_ _ _ _ _
Seungmin tidak memikirkan dia akan merindukan suara kode ditekan selagi dia menyiapkan makan malam untuk diri sendiri atau dia tengah mengerjakan tugas yang diserahkan oleh anggota lain dari tim, tidak membayangkan dirinya akan merindukan ekspresi jahil di wajah laki-laki lebih muda darinya yang memasuki unit apartemen dengan kesan nyaman.
Tapi Seungmin menemukan dirinya merindukan Minjae saat punggung diluruskan, selesai mengerjakan tugas dan tak menemukan seseorang untuk membagikan keluh atau gerutunya mengenai rasa lelah. Mata diarahkannya pada jam dinding yang perlihatkan pukul sebelas, telah melewati satu jam sedari waktu Minjae biasa memasuki apartemen miliknya.
Pengisi daya dilepaskan dari ponsel saat dia melihat baterai melebihi delapan puluh persen, mengarahkan jemari pada ruang cakap antara dia dan Minjae.
"Hai?" Seungmin menggumam selagi dia berusaha menuliskan kata.
Ragu dengan pesan yang hendak dikirim, menghapusnya secepat dia dapat mengeja kata dan berdiam untuk memikirkan pesan yang lebih tepat.
Tak melakukan apapun dan hendak menyimpan ponsel saat dia sadari status Minjae ; online.
Berhenti diantara gerak saat layar perlihatkan panggilan masuk dari Minjae, "Hai?"
"Hai." Minjae memiliki antusias saat dia menanggapi sapa Seungmin, terbayang senyum di wajah si lebih muda
"Kau tidak tidur?" Seungmin mendengar tawa ringan diudarakan oleh lainnya, tahu bahwa ini pertanyaan yang bodoh.
Minjae tengah menempati sisi lain dari Bumi, memiliki perbedaan zona waktu dengan Korea Selatan dimana Seungmin ada pada saat ini.
"Ini belum malam" Jawab Minjae memastikan betapa bodoh pertanyaan yang dia lemparkan
"Benar" Rapatkan bibir setelah Seungmin memberi balasan ini, enggan mengatakan hal bodoh yang lain
"Jadi," Dapat mendengar kesan jenaka dan membayangkan senyuman jahil dari lainnya
"Kau merindukanku?" Minjae menuntaskan pertanyaan, mendapat diam sejenak.
Di waktu lain, Seungmin akan memberi bantahan dan mengatakan banyak hal mengenai lainnya yang perlu membatasi kepercayaan diri atau semacamnya.
Tapi ini merupakan dua pekan dari temu terakhir dirinya dengan si lebih muda, dan dia dapat menghitung tukar pesan atau panggilan yang mereka lakukan selama dua pekan terakhir.
"Iya" Maka, Seungmin biarkan jujur menjadi jawaban atas tanya yang diberikan oleh lainnya
Minjae tidak terburu dalam menjawab, dan saat ini dia memberi balas, "oh."
"Kau tak menginginkan jawaban ini?" Khawatir Seungmin, menyimpan banyak cemas dalam kepala
"Seungmin-Hyung," Minjae mengetahui kecemasan Seungmin tanpa perlu menatap mata
Tawa kecil dilepas sebelum dia berkata, "aku menyenangi jawaban ini, aku sungguh menyenangi jawaban ini."
Biarpun lainnya menggunakan tawa, Seungmin mengetahui lainnya serius dengan apa yang dikatakan sehingga dia membentuk senyum.
"Kau tahu aku menyenangi langit di sore hari?" Minjae melempar tanya saat Seungmin membiarkan diam bertahan
"Um. Kau menyukai pemandangan saat matahari tenggelam" Berkata untuk mengatakan setuju, ingat dengan baik
"Benar," Kesan enggan dari sisi lain membuat Seungmin mengerutkan dahinya
"Apakah langit di sore hari tidak indah?" Rujuk Seungmin pada tempat dimana Minjae berada
"Tanpamu, iya" Ini merupakan kata menggelikan pada banyak waktu, dan Seungmin tak siap
"Uh, apa yang kau bicarakan?" Tak yakin mengenai reaksi yang harus dia berikan pada lainnya
"Aku biasa membicarakan banyak hal denganmu selagi menantikan matahari tenggelam, tapi kau tidak ada disini" Minjae menjelaskan.
Tentu Seungmin biasa meninggalkan tempat kerja di sore hari dan Minjae akan menjemputnya sebelum berlalu pada pekerjaan paruh waktu yang dia dapatkan tak jauh dari gedung apartemen.
"Sejujurnya, aku memikirkan hal yang sama mengenai malam hari" Terang Seungmin
"Oh, saat aku pulang ke unit apartemen dan mengajakmu makan?" Minjae menduga
"iya" Salah tingkah, Seungmin menanggapi tanya dengan suara yang kecil
"Hyung, kau merasa malu?" Dapat mengetahui Minjae akan menggoda dia
"Diam" Titah Seungmin yang merasakan hangat pada wajahnya
"Aku akan diam" Patuh Minjae dengan mudah, tak mengatakan apapun.
Seungmin merupakan pembicara yang handal saat dia miliki waktu dengan sosok yang telah dekat, tapi dia pun menyenangi ketenangan.
"Kau, merindukan aku?" Ragu dalam pecahkan sepi diantara dia dan Minjae, Seungmin bertanya dengan pelan
"Iya. Aku merindukanmu, merindukan langit sore di sisimu, maupun malam hari denganmu" Minjae menjawab, miliki sikap bicara yang sama.
Kembali membiarkan hening sebelum Minjae harus mengembalikan diri pada kesibukannya, dipahami oleh Seungmin yang mengakhiri panggilan terlebih dahulu. Akan membersihkan wajah dan menyikat gigi saat layar ponsel mengalami kedip, perlihatkan pesan masuk dari sang kasih yang lebih muda darinya.
Temukan stiker dengan ungkapan hati yang mengundang senyuman dari Seungmin, kembali membuka ponsel untuk menemukan stiker lain dengan ungkapan hati. Masih memiliki beberapa pekan hingga Minjae dan temannya menyelesaikan pekerjaan di belahan lain, panggilan dan tukar pesan merupakan cukup saat ini.
Seungmin melewati kalender meja, menghitung hari dimana Minjae dan dirinya menukar cerita mengenai hari hingga mengimajinasikan masa depan dimana mereka akan ada untuk satu sama lain, malam dimana Minjae akan menariknya dari kegiatan apapun untuk habiskan makan malam seraya melihat kerlip bintang.
. _ _ _ .
Ide ceritanya muncul pas aku lagi ngedenger lirik lagu BOYNEXTDOOR - So let's go see the stars. Terus, kayak pengen nulis pairing ini karena lucu aja buat bayangin Seungmin yang kangen tapi rada gengsi gini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abibliophobia
FanficAbibliophobia : istilah untuk orang yang akan frustasi saat tidak memiliki bahan bacaan. <3 <3 <3 <3 <3 Kumpulan cerita yang berantakan, sesuai ide dan mood, dengan Bottom Mingi, Bottom BIC, Bottom Yehyeon.