Prolog

1.4K 43 0
                                    

"Mirae sayang! Koper kamu udah dibawah! Ayo cepat turun, udah pada nungguin kamu nih!"

Seorang gadis kecil dengan dress simple selutut berwarna pink dan bando pita besar menghiasi kepalanya turun dari lantai 2 rumahnya dengan senyum tergambar di wajahnya.

Keadaan ruang tamu gadis itu sangat ramai. Keluarga besarnya tengah berkumpul disana karena hendak berangkat ke Puncak.

Mereka akan mengadakan acara keluarga disana, dan ini adalah hari yang sangat ditunggu Mirae.

"Aduh, cantik sekali anak Mama," puji Nyonya Kim.

"Harus, Ma. Kita mau ketemu sodara-sodara masa aku gak cantik," balas Mirae senang.

Gadis berumur 9 tahun itu mengalihkan pandangannya ke arah seseorang dengan kaos hitam dan jeans hitam tengah menatapnya sambil tersenyum lebar.

"Loh, kok kamu ada disini?" tanya Mirae cukup kaget. Masalahnya laki-laki itu bukanlah bagian dari keluarga Mirae.

"Iya, Mama ajak dia buat ikut acara ini. Soalnya Mama tahu kamu gak bakal mau bergaul sama saudara-saudara lainnya kalau enggak ada dia," jawab Nyonya Kim.

Mirae melompat senang. Ia menghampiri laki-laki itu dan memeluknya.

"Aku seneng kamu ikut!" ucap Mirae jujur.

Laki-laki itu tersenyum simpul lalu mengelus kepala Mirae.

"Aku cuma mau begini kalau itu berkaitan sama kamu," balas laki-laki itu.

"Bisa aja, Udin," goda Mirae.

"Nama aku udah bagus malah kamu panggil Udin," keluh laki-laki itu.

"Gapapa, anggap panggilan sayang, HAHAHA," ujar Mirae tertawa keras.

Laki-laki itu ikut tertawa dan kedua orang itu kini hanyut dalam obrolan mereka sendiri.
________________________________________________________________________________

Mobil Mirae kini melaju dengan kecepatan sedang menuju Puncak. Mirae dan teman laki-lakinya, yang biasa ia panggil Udin, duduk di barisan tengah sambil terus mengoceh 1 sama lain. Di mobil tersebut ada kedua orang tua Mirae saja.

"Ma, kalau misal Mirae cuma mau ditemenin Udin kemana-mana nanti gimana? Boleh ya, Ma? Mirae takut kalo di villa gitu Mirae gak ada yang temenin," tanya Mirae.

"Eh, kok gitu sih? Kamu kan lagi ada kumpul keluarga, gaenak lah aku. Aku nanti dibelakang aja," sahut Udin.

"Ck, aku gak nanya kamu. Diam," ketus Mirae.

"Sayang, jangan gitu, ah," tegur Tuan Kim.

"Boleh ya, Ma???" mohon Mirae.

Nyonya Kim tersenyum lebar.

"Boleh dong... Mama udah anggep, siapa tadi? Udin? Iya, Mama udah anggep Udin sebagai keluarga kita, jadi Mama enggak keberatan," jawab Nyonya Kim.

"Tapi, Tan... Saya enggak enak," balas Udin.

"Gak pa-pa sayang. Kalian ini udah sebelah-sebelahan sejak lahir loh. Cuma beda 3 hari. Jadi, kayak saudara kembar, hahaha," ucap Nyonya Kim.

"Tuh, dengerin!! Kamu harus jadi bodyguard aku," kata Mirae.

Udin menggaruk tengkuknya lalu tersenyum kaku.

Perasaan laki-laki itu tiba-tiba berubah tidak enak. Ia menoleh ke belakang dan mendapati sebuah bus mengarah ke mobil Mirae dengan tidak terkendali.

"Om! Awas bus di belakang!" kata Udin memperingatkan.

Nyonya Kim ikut menatap dengan khawatir ke belakang.

"Ma, kok busnya makin dekat?" tanya Mirae dengan polosnya.

"ANAK-ANAK MENUNDUK!" teriak Tuan Kim.

Mirae berteriak sangat kencang lalu setelah itu pandangannya berubah menjadi hitam.
________________________________________________________________________________

Mirae membuka matanya yang terasa sangat lengket dan mendapati ia tengah berada di sebuah ruangan serba putih. Ia tidak bisa menoleh dan badannya terasa mati rasa semua. Ia bahkan tidak bisa bersuara. Kerongkongannya terasa kering.

Ia menggerakkan bola matanya dan melihat tangan kirinya diinfus, kakinya dipasangi biocrepe, dan ia bisa mendengar beberapa mesin berbunyi disebelah kasur tempat ia berbaring.

Ini dimana? 

Mirae masih berusaha menggerakan jari-jarinya.

Kenapa kepala aku pusing banget, ya?

Mirae mulai memejamkan matanya lagi, namun tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan menampilkan seorang laki-laki dengan wajah judes masuk kedalam dengan beberapa kantong plastik di tangannya.

Laki-laki itu menyadari Mirae telah siuman. Ia dengan cepat menjatuhkan kantong plastik tersebut sembarangan dan langsung menghampiri Mirae.

"Mirae udah sadar?" tanya laki-laki itu dengan tatapan berlinang air mata.

Mirae menatap laki-laki itu sayu.

Dia... Siapa?

Jantung Mirae mulai berdegup sangat kencang.

Mirae siapa...?

"Sebentar ya, Jay panggilin dokter dulu!" pamit laki-laki bernama Jay itu lalu berlari keluar ruangan.

Jay..?

Mirae semakin takut dan bingung.

Mirae? Jay? Kalian siapa?
________________________________________________________________________________

akhirnya cerita ini debut, hahaha. tapi bakalan sangat slow update karena masih ada 1 cerita yang masih on going heheh. jangan lupa vomment, follow, dan share cerita ini ke temen-temen Engene kalian ya! terima kasih, semoga suka

Forgotten || Park Jongseong (Jay) [16+]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang