Heeseung turun dari motornya di depan rumah seseorang. Sabtu pagi kali ini cuacanya cerah. Matahari menyinari tubuh Heeseung, membuat beberapa bulir keringat turun dari keningnya.
Heeseung mengambil sebuah paper bag yang ia sangkutkan di motornya dan berdiri sambil memikirkan sesuatu, entah apa yang ia pikirkan.
Laki-laki itu memencet bel rumah tersebut dan menunggu beberapa saat.
Seorang gadis dengan pipi yang membiru keluar dari rumahnya mengenakan pakaian kasual, kaos putih dan celana pendek abu-abu.
"E-eh, Kak Hee?" tanyanya kaget.
Heeseung tersenyum kecil. "Hai, Yujin."
"Kaget, ada apa kakak kesini?" tanya Yujin to the point. "Gue jadi belum siap-siap."
"Gak apa, santai aja. Lagian emang sengaja enggak kabarin," jawab Heeseung.
"M-masuk dulu, Kak. Kita duduk di teras," suruh Yujin.
Heeseung mengangguk dan berjalan mengekor Yujin ke dua buah kursi di teras rumah gadis itu. Mereka berdua lalu duduk di sana.
"Kenapa, Kak? Butuh bantuan?" tebak Yujin.
Heeseung menggeleng. Ia kemudian menyerahkan paper bag yang ia bawa itu ke adik kelasnya itu.
"Eh, ini apa, Kak?" tanya Yujin kaget.
"Makanan. Sekalian buat kakak lo," jawab Heeseung. "Nanti siang lo ke rumah sakit, gak?"
Yujin mengangguk.
"Gak perlu repot-repot, Kak," ujar Yujin tidak enak hati.
"Santai aja, Jin. Gue emang mau kasih ini buat lo sekalian nengokin elo," balas Heeseung.
"Gue udah baikan, Kak. Terima kasih udah nolongin gue," kata Yujin.
"Tapi tetap aja gue harus nengokin. Lo berakhir di sana sama Sunghoon karena gue," ucap Heeseung.
"Harusnya lo bilang ke gue, identitas gue dan Niki aman maksudnya adalah ngorbanin diri lo ke Sunghoon," lanjutnya.
Yujin menghela nafas panjang.
"Mana bisa gue bilang gitu, Kak? Gue udah seneng lihat Kak Sunghoon babak belur gitu karena udah bikin kakak gue masuk rumah sakit," kata Yujin.
"I'm glad that you're okay," ucap Heeseung.
Yujin tersenyum.
"Kak Mirae gimana?" tanya Yujin.
Heeseung terdiam. Sejak kemarin, pesannya belum dibalas sama sekali oleh Jay maupun Mirae. Entah ia harus khawatir atau tidak, feelingnya mengatakan semua baik-baik saja dan terkendali.
"Gue juga enggak tahu," jawab Heeseung.
"Kok enggak tahu? Kak Jay udah nemuin Kak Mirae?" tanya Yujin lagi.
Heeseung mengedikkan bahunya.
"Kalo Kak Jake...? Kakak tahu informasi soal dia?" tanya Yujin pelan.
Heeseung menggeleng.
"Jay belum balas pesan gue dari semalam. Gue rasa dia udah ngelakuin sesuatu. Tapi, tenang aja. Dia pasti cerita ke gue. Lo enggak perlu khawatir lagi soal Jake dan teman-temannya. You're safe with me," jelas Heeseung.
"Kak, jangan bilang begitu," sahut Yujin.
Kening Heeseung mengerut. "Wae?"
"Ini kali terakhir kita ketemu, gue enggak mau kita sedekat ini lagi," kata Yujin.
![](https://img.wattpad.com/cover/279184548-288-k80502.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgotten || Park Jongseong (Jay) [16+]✔
Fanfiction[COMPLETED✅] Menjadi tampan dan populer tidak menjamin hidup kalian akan bahagia. Bagaimana jika kalian berteman, bahkan bersahabat, dengan seorang perempuan super ekstrovert dan terlalu lugu? Jika kalian mengalami hal ini, mungkin kalian akan paham...