💎 The Feeling was Bad

27 3 0
                                    

_ _ _ _ _

Mengerikan mengenai bagaimana dua orang dapat memandang seperti Dunia hanyalah milik mereka pada satu hari namun mereka dapat melemparkan kata benci pada hari lainnya. Seungmin selalu berpikir bahwa perasaan diantara pasangan kekasih adalah hal mengerikan.

Dan dirinya terjebak dalam situasi dimana dua orang menginginkan dia menjadi kekasihnya, membuat dia membayangkan tidak hanya satu orang yang akan melempar kata penuh benci padanya di hari lain. Hanya bersikap bahwa dia menganggap ungkapan sebagai candaan.

Tidak peduli apa yang dilakukannya, Seungmin masih mendapati Minjae dan Huijun menjadikan dirinya tidak berbeda dengan mahluk kerdil.

"Hyung," Seungmin mendengar suara Minjae yang mendudukkan diri di sisinya, bukan nada riang lagi antusias seperti apa yang biasa dia dengarkan

"Apa?" Enggan memindahkan pandangannya dari air hujan yang memenuhi kubangan tidak jauh dari posisi duduknya

"kau tidak berpikir kami serius dalam menyatakan perasaan padamu?" Memiliki nada sedih lagi penuh kecewa saat dia bertanya

"Heum" Hanya dapat mendengungkan jawaban yang tidak pasti, tidak yakin bagaimana dia harus memberitahu pemikirannya

"Atau, kau memiliki alasan untuk menolak siapapun menjadi kekasihmu?" Huijun dan sikap pemerhati yang mengagumkan

"Ei. Kenapa pembicaraan ini menjadi begitu serius?" Bersikap lucu, bersikap seperti biasa, Seungmin mengulang dalam pikirnya

"Karena kami tidak pernah mendapat jawaban yang jelas" Jawab Huijun, menatap pada laki-laki yang mungil diantara dia dan teman dekatnya

"Jawaban yang jelas, untuk apa?" Ingin mempertahankan peran bodoh lagi tidak tahu apa-apa, Seungmin memberikan tanya

"Ini. Kau selalu bersikap bodoh seperti kau tidak paham apa yang aku katakan" Suara keras dari Minjae mengejutkan Seungmin

"Kami tidak marah, aku bersumpah aku dan Minjae tidak marah" Menyadari tegang Seungmin, Huijun berkata dengan nada tenang

"Tapi, kelihatan seperti Minjae sungguh ingin memakiku" Seungmin tidak yakin apa alasannya, tapi ada keheningan yang singkat

"Apakah kau melihat pertengkaran diantara pasangan kekasih?" Ada waktu dimana Minjae mengejutkan Seungmin dengan dugaan tepat sasaran

"Iya. Bukan pasangan kekasih, aku melihat pertengkaran dari pasangan hidup" Tidak menemukan jalan melarikan diri, maka dia berterus terang

"Hanya karena orangtua kita mengalami gagal, tidak memberi arti bahwa kita akan gagal" Kedengaran seperti ucapan simpatik menurut Seungmin

"Kita?" Tatapan Seungmin melihat pada Huijun yang berkata, melihat angguk mengiyakan dari laki-laki yang lebih muda

"Kita" Huijun mengangguk dengan raut wajah dia memahami Seungmin, tersenyum untuk menunjukkan mereka dapat bertahan

"Kami paham kalau kisah cinta yang manis dan selamanya hanya mendekati dongeng," Mata Seungmin berpindah pada Minjae yang berkata

"tapi apa yang salah dari mengharapkannya? Apa yang salah dari mengusahakannya?" Dan Minjae mempertemukan tatap mereka

"Tidak ada yang salah" Kata Seungmin, tidak menemukan salah dari mengharap dan mengharapkan kisah manis yang tidak berakhir

"Aku paham kau membutuhkan waktu. Kami hanya ingin tahu apa kau sungguh menganggap perasaan kami sebagai hal tidak serius" Minjae berkata

"Kami bukan mengajakmu bicara untuk memaksamu menerima kami" Huijun memiliki senyum saat Seungmin melihat padanya

"Sekalipun tidak mudah dipercaya, kami menghargai pendapat lain dan tidak memaksakan kehendak" Si pemuda Noh melanjutkan

"Terima kasih" Seungmin hanya mengatakannya, tidak berusaha melempar kelakar bahwa dia meragukan kata berlaku pada Minjae

"Ah, untuk apa kau mengatakan terima kasih?" Minjae berkata, mengibaskan tangan seperti Seungmin tidak perlu mengatakannya.

Sore ini tidak berbeda dengan sore lalu atau sore sebelumnya dimana Seungmin berada diantara Minjae dan Huijun, menghimpit dia diantara ramai penumpang pada kendaraan umum dan tidak melepas tangannya diantara kesibukan stasiun pada penghujung hari.

Mustahil untuk tidak merasakan hangat dari sikap melindungi lagi perhatian yang diberikan oleh Minjae dan Huijun, Seungmin hanya tidak melupakan kata benci yang saling dilemparkan orangtuanya. Minjae menarik tangan Seungmin sebelum dia berlarut dalam lamunnya.

Huijun menatapnya seperti dia memiliki tanya, namun dia hanya tersenyum dan merapihkan rambut Seungmin di menit berikutnya. Mengatakan dia dan Minjae akan menjawab kapanpun dia ingin melakukan panggilan.

. _ _ _ .

Maaf. Pekan ini bukan pekan yang mudah buat aku, dan malah tiga bayi ini yang terkena akibatnya. Lagi-lagi ada di friend zone, lagi-lagi dapet cerita sedih.

Siapapun yang baca, semangat ya! Sekalipun ada hari dimana kamu ngerasa ini bukan harimu, aku yakin kamu udah ngelakuin terbaiknya kamu dan terbaiknya kamu udah cukup. Mungkin bukan di mata semua orang, tapi pasti ada yang hargain terbaiknya kamu, jadi semangat ya ♥️

AbibliophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang