Episode 22

155 21 0
                                    

Hari demi hari kembali berlalu. Siswa-siswi SMA Spark kembali bersekolah seperti biasa setelah mereka melaksanakan campus trip minggu kemarin.

Yujin berjalan menyusuri lapangan bola basket yang terletak di bagian belakang sekolah. Gadis itu membawa sebuah botol minum dan handuk kecil di tangan kanannya.

Sesampainya di tribun penonton, gadis itu duduk dan menyaksikan Jay dengan ketiga temannya tengah berlatih basket bersama anak-anak club basket lainnya.

Sekarang memang sedang jam istirahat kedua. Makanya tidak heran mereka bisa berlatih basket bersama padahal ekstrakurikuler sudah tidak diperbolehkan untuk siswa-siswi kelas 12.

10 menit berlalu. Jay dan teman-temannya berjalan menuju pinggir lapangan untuk beristirahat. Ini saat yang tepat untuk Yujin pergi menghampiri Jay dan menyerahkan botol minum dan handuk yang ia bawa.

"Gimana kak menurut kakak soal tim basket kita?" tanya salah seorang adik kelas laki-laki yang merupakan seorang anggota tim basket kepada Jay.

Jay yang masih terengah-engah mengacungkan ibu jarinya.

"Lo harus bisa kalahin SMI. Jangan bikin kita gak masuk babak final lagi," suruh Jungwon.

"Kalo soal itu, tenang aja kak. Kita bakal siapin taktik terbaik buat bikin sekolah kita menang," balas seseorang lainnya.

Heeseung menyenggol lengan Jay dan dibalas Jay dengan kedua alisnya yang menaik.

"Someone's coming and I tell you not to turn your head," bisik Heeseung.

"Nugu?" tanya Jay.

"Someone you probably don't wanna meet," jawab Heeseung.

Jay mengedikkan bahunya dan mengikuti perkataan Heeseung.

"Kak Jay," panggil Yujin.

Tatapan Jay menajam. Ia menoleh ke arah Heeseung dan Heeseung membalasnya dengan gelengan. Jay dengan cepat duduk di pinggir lapangan dan menundukkan kepalanya agar Yujin tidak mengenalinya.

"K-Kak Niki, Kak Jay mana?" tanya Yujin. "Tadi perasaan ada disini."

"Ngapain lo disini?" tanya Niki jutek.

Yujin menunjukkan botol minum dan handuk kecil yang ia bawa. "Mau kasih ini."

"Gausah sok peduli," ucap Jungwon. "Jay gabakal mau terima itu."

"Ya... Aku mau ketemu Kak Jay dulu. Ini kan panas, pasti capek dan haus. Masa aku udah bawa capek-capek enggak diterima?" tanya Yujin dengan wajah memelas.

"Siapa yang minta dibawain?" tanya Niki.

Yujin menelan salivanya. Pertanyaan itu seolah menjebak dirinya.

Heeseung berdiri dan menatap Yujin sinis.

"Pergi lo. Ganggu pemandangan aja," usirnya.

Yujin menatap Heeseung tidak percaya.

"Aku cuma mau ketemu Kak Jay kok. Dia dimana, Kak? Mau kasih ini aja, terus aku pergi," ujar Yujin masih berusaha.

"Lo enggak dengar kata Jungwon tadi? Jay enggak bakalan mau terima," balas Heeseung.

"Sebelum Kak Jay yang bilang sendiri aku enggak bakalan percaya," elak Yujin.

"Wah... Jinjja jajjeungna," gumam Niki.

"Lo benar-benar keras kepala. Pantes enggak ada yang mau sama lo," ketus Jungwon.

"M-maksud kakak?" tanya Yujin sedikit tersindir.

Forgotten || Park Jongseong (Jay) [16+]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang