_ _ _ _ _
note : parent!hwagi, child!riize-wonbin, mpreg
_ _ _ _ _
Seonghwa memperhatikan kue cokelat yang masih ada di tangan dari anak laki-laki, melakukan kunyah dengan lamban seperti cara makan yang dilakukan oleh Mingi. Tatap mata diselisihkannya diantara sang anak dan pasangan hidupnya yang saat ini mengambil banyak bagian dari bangku, bukan seperti dia memiliki masalah untuk mendudukkan diri pada lantai selama lainnya mendapati nyaman.
Mingi memalingkan wajah seperti dia menyadari Seonghwa melihat dirinya, memiliki ekspresi bingung di wajah yang hanya dibalas dengan geleng dan garis senyum oleh Seonghwa. Mata Wonbin menunjukkan tak paham dengan percakapan tanpa kata diantara dua dewasa saat Seonghwa mengembalikan perhatian padanya, menyelisihkan pandang diantara Seonghwa dan Mingi di sisinya.
Bibir Mingi membentuk senyuman selagi dia menghapus garis tipis di sisi bibir milik Wonbin, noda cokelat yang tidak disadari oleh sang anak.
"Ibu, menunduk" Wonbin mengulur tangan seperti dia ingin menyentuh wajah Mingi,
menyadari Mingi pun memiliki noda cokelat di wajah, Seonghwa tahu dirinya tak menghapus senyum selama dia memperhatikan situasi ini.
"Oh, terima kasih" Kata Mingi saat dia menyadari apa yang dilakukan oleh Wonbin
"Sama-sama" Wonbin memiliki senyuman besar sewaktu dia memberi balas.
Seonghwa mengulurkan tangannya untuk menyentuh surai sang anak dan mengusapnya dengan gemas, menghasilkan gerutu dari sang anak sekalipun lainnya tak melakukan pergerakan untuk menjauhi tangan Seonghwa.
Hanya menjauhkan diri saat Mingi membuka lengannya seperti dia dapat memberi tempat perlindungan untuk sang anak, membuat Wonbin menyelam diantara lengannya tanpa menunggu waktu.
"Kalian belum memikirkan makan malam?" Seonghwa melemparkan tanya
"Hwa-Hyung menginginkan makan malam?" Mingi bertanya, siap untuk meninggalkan duduk
"Aku yang memasak untuk hari ini" Kata Seonghwa, menerima tatap mata dari Wonbin
"Boleh melihat?" Mata Wonbin memperlihatkan antusias, berat untuk menolaknya
"Tidak" Tapi Seonghwa merasa cemas untuk membiarkan sang anak memasuki dapur saat dia memasak
Wonbin menunjukkan sikap merajuk dan menyandarkan tubuh pada Mingi, "Ibu boleh."
Mata Seonghwa melihat Mingi dan mendapati angguk, menyadari lain biasa membiarkan Wonbin melihat dirinya saat melakukan masak.
"Dia hanya melihat dan tidak menyentuh apapun" Mingi meyakinkan
"Bukan masalah?" Terus terang, Seonghwa meragu untuk membiarkan sang anak memasuki dapur
"Kau mendapati masalah?" Mingi melonggarkan peluk, menunjukkan Wonbin yang kelihatan baik.
Memberitahu bahwa tidak ada insiden atau situasi buruk yang terjadi dengan dia membiarkan Wonbin melihat dirinya memasak selama ini, tak ada yang perlu dicemaskan.
"Bukan masalah" Pun Wonbin menunjuk dirinya, mengatakan bahwa dia bukanlah masalah
"Tentu. Wonbin tidak pernah merupakan masalah" Seonghwa memberi setuju dengan mudah
"Boleh melihat?" Wonbin mengulang pertanyaan, kembali menunjukkan binar antusias
"Boleh melihat?" Kentara bahwa Mingi menemukan hiburan dari laku sang anak, menirunya
"Aku tidak dapat menang dari kalian" Seonghwa mengulurkan dua tangan, mengusak surai dari dua kesayangan
"Wonbin-ah," Panggil Seonghwa membuat mata Wonbin mengarah padanya
"Um?" Balas sang anak dengan manis, masih menunjukkan ingin tahu
"Pastikan Ibumu tidak meninggalkan bangku selama Ayah memasak" Kata Seonghwa
"Iya" Wonbin tersenyum selagi melakukan angguk, memahami tugas yang diberikan
"Aku bukan anak kecil yang perlu pengawasan" Rajuk Mingi, kelihatan lucu
"Wonbin tidak diawasi" Kesan bangga ada dalam bicara sang anak.
Seonghwa membiarkan tawa lepas dari bibirnya sebelum dia kembali berkata, "Oh, Mingi-ya."
"Iya?" Tidak berbeda dari Wonbin, Mingi menunjukkan ingin tahu di matanya
"Pastikan Uri Wonbin hanya memperhatikan" Seonghwa berkata, dapat menduga reaksi.
Wonbin mengerutkan bibir dengan tak senang, tidak berbeda dari apa yang dilakukan oleh sang Ibu pada beberapa saat lalu.
"Wonbin hanya melihat" Saat ini, Wonbin yang memperlihatkan sikap merajuk
"Tentu, tentu" Seonghwa menjawab, menukar tatapan jenaka dengan Mingi.
Seonghwa menjadi sibuk dengan bahan masakan dan peralatan masak di momen berikutnya, tapi dia memiliki beberapa momen dimana dirinya menaruh perhatian pada Mingi dan Wonbin yang memperhatikan kesibukannya dari meja makan. Perasaan hangat membuat dia menempatkan senyuman di wajah, tak memikirkan situasi ini pada bertahun lalu.
Sebelum dia dan Mingi mendapatkan Wonbin, mereka melewati masa penantian yang melelahkan pada tahapan Mingi berpikir mereka tidak mendapatkannya karena dia tidak layak menjadi orangtua. Pun hadir Wonbin di tubuh Mingi bukanlah situasi mudah dan menjadi sembilan bulan yang panjang, sempat menghadirkan pilih mengenai Ibu atau anak di waktu persalinan.
Tapi Seonghwa menyantap makan malam dengan Mingi dan Wonbin pada saat ini, semuanya dalam keadaan baik setelah perjuangan berat mereka. Bahagia memenuhi diri, abai pada tatap bingung dari Mingi dan Wonbin saat dia mendekati mereka untuk menaruh kecupan di dahi.
. _ _ _ .
Ceritanya, aku ngenalin member RIIZE setelah nontonin performance mereka di MAMA, dan ngerasa Wonbin mirip banget sama Hwa.
Pas nontonin konten mereka, aku juga ngerasa dia mirip sama Igi. Kayak dipanggil 'Princess', makannya lama, trus teriaknya heboh banget pas masuk rumah hantu.
Kepikiran ide cerita buat keluarga kecil ini, akhirnya. Semoga ada yang terhibur dengan cerita ini ya.
Bonus, remahan Seonghwa dan Wonbin yang aku temuin di X :
KAMU SEDANG MEMBACA
Abibliophobia
FanficAbibliophobia : istilah untuk orang yang akan frustasi saat tidak memiliki bahan bacaan. <3 <3 <3 <3 <3 Kumpulan cerita yang berantakan, sesuai ide dan mood, dengan Bottom Mingi, Bottom BIC, Bottom Yehyeon.