⛵ :(

60 8 2
                                    

_ _ _ _ _

Mingi tidak menemukan apa yang istimewa pada penghujung pekan dan tidak menghadapi situasi yang kacau, tapi dia merasa dirinya memiliki suasana hati yang buruk dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Menulis emotikon sedih di status sebelum lekas menghapusnya.

Tangan Mingi mengusap ponsel untuk menemukan hal yang dapat dilakukan, tidak mendapati apapun yang membuat dia tertawa atau menangis. Terjebak diantara tidak sedih dan tidak bahagia, Mingi mendiamkan layar dan melihat temannya yang tengah melakukan kencan.

Pandangan Mingi berpindah saat seseorang membuka pintu apartemennya, mendapati San dengan es krim ukuran besar di tangannya.

"Hanya kau ada di apartemenmu" San memperlihatkan dia senang karena menemukan Mingi di apartemen, lebih tepat sendirian di apartemen

"Iya, dan kau ada di apartemenku" Tidak memahami alasan dari ekspresi senang di wajah San, Mingi memutuskan untuk membalik kata San

"Bagus. Kau dan aku ada di apartemenmu" Meloloskan tawa ringan seperti dia menyenangi situasi ini, lekas mendudukkan diri di sisi Mingi

"Aku tidak memahami maksud dari tawamu" Kata Mingi seraya membiarkan lengan San menyamankan diri di sisinya, mengusir rasa sepi

"Tidak ada yang mengambilmu dari pelukanku kalau hanya ada kau dan aku" San memperlihatkan senyum, matanya menyisakan satu garis

"Kelihatan seperti orang lain memiliki hal yang lebih baik untuk dilakukan" Mingi membalas dengan suara kecil, tidak dilewatkan oleh San

"Apa yang lebih baik daripada memberi pelukan padamu?" Tanya San, menunjukkan serius daripada ringan lagi bermain seperti sebelumnya

"Entah?" Mingi menahan lidahnya dari membagikan pikiran buruk yang menetap dalam kepala, menunjukkan sikap bodoh pada San

"Kau tahu kau memikirkan jawabannya, Mingi. Kau menyimpan jawabanmu" San terlalu mengenali Mingi untuk memakan sikap bodohnya

"Mungkin, mengabaikan aku lebih baik dan lebih mudah untuk dilakukan" Kata Mingi seraya memainkan tangan yang dia biarkan di pangkuan

"Siapa yang memberi pemikiran ini padamu?" Kerutan dahi San, maupun nada bicara memperlihatkan dia tidak bersenang dengan jawab Mingi

"Tidak ada. Aku hanya memikirkannya" Kepala Mingi menggeleng, masih menetapkan pandangannya di jemari daripada memberi fokus pada San

"Pelukan dapat membuatmu merasa baik?" Saat ini San menerima pandangan Mingi, berdiam sebelum dia melakukan angguk yang kecil lagi lamban

"Iya, aku pikir aku membutuhkan pelukan" Kata Mingi, merasakan lengan San memerangkap tubuhnya dengan lekas seperti khawatir dia akan mengubah pikir

"Aku menyayangimu, Mingi" San melisankan perasaan tanpa mengeraskan suara, memastikan hanya Mingi yang mendengar betapa serius dirinya

"Kenapa?" Mingi tidak pula mengeraskan suara, hanya membuka sisi rapuhnya pada San yang memegang dirinya seperti dia sungguh berharga

"Kenapa?" Nada bicara dari San memberi isyarat bahwa dia tidak menduga Mingi akan melemparkan pertanyaan, lebih utama tanya seperti ini

"Kenapa kau menyayangiku?" Pertanyaan Mingi hanya menerima diam yang pendek, merasakan lengan San mengusap punggung dengan ringan

"Kau layak menerima seseorang yang menyayangimu, tanpa pertanyaan, tanpa alasan," Mata Mingi merasakan hangat dari perkataan San

"aku tahu beberapa orang sungguh menyayangimu, dan aku hanya satu diantaranya." San berkata dengan kesungguhan, dan Mingi ingin percaya.

Mungkin Mingi harus mempercayainya karena Yunho memasuki apartemen dengan sikap terburu, melempar tanya mengenai 'apa dia baik'. Tidak memiliki banyak waktu saat Seonghwa menyusul Yunho dan mendekati dirinya.

Mingi merasakan pelukan dan sentuhan pada penghujung harinya, mendengar tawa dari tujuh temannya yang menghabiskan waktu untuk menemani dia. Mengerjap saat Mingi merasakan ibu jari San mengusap sisi tangan.

Ah, Mingi membentuk senyum dan merasakan baik karena dia menghabiskan waktu dengan enam teman dan satu kekasihnya, yang memutuskan datang karena status singkatnya.

. _ _ _ .

Cerita lain yang personal. I need a hug dan ngga bisa ngasih alasan selain aku lagi ngga merasa baik, tapi orang sekitarku bukan tipe ngasih peluk tanpa nambahin becanda atau semacamnya, dan aku bukan dalam perasaan 'mau becanda'. Maaf ya, aku malah ngoceh.

Mingi, Kesayangan yang akhirnya kembali, selamat ulang tahun ya :)

AbibliophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang