temu

434 23 4
                                    

Bismillah
-
-
-

"Gue jailin ahh" akal busuknya mulai terendus

Shafira pun kemudian berjalan setengah berlari ke ruang pendaftaran dan administrasi tadi

"Permisi teh ada pulpen ga??" Fira meminta izin

"Ada, buat apa ya teh??" Kata si admin rumah sakit

"Saya mau nulis nomor telepon saudara saya teh, nanti saya balikin kok" katanya meyakinkan
"Ouh yaudah ini teh pulpennya" sang teteh admin pun memberinya pulpen hitam
"Makasih teh" tangan fira mengambil pulpen itu

"Hahahhaha akhirnya" tawanya pelan seperti orang orang jahat di sinetron
(Prik banget si fira)~author

Shafira balik lagi ke tempat dimana ada foto seseorang yang diduga duga akan menjadi suaminya

"Hai dokter wihh ganteng banget" ucapnya sembari memegang standing banner foto Rio
"Aku dandanin yaa" Fira membuka tutup pulpen dengan giginya

Tangannya mulai bermain dengan pulpen hitam itu, melukis karya yang terkesan wah dalam pikirannya

"Hmm keknya kurang deh" Fira memundurkan pandangannya
Lalu ia melanjutkan kegiatan melukisnya

"Bruhhh....ngabrut dah gua, ngakak brutal liat fotonya" Fira tertawa melihat hasil karyanya

Tawanya henti saat ada yang berdehem dibelakangnya
Fira tak menghiraukan tapi seseorang itu kembali berdehem dan mengambil pulpen yang masih ada ditangan kanan fira

"Apasihh luu.....?"
"What!! Kenapa dia ada disini?" Alis fira menaut kebingungan

"Ngapain kamu!?" Nada rio datar
"Ya..yaa gue ga ngapa-ngapain" elak fira
"Yakin?" Tanya rio lagi
"Yakinlah!"
"Bohong itu dosa loh"
"Ya gue tau"

"Ya terus kenapa kamu bohong?"
Rio bertanya lagi dan lagi
"Apaan sih pak?" Tanya fira menggulirkan matanya

"Kamu apain foto saya?" Tunjuk Rio ke arah fotonya
"Cuma liat doang, kira kira standing banner nya beli dimana gitu bagus soalnya" ucapnya tersenyum getir
"Ikut saya" kata Rio dengan membawa standing bannernya
"Eh pak mau dibawa kemana itu?"

Rio berjalan lebih dulu dengan tangan kanannya memegang banner dan tangan kiri yang memegang tas Shafira agar Fira tidak kabur darinya

"Dokter rio kenal sama gadis ini" Tanya satpam yang bertemu fira digerbang ruang rawat inap

"Iyaa saya kenal, dia calon istri saya"
Datar Rio
"HEH! Engga pak bohong itu" Mata fira melotot dan memukul lengan atas Rio
"Ouh gitu pak, tadi dia juga kesini katanya mau jaga ayahnya" jelas satpam
"Iyaa dia mau jaga ayah saya, kalau gitu mari pak" kata Rio tersenyum melanjutkan langkahnya
"Iya mari"sahut satpam

Shafira berjalan terburu-buru karena langkah kakinya jauh lebih pendek daripada rio

"Pak pak pak... Bentar pak, jangan kek gini pak ga enak diliatin yang lain"kata fira menarik lengan baju rio dengan nafas tersengal-sengal

"Cepet" namun Rio menarik tangan fira
"Heh bukan mahram" pukul fira
Mereka berdua terhenti untuk kedua kali

Wajah rio terlihat memerah
"Saya capek belum tidur tapi kamu pagi pagi udah bikin saya kesel aja"

"Lohh kok bapak nyalahin saya sih?" Sewot fira

"Kamu ngapain gambar gajelas dibanner yang ada muka saya!"

Fira hanya diam mendengar rio bernada agak tinggi

Kemudian rio mengusap wajahnya dan kembali bicara dengan nada yang lebih lembut
"Saya tunggu kamu diruangan ayah, kamu tau kan" seusai bicara rio pergi meninggalkan fira

I'm Here Shafira (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang