Takdir kita memang berliku. Meskipun hasil akhirnya kamu menyayangi dan menjagaku dengan baik tetapi pada awalnya kamu adalah orang yang sombong dan menyebalkan. Aku tidak pernah lupa awal kita berkenalan. Kamu hanya diam tanpa senyum memandangku penuh penilaian. Meskipun kamu ganteng, maka kegantenganmu akan lumer kalau cara menatap cewek seperti itu. Huh.
Kita memang menikah karena dijodohkan. Bukan dijodohkan sebetulnya. Hanya dikenalkan oleh orang-orang dekat kita. Kebetulan aku adalah ASN baru di sebuah Instansi Pemerintah yang bergerak di bidang pertanian.. Kantorku berada di Kota Semarang. Karena aku buta sama sekali dengan Semarang aku dititipkan ibuku untuk tinggal di rumah budeku. Kebetulan rumah budeku tidak jauh dari kantorku.
Jadi ceritanya budeku yang seorang pensiunan guru SMP mempunyai teman pengajian namanya Tante Rima. Tante Rima ini punya adik namanya Pak Surya Samudra. Pak Surya Samudra punya anak namanya Arjuna Putra. Semoga kalian nggak bingung ya... panjang banget silsilahnya. Hehehe .... Mas Juna inilah yang akhirnya menjadi suamiku.
Suatu ketika aku menjemput budeku yang sedang mengikuti pengajian rutin di rumah Tante Rima. Aku lihat pengajian itu diisi oleh ibu-ibu sosialita yang cantik, ramah dan berkelas seperti Tante Rima. Aku heran bagaimana bisa budeku yang sederhana mengikuti pengajian dengan ibu-ibu sosialita seperti Tante Rima. Rumah Tante Rima sendiri terletak di komplek elit di daerah Semarang Selatan.
Entah apa yang dilihat Tante Rima padaku, begitu budeku mengenalkanku padanya dia seperti tersihir oleh sosokku yang ... biasa saja. Menurutku aku biasa saja. Tetapi Tante Rima begitu senang berkenalan denganku. Katanya aku itu cantik sekali dan terlihat lembut, sopan dan cerdas. Mungkin karena aku berkaca mata ya, jadi kelihatan cerdas.
Waktu itu aku ingin tertawa terbahak-bahak. Tetapi demi kesopanan aku hanya tersenyum dan tersipu malu. Kecuali ibuku dan mantan pacarku tidak ada yang memujiku terang-terangan seperti itu.
Tante Rima mengenalkanku pada keponakannya, anak dari adiknya. Seorang cowok ganteng yang ramah dengan senyum yang menawan. Namun, aku tidak terlalu memperhatikan karena suasana memang sedang ramai dengan ibu-ibu pengajian.
Tante Rima sendiri waktu itu berusia kurang lebih 61 tahun. Seumuran dengan budeku. Suaminya sudah meninggal dan anaknya hanya satu sudah berkeluarga dan tinggal di Jakarta.
Seminggu setelah aku berkenalan dengan Tante Rima tiba-tiba beliau datang ke rumah Bude diantar keponakannya yang dulu dikenalkannya padaku. Mas Arjuna Putra namanya.
Aku yang waktu itu baru pulang kantor begitu masuk ke rumah langsung disambut meriah oleh Tante Rima yang sudah berada di ruang tamu dengan keponakannya itu. Di situlah aku mulai berkenalan dengan Mas Juna secara lebih personal.
Masih kuingat jelas dia memandangku dari ujung kaki sampai ujung kepala dengan tatapan yang menurutku seperti... meremehkan. Aku merasa ada yang aneh dengan tatapannya. Tidak seperti ketika pertama kali berkenalan di rumah Tante Rima.
Seharian bekerja di depan komputer dan pulang dengan menggunakan sepeda motor aku yakin seyakin-yakinnya penampilanku saat itu pasti culun banget. Mungkin sudah mirip Kim Mi Young di drama Korea Fated To Love You. Mirip culunnya aja. Meskipun banyak temenku yang mengatakan wajahku itu baby face mirip dengan Jang Nara yang jadi tokoh Kim Mi Young itu. Hehehe ... GR sedikit boleh kan. Bukan aku juga yang ngomong begitu.
Long Story Short, setelah berkenalan tiga bulan Mas Juna melamarku dan satu bulan kemudian kami menikah di Purwokerto di kampung halamanku. Pesta sederhana karena kami memang dari keluarga yang sederhana. Ibuku meskipun Kepala Sekolah SD tetapi karena single fighter sejak aku kelas enam SD, jadi terbiasa hidup berhemat untuk bisa menyekolahkan ketiga putra putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Cinta Tak Mengenal Basa-basi
RomanceKarina 28 tahun, seorang wanita muda, sederhana, single parent, mempunyai putra berusia tiga tahun, Erlangga. Meskipun ditinggal suami untuk selamanya dia berusaha menjalani hidup dengan bahagia. Setelah enam bulan hidup sendiri, tiba-tiba kakak ip...