🎵 Kind-Hearted Senior

34 3 0
                                    

_ _ _ _ _

inspirasi dari adegan drama
(At Eighteen)
_ _ _ _ _

Tidak ingin menggerutu lama mengenai ban sepeda yang disembunyikan atau rantai sepeda yang dilepas, Yehyeon membiarkan sepeda bermalam di lapangan parkir milik sekolah menengah atas dimana dia melakukan pendidikan selama sekian bulan terakhir.

Kepala menoleh saat dia mendengar seseorang membunyikan bel tanpa henti, meski si murid kelas satu ini telah mengambil sisi paling akhir dan meyakini dia tidak menghalangi jalan dari seseorang atau sepeda. Bibir membentuk senyum saat mendapati figur familiar.

Yehyeon tidak menghentikan langkah walau dia mengenali kakak kelas yang menggunakan sepeda dan melempar senyuman, meski langkahnya kelihatan lamban.

"Kau menyelesaikan piket, Senior Taedong?" Bertanya selagi mengembalikan pandangan pada jalanan

"Iya. Kau diganggu oleh murid lain?" Taedong menjawab sebelum dia memberi pertanyaan lain

"Tidak. Hanya sepedaku, ah" Enggan menjelaskan situasi, Yehyeon hanya menghelakan nafasnya

"Aku pikir kau akan berusaha untuk membenarkan sepedamu" Kata Taedong, memiliki ekspresi geli pada wajahnya

"Tidak, tidak. Aku tidak dapat melakukan perbaikan sepeda seorang diri" Yehyeon memberi penolakan dengan jelas

"Kau dapat meminta bantuan pada penjaga sekolah atau padaku" Taedong menunjuk diri dengan tangan kiri

"Tidak. Lagipula, aku sedang memburu waktu" Pandangan Yehyeon mengarah pada jam tangan yang dia kenakan

"Hari ini merupakan hari dimana kau mengurusi kedai makanan?" Taedong bertanya, telah mengenal Yehyeon

"Benar. Aku tidak yakin aku dapat," Yehyeon menoleh saat Taedong menghentikan sepeda di depannya

"Kau dapat menumpang sepedaku" Kata Taedong, memperlihatkan ekspresi hangat lagi membentuk senyum

"Senior Taedong, aku sudah," Bibir Yehyeon menutup saat Taedong memberikan gestur menolak

"Kau tidak merepotkan" Taedong memberi isyarat agar Yehyeon menempati bagian belakang dari sepeda

"Aku beruntung karena aku memiliki senior yang baik" Kata Yehyeon, menempatkan kakinya pada sisi ban

"Karena kau layak menerima seluruh kebaikan di Dunia" Balas Taedong, mulai mengayuhkan pedal sepeda

"Ei" Yehyeon tidak menerima perkataan Taedong dengan mudah, hanya memberi sikap seolah Taedong berbohong

"Aku berkata dengan jujur" Taedong menolehkan wajahnya, berusaha menunjukkan ekspresi bersungguh di wajahnya

"Aku akan menganggap aku percaya" Tidak ingin melanjutkan perdebatan tidak penting, Yehyeon memberi balas

"Kau tahu, kau dapat memberi perlawanan pada mereka" Kata Taedong, kembali meluruskan pandangan

"Tidak, aku tidak ingin memperbesar masalah" Yehyeon menolak apa yang dikatakan oleh Taedong, memilih berdiam

"Baiklah, baiklah. Tapi, kau tahu?" Taedong memiliki nada bertanya pada bagian akhir, menimbulkan kerutan tidak paham

"Aku tahu? Tahu mengenai apa?" Enggan menyimpan kebingungan dalam waktu yang panjang, Yehyeon melempar tanya

"Kau selalu dapat berpegangan padaku" Tidak dapat mempertemu tatap, namun Taedong menoleh dan memastikan dia tersenyum

"Um, aku tahu." Ulasan senyum yang berusaha diperlihatkan oleh Taedong, membuat Yehyeon menaruh senyuman pada wajahnya.

Taedong merupakan kakak kelas yang menyibukkan diri pada ruang latihan atau perpustakaan, bilang temannya dapat dijumlahkan menggunakan jari tangan walau sebenarnya dia bukan orang yang mengintimidasi dan sulit didekati.

Yehyeon tidak mengetahui apa dirinya terlalu percaya diri atau tidak untuk mengatakan dirinya dekat dengan Taedong, menerima senyuman dari Taedong melebihi apa yang diterima oleh lainnya, namun Yehyeon yakin mengenai ini.

Yehyeon menemukan rasa nyaman di sisi Taedong, menyukai Taedong pada satu pertemuan dan lebih menyukai Taedong di temu berikutnya. Cerita biasa mengenai remaja yang mendapatkan momen romansa dengan kakak kelas baik hati.

. _ _ _ .

Ide cerita ini sempet terabaikan walau aku ngerasa gemes banget, mikir bahwa momen ini lucu sekali, karena aku ngerasa ngga ada pairing yang sesuai. Akhirnya aku ngeliat Taedong sama Yehyeon, dan ngerasa bahwa mereka cocok buat dikasih adegan ini (opini pribadi sepenuhnya).

AbibliophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang