Episode 39

106 15 0
                                    

Mirae tak henti-hentinya menghela nafas panjang. Jam sudah menunjukkan pukul setengah 9 malam, namun Jay tidak juga menampakkan dirinya.

Jangan-jangan Jay cuma ngerjain aku, ya? Dia kan lagi marah sama aku, pikir Mirae.

Beberapa orang mulai melirik Mirae dengan tatapan sinis karena gadis itu setia duduk di kursinya sejak satu setengah jam yang lalu. Mirae meringis dan perlahan menundukkan kepalanya.

Mirae mengeluarkan ponselnya dan mengecek room chatnya dengan Jay. Semua pesan-pesannya belum dibaca sama sekali.

Mirae mengikat rambutnya lalu menyesap minuman yang ia beli tadi. Ia kembali mengirimi Jay pesan untuk menanyakan apakah dirinya harus pulang saja atau tetap menunggu Jay.

Tiga menit berlalu, Jay masih belum juga membaca pesan Mirae.

"Huh... Aku minta Heeseung jemput aja apa, ya?" gumamnya.

"Tapi nanti dia kerepotan. Mana udah malam."

Mirae mengetuk-ngetukkan jarinya diatas meja.

"Mama juga lembur lagi di kantor. Aduh... Mirae udah capek sebenernya."

Mirae kembali mengambil ponselnya dan berniat meminta Heeseung menjemput gadis itu sebelum akhirnya sebuah chat dari Jay muncul di notifikasi Mirae.

Dengan jantung berdegup kencang, Mirae membuka pesan tersebut dan tubuhnya membeku.

"Ini alamat siapa?" tanya Mirae pada dirinya sendiri.

Mirae melirik ke kanan dan ke kiri.

Apa aku harus kesini? pikirnya.

Mirae menelan salivanya dan memilih untuk menemui Jay karena perasaannya mulai terasa tidak enak.

"Aku kabarin Heeseung apa enggak, ya?" gumamnya.

Setelah merapikan barang-barangnya, gadis itu bergegas pergi mencari taksi di pinggri cafe.

Gausah deh. Mirae kesana sendiri aja. Lagian cuma ketemu Jay, pikir Mirae.
________________________________________________________________________________

Mirae turun dari taksi yang ia tumpangi lalu menyerahkan beberapa lembar uang kertas kepada sang supir. Setelah taksi itu pergi, Mirae menengadah ke atas, melihat gedung yang menjulang di depannya.

"I-ini kok gelap, sih? Aku gak salah alamat, kan?" tanya Mirae takut.

Perlahan Mirae berjalan melewati portal yang menutupi gedung tersebut. Sejujurnya perasaan takutnya sudah sampai di level tertinggi, bahkan kakinya sudah gemetaran.

Mirae meraih ponselnya dan menyalakan lampu senter dari sana untuk menerangi jalannya, karena kondisi jalan di sana cukup rusak dan banyak kerikil.

"Ngapain sih Udin ngasih aku alamat kayak gini? Kayak uji nyali, serem banget," protesnya pelan.

Bulu kuduk Mirae semakin berdiri saat ia sayup-sayup mendengar suara teriakan seorang laki-laki dari sebelah kanan.

Eh, itu siapa? pikir Mirae semakin takut.

Jantungnya berdegup kencang dan nafasnya tersendat-sendat. Ia perlahan berjalan menuju ke arah suara dengan badan gemetar hebat.

Rae, lebih baik kamu kasih tahu Heeseung karena perasaan kamu udah gaenak, pikirnya.

Mirae membuka aplikasi chat yang biasa ia gunakan dengan Heeseung lalu mengirimi laki-laki itu live location dirinya. Walau Heeseung tidak langsung membalas, setidaknya laki-laki itu tahu harus kemana ia mencari Mirae.

Forgotten || Park Jongseong (Jay) [16+]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang