punggung kesedihan

505 28 0
                                    

Bismillah
-
-
-
-
-
-

"Pake ngancem segala tuh orang hihh" shafira bergidik aneh
"Tapi kenapa dia mau nikah sama gue?"

Shafira berpikir keras perihal yang dikatakan rio padanya, bagaimana bisa ada seseorang yang kuat dengan dia bahkan hingga mengajaknya menikah

"Dia udah pasrah banget deh kayaknya sama kehidupan jomblonya
nasib bujang lapuk" ejeknya pada pria yang baru saja meminangnya itu

Shafira meminum obatnya kembali sebenernya lebih ke vitamin sih

Disisi lain Rio tengah berada di ruangan ayahnya dengan terduduk seperti terdakwa yang ada dipersidangan

"Kapan Rio kamu mau menikah sama Shafira?" Tanya ayahnya terus menerus

"Ayolah yah, ayah kayak ga tau aja fira gimana, Sabar dululah" balas Rio yang terlihat sudah lelah dengan pertanyaan orang tuanya

"Ini sudah perjanjian kita sejak lama Rio, kamu waktu itu bilang kalau kamu bakal menikah paling lambat umur 28 tahun, sekarang kamu sudah diumur itu dan sudah lewat beberapa bulan" ayahnya kembali memutar memori lama

Ibu Fatimah hanya menyimak percakapan suami dan anaknya itu, ia bahkan tak ada niat untuk ikut campur dalam urusan mereka

"Rio juga butuh waktu yah, ga bisa secepat itu"

"Waktu itu kamu pacaran 6 tahun apa buktinya?! Kamu ditinggalin kan" mengungkit kenangan masa lalu memang menyakitkan bagi Rio

"Yah jangan bahas itu lagi bisakan? Shafira itu baru membaik jadi Rio juga harus hati-hati jelasinnya sama dia, ayah tau kan waktu itu dia marahnya kayak apa?! Ayolah yah jangan kayak gini" kata rio dengan menggenggam tangan ayahnya

Namun ayahnya menarik tangannya agar tak disentuh oleh Rio

"Ayah mau dioperasi kalau kamu sudah menikah dengan Shafira titik."

"Kenapa sih yah?aku tuh capek diatur terus kayak gini, menikah bukan hal yang mudah apalagi dengan Shafira" Rio berusaha menahan emosinya

"Kenapa kamu seperti itu?karena fira memiliki trauma jadi kamu ga mau! iyaa?!" Marah kusumo melihat wajah penolakan Rio

"Bukan gitu yah" Rio menyangkal

"dia adalah putri dari sahabat ayah, kita punya banyak utang budi sama keluarga Rahardi, perlu kamu tau Rio biaya dari kamu lahir sampai kuliah papahnya fira yang bantu dan itu tak akan pernah bisa kita kembalikan dengan uang" jelas kusumo dengan wajah yang sedikit emosi

kusumo menjelaskan semua yang selama ini ia tutupi dari putranya hingga membuat putranya tak berkutik sedikit pun

Rio menarik nafasnya mencoba tenang saat mendengar bahwa keluarganya memiliki utang budi pada ayahnya Shafira

"Tujuan saya menikah dengan Shafira bukan lagi hanya karena perjodohan dan untuk operasi ayah tapi karena hutang budi juga" hatinya pahit untuk mengakui fakta yang ada didepan mata nya

Ingin Rio kabur dari keadaan seperti ini tapi dia tidak bisa keluar dari ruangan tanpa pintu pernyataan ayahnya

"3 bulan yang lalu rahardi datang kerumah ingin menengok ayah yang sudah sakit-sakitan ini, dia cerita tentang Shafira yang sudah tak dekat lagi dengannya semenjak kepergian bundanya, Hardi ceritakan semua hal yang belum diceritakan pada ayah, tentu ayah terkejut mendengar kondisi mental Shafira yang kian memburuk, setelah itu rahardi bertanya
'Apa Rio sudah punya pasangan?',
Perlu ayah ingatkan sama kamu rio, rahardi tidak pernah meminta kembali yang telah ia beri sama kita, dia juga menolak saat ayah hendak membayarkan semua utang ayah, hanya saat itulah, untuk pertama kalinya dia meminta satu hal Rio, Agar kamu bisa menikah dengan Shafira, hanya itu yang dia minta dan memang ayah juga mau kamu menikah secepatnya, ayah akui, karena ayah takut umur ayah tidak akan lama lagi dan tidak bisa menyaksikan kamu menikah"

I'm Here Shafira (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang