa lama lagi ayahnya disini?entah berapa lama lagi dia akan bertahan? Bukan berharap sang ayah mati
Tapi Rio tak bisa terus menerus melihat keadaan ayahnya yang menderita sakit jantung itu.

"Assalamu'alaikum" pintu ia buka
"Wa'alaikumussalam" sahut sang ibu

"Ibu pulang aja biar Rio yang jagain ayah" katanya sambil melepas jas dokternya

"Ga apa-apa ibu disini aja"
"Ibu harus istirahat" Rio kembali meyakinkan

"Mas kamu tuhh udah kerja seharian, kamu pasti capek?" Ibu Fatimah berdiri menghadap anaknya

"Mas ga capek Bu, ibu istirahat aja dirumah yaa kan udah 2 hari ibu ga pulang" rio menggenggam tangan sang ibu

"Kamu bener ga apa-apa?" Tanya Fatimah mengelus kepala rio

"Ga apa-apa bu" Rio mengangguk sambil tersenyum

"Yaudah besok ibu kesini lagi yaa" kata Fatimah yang memang lelah, bagaimanapun Fatimah harus tetap istirahat karena usianya sudah tak lagi muda ia rentan jatuh sakit

"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
Salam antara ibu dan seorang anak

Beberapa jam kemudian, jam sudah menunjuk pada angka 2 pagi, masih gelap gulita, diruangannya pun hanya ada Rio dan ayahnya saja.

Rio belum tidur semenjak kepergian ibunya ke rumah, kantuk serasa sudah tidak tinggal lagi didalam matanya, melamun adalah pekerjaan yang ia sering lakukan saat menunggu sang ayah bangun dari kritisnya, terakhir kali ia bicara dengan ayahnya 1 Minggu lalu itupun pembicaraan yang tak ingin Rio bicarakan.

"Cukup yah!! jangan paksa Rio" teriakannya saat menentang keputusan sang ayah untuk menjodohkannya masih terdengar jelas ditelinganya sendiri, rasa sesal bergemuruh di dalam dada Rio

"Ya Allah jika memang takdir hamba harus berjalan seperti ini maka hamba akan berusaha untuk menerimanya, jika memang ini yang engkau inginkan maka hamba akan melakukannya, hamba hanya meminta berilah kesabaran dan juga kekuatan pada hati hamba, jika memang ini yang terbaik bagi hamba"

kalimat panjang yang tersirat dihatinya, perasaannya sangat rapuh hatinya terasa sudah tak kuat lagi menahan semua yang ia rasakan sedih, marah, ingin menyerah, tapi kenyataannya ia tak bisa melakukan apa-apa
Namun kali ini dan detik ini juga ia melepaskan semua yang ia rasakan, ia pasrahkan seluruh hidupnya pada sang pencipta.

"Hamba berserah kepada-Mu apapun yang terjadi hamba ikhlas untuk menjalaninya asalkan engkau tak meninggalkan hamba ya Allah" akhirnya rio bisa berbicara walaupun dengan lirih dan gemetar
Setetes air mata yang sudah lama tak terlihat, kini kembali lagi pada mata indahnya

I'm Here Shafira (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang