Bismillah
-
-
-
-
Rio kembali ke Bandung, dan kembali bekerja di rumah sakit Tri Medika, beruntung manajemen rumah sakit mau menerimanya lagi, Minggu pertamanya ia habiskan untuk menyerahkan hotel Rahardi sepenuhnya, dia memberi tahu kalau semua laporan yang seharusnya diberikan padanya sekarang lebih baik diberikan pada Shafira sebagai ahli waris yang sah, dia berkata bahwa dirinya bukanlah lagi anggota keluarga Rahardi
"Serius mas? Terus non Fira bagaimana?" Salah satu manager hotel bertanyaTapi Rio hanya tersenyum getir lalu pamit undur diri, langit malam itu terlihat sangat gelap, sepi sekali jalanan yang Rio lewati, dia kembali merasakan seperti Minggu pertama tanpa Shafira lagi, sunyi dan hampa
Rio menepikan mobilnya sejenak kemudian ia luruhkan perasaannya saat itu juga, berkali-kali dia memukul setir mobilnya, berteriak tak terima dengan semua yang terjadi dihidupnya saat ini
"Kenapa ya Allah?"
"Hamba benar-benar menyayangi dia ya Allah"Beberapa hari pun berlalu, siang hari, jam makan siang Rio duduk disalah satu kursi yang ada di kantin, dia masih saja mengaduk-aduk makanannya sedari tadi,
Indra dan Doni yang ada disebelahnya pun hanya bisa menatapnya
"Makan Rio" suruh indra
Rio masih saja melamun"Rio" panggil Doni sembari menepuk lengan rio
"Heum" akhirnya dia tersadar
"Makan" ucap Doni
Rio pun mengangguk dan memakan makanannya walaupun sembari melamun kembali
Mereka berdua prihatin dengan kondisi Rio saat ini, bahkan saat Rio baru pulang 2 hari dari Yogyakarta, mereka langsung menemui Rio, dan malam itulah untuk pertama kalinya Doni dan Indra melihat Rio menangis hingga tersedu-sedu, Rio masih bisa kuat menahan tangisnya saat kepergian ayahnya tapi disaat ia akan bercerai dengan Shafira dia bahkan tak bisa berhenti menangis semalaman
"Gue ngerasa terluka sama apa yang udah dia lakuin tapi disisi lain gue juga harus ngerti kenapa dia ngelakuin itu, sakit tahu ga hati gue??? Gue gabisa nenangin dia, gabisa yakinin dia kalau semuanya bakal baik-baik aja" ucapnya kala itu, perasaannya campur aduk, sedih kecewa dan kesal menjadi satu dalam tangisannya malam ituKembali ke kantin, Rania menatap Rio dari kejauhan, semua usahanya untuk kembali pada Rio hanyalah buang-buang waktu dan tenaganya saja, karena hati Rio sudah tidak lagi ada digenggamnya, Rania sadar bahwa perasaan Rio pada Fira ini berbeda jauh dengan perasaan Rio padanya dulu, hingga detik ini pun Rania tak bisa melihat celah sedikitpun untuk menarik hati Rio kembali walaupun dirinya mempunyai banyak kesempatan, Rio sama sekali tak membuka hatinya lagi
"Jangan mencintai seseorang yang sudah tidak mencintai kamu lagi Rania, karena kamu hanya akan mendapatkan sakitnya saja" ujar rio pada Rania kala itu
Kalimat itulah yang menyadarkan Rania kalau dirinya memang sudah tak punya harapan lagi untuk bersama Rio, jadi Rania memutuskan untuk menjauh dari Rio, Rania juga sudah bilang pada Rio kalau dia tak akan mengganggunya lagi
Rania pun pergi dari kantin itu"Lo udah ajuin gugatannya?" Tanya Doni ditengah-tengah Rio yang sedang makan, ia pun sampai disikut oleh indra karena merusak suasana yang sudah rusak ini
Rio menggeleng, wajahnya masih masam tak bergairah
"Fira ada ngabarin lo ga?" Tanya Doni lagi yang membuat indra kesal
"Lo bisa gasih gausah nanya-nanya mulu" indra melotot menatap Doni
"Ya maaf" ucap Doni
Rio hanya diam dan tak memberi jawaban
Waktu pun kembali melompat, sebulan berlalu tanpa ada kejelasan lagi, baik Rio ataupun Fira masih belum berani mengajukan gugatannya secara resmi, mereka sama-sama menunggu
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here Shafira (Tamat)
RomancePTSD: Post Traumatic Stress Disorder, Gangguan mental yang ditandai dengan kegagalan untuk pulih setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa yang traumatis, membuat Shafira seringkali mimpi buruk dan mengingat masa lalunya, tapi apa yang terjadi sa...