Suara ketukan pintu terdengar di pintu kamar Nyonya Kim saat wanita itu tengah mengurus biaya perawatan untuk Mirae. Ia menghentikan aktivitasnya dan merapikan penampilannya yang terlihat berantakan.
Matanya menghitam dan bibirnya pucat pasi. Ini sudah hari kedua Mirae dirawat di kamarnya. Anak semata wayangnya itu sudah siuman namun ia masih belum cukup siap untuk kembali ke sekolah.
"Masuk," suruh Nyonya Kim.
Salah satu pegawai Nyonya Kim masuk ke kamar wanita itu lalu menutup pintunya perlahan.
"Ada apa?" tanya Nyonya Kim.
"Nyonya, saya dan tim saya sudah mencari dan mengumpulkan semua bukti yang kami dapatkan dari berkas-berkas 8 tahun yang lalu," jawab perempuan berumur 26 tahun itu.
Nyonya Kim berdeham.
"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, namun..."
"Namun apa?" tanya Nyonya Kim penasaran.
"Tuan Jake Shim tidak bersalah, Nyonya," jawab pegawainya yang kerap ia panggil Neva.
"Ne?" Nyonya Kim mengernyitkan dahinya. "Maksud kamu?"
"Tuan Jake bukan pelaku dibalik kecelakaan itu. Semua bukti mengarah pada sang supir bus yang sudah bebas dua tahun lalu," jelas Neva.
Tubuh Nyonya Kim serasa disengat listrik beribu-ribu volt. Ia merasa tidak percaya dengan apa yang ia dengar sekarang. Rasanya ia ingin mengulang masa lalu dan menyelidiki kasus itu sendirian, walau ia sama sekali tidak paham caranya.
"Kamu yakin?" tanyanya.
Neva mengangguk. "Kita tidak bisa melaporkan Tuan Jake, Nyonya. Kita tidak memiliki bukti. Lagipula, itu sudah kejadian 8 tahun yang lalu. Saya khawatir kita tidak bisa membuka kasus itu kembali."
Nyonya Kim menangkup wajahnya, menutupi matanya yang lelah.
"Itu memang kejadian 8 tahun lalu. Tapi, selama 8 tahun itulah anak saya menderita karena dia," ujar Nyonya Kim sambil mengusap wajahnya.
"Apa Nyonya masih akan tetap menanggapi ancaman Tuan Jake?" tanya Neva.
"Ancaman?" tanya Nyonya Kim. "Maksud kamu?"
"Maaf Nyonya... Tapi, saya menguping pembicaraan Nyonya dengan Tuan Shim beberapa minggu yang lalu di kantor Nyonya. Saya dengar Tuan Shim mengancam Nyonya jika tidak membiarkan Jake kembali mendekati anak Nyonya," jawab Neva sembari menunduk.
Wajah Nyonya Kim terlihat pias. Hatinya terasa dicabik-cabik. Disatu sisi ia bersyukur ada orang yang tahu maksudnya selama ini membiarkan Mirae bepergian bersama Jake, di sisi lain perkataan Neva kembali mengingatkannya pada ancaman mantan temannya itu.
"Saya dan tim saya akan pastikan Tuan Jake jauh dari Nona Mirae, Nyonya," ujar Neva iba.
Nyonya Kim masih terdiam.
"Nyonya juga bisa percayakan pada Tuan Jay. Nampaknya ia sangat khawatir dengan kondisi Nona Mirae," sambung Neva.
Nyonya Kim mendengus panjang. "Saya selalu percaya sama Jay. Saya yakin Mirae begini bukan karena dia."
"Apa Nyonya mau kami memata-matai Tuan Jake?" tanya Neva menawarkan.
"Kamu yakin kamu bisa lakuin itu?" balas Nyonya Kim.
"Kami akan lakukan semaksimal mungkin, Nyonya. Nona Mirae adalah anak yang baik dan kami semua bersyukur memiliki Nona Mirae di dunia ini," jawab Neva yakin.
Nyonya Kim tersenyum tipis.
"Baik. Saya mau kamu siapkan tim untuk memata-matai, Jake," ujar Nyonya Kim. "Jangan sampai laki-laki itu berhasil ada di dekat anak saya satu jengkalpun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgotten || Park Jongseong (Jay) [16+]✔
Fanfiction[COMPLETED✅] Menjadi tampan dan populer tidak menjamin hidup kalian akan bahagia. Bagaimana jika kalian berteman, bahkan bersahabat, dengan seorang perempuan super ekstrovert dan terlalu lugu? Jika kalian mengalami hal ini, mungkin kalian akan paham...