⛵ Cuddle Me

112 13 0
                                    

_ _ _ _ _

Ini merupakan waktu malam dimana jam menunjukkan pukul satu dini hari, San meninggalkan perayaan yang dilakukan oleh temannya karena dia tidak merasa malam ini merupakan malam dimana dia ingin minum atau melakukan kegiatan lainnya.

San tidak memikirkan dia akan menemukan Mingi yang membaringkan diri di bangku, bukan posisi paling nyaman dengan tubuh tinggi yang dimiliki oleh pemuda Song ini sehingga San mengerutkan dahi saat dia melihat apa yang dilakukan oleh Mingi.

Mingi tidak pernah merupakan orang yang mudah bangun, mengejutkan saat dia membuka mata karena San menyentuh bahunya dengan ringan.

"Kau pulang?" Mingi memiliki tatapan bahwa dia cemas pada San, melihat ponsel yang dipegangnya dengan kuat diantara dua tangan

"Ada yang terjadi?" San memberikan tanya, masih dalam posisi membungkuk sementara sang kekasih mengubah posisi menjadi duduk

"Apa kau baik?" Tangan Mingi meraih lengan San yang ditutupi dengan sarung tangan bahan karet, dari saat dia mengendarai motor

"Mingi, tenanglah. Kau mulai panik" San meraih bahu Mingi dengan tangannya yang tidak dipegang oleh si pemuda Song

"Aku melihat tayangan mengerikan mengenai kecelakaan saat melakukan balapan, dan," Gemetar dapat dirasakan dari tangan Mingi yang memegang lengan San

"Aku disini, Mingi. Aku baik dan ada disini" Menempatkan diri pada sisi Mingi, San memastikan posisi mereka sungguh dekat sehingga Mingi dapat merasakan hadirnya

"Kau ada disini" Mingi mengulangi apa yang dikatakan oleh San, masih memiliki gemetar pada tangannya walau tidak lagi menggenggam lengan San dengan kuat

"Benar. Aku ada disini, tidak ada yang perlu dicemaskan" San memeluk bahu Mingi setelah laki-laki yang lebih muda melepaskan lengannya, memeluknya dengan rapat

"Kau ada disini" Kembali, Mingi mengulangi kata dan San membiarkan Mingi mengubah posisi sehingga dia dapat menyandarkan kepalanya pada bahu San

"Kau tidak ingin aku melakukan balapan?" San menyugar surai Mingi dengan tangannya, perlahan dan memiliki sikap yang sungguh berhati dalam gerakannya

"Umm," Mingi menempatkan sisi wajahnya pada bahu San, membuat laki-laki penggemar otomotif ini merasakan getar saat Mingi mendengungkan nada

"Princess. Kau harus mengatakannya dengan jelas, agar aku dapat mengetahui keinginanmu" Kata San, tidak menghentikan gerak tangannya di surai Mingi

"Bisakah?" Suara Mingi hanya serupa dengan bisikan, walau San dapat mendengarnya dengan posisi dekat dimana bibir Mingi tidak jauh dari telinganya

"Apa yang kau inginkan, Princess?" Nada bicara San hanya memiliki lembut, kontras dengan kesan kaku dari pakaian kulit yang masih dikenakan olehnya

"bisakah kalau kau tidak melakukan balapan?" Hanya membisik, namun Mingi menyampaikan inginnya dan San menjadi kekasih yang mendengarkan dengan baik

"aku takut" Pun tambahan katanya tidak berbeda dengan cicitan lemah, beruntung karena posisi yang tidak memiliki jarak saat ini membuat San tidak melewatkan katanya

"Aku dapat melakukan apapun untukmu, Princess" Tidak ragu dalam bicaranya, San selalu menunjukkan Mingi adalah prioritas dan dia dapat melakukan apapun untuknya

"Diam disini, dan peluk aku hingga pagi" Bukan memiliki suara keras, namun Mingi tidak lagi menggunakan suara lemah seperti suaranya pada perkataan sebelumnya

"Katamu adalah perintah bagiku" San dapat mendengar tawa ringan dari Mingi karena katanya, dan ini merupakan hal yang paling baik untuk mengakhiri hari.

Memiliki Mingi diantara lengannya, mendengar tawa ringan dari Mingi sebelum dengkuran halus mengisi pendengaran, menyandarkan diri pada bangku dan mungkin merasakan pegal di pagi hari namun San tidak akan menukar momen ini dengan hal lain.

Pun saat dia bangun dan masih menemukan Mingi di lengannya, hanya memandangi hingga dia menemukan kerutan dahi yang biasa dilakukan Mingi sebelum membuka mata. San tidak ingin ekspresi ini berlama, maka dia membisik 'selamat pagi' dan mendapati senyum sebagai balas.

. _ _ _ .

Aku dapet inspirasi dari kostum San waktu ATEEZ nampilin (It's Raining) di Immortal Songs episode Rain, suka banget sama kostum dia dan ngebayangin dia jadi pemotor atau anak motor gitu. Tapi sisi lain ada anggota keluarga yang dapet cedera pas nonton balapan motor, jadi takut duluan kalo ngebayangin.

AbibliophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang