⛵ Hal yang Sulit

22 3 0
                                    

_ _ _ _ _

Emosi merupakan hal yang menyulitkan dalam pandangan Mingi, dan melakukan bicara mengenai apa yang dia rasakan tak pernah menjadi pembicaraan mudah. Maka, Mingi menghargai San yang menanyakan apakah dirinya ingin melakukan jalan, daripada bertanya mengenai apa dia merasa baik atau tanya lain mengenai perasaan.

San membiarkan Mingi menempatkan tangan diantara lengan dari laki-laki kelahiran Juli, tidak ada yang berusaha melakukan bicara seperti keduanya hanya melakukan jalan untuk menikmati suasana atau udara sejuk pada malam hari. Ini pun merupakan situasi yang dihargai oleh Mingi hingga dia membentuk senyuman tipis di wajah.

Mingi mengambil langkah pada kedai makanan yang ada di sisi jalan, tidak mendengar keluh San sekalipun dia mengubah arah tanpa isyarat.

"Tidak masalah?" Mingi melemparkan tanya selagi mendudukkan diri pada bangku

"Kau membicarakan apa?" San memperlihatkan dia tak paham dengan bicara Mingi

"Aku mengajakmu jalan" Kata Mingi mendapatkan garis senyum dari San

"Aku yang mengajakmu jalan, Mingi-ya" Ralat San, Mingi mengerutkan dahi.

San merupakan seseorang yang mengumpulkan tenaga saat sendiri, biasa memasuki kamar sewaktu mereka tidak memiliki jadwal apapun dan dirinya telah paham.

"Kau biasa mendiamkan diri di kamar" Mingi menyuarakan apa yang dia pikir

"Dan kau biasa menghabiskan waktu di ruang studio" Balas San dengan mudah

"Benar" Mingi menyadari dia tidak menghabiskan waktu di studio selama beberapa waktu, tak tahu apa yang harus dilakukan saat ini

"Mungkin, aku memerlukan suasana baru" Kata San seraya mulai memakan kentang manis yang dibeli

"Iya, sesuatu yang berbeda dari biasa" Mingi membenarkan, turut memakan kentang manis miliknya

"Dan tidak menimbulkan perasaan sesak atau lelah" San berkata seperti dia dapat memahami Mingi

"Um" Dan Mingi memerlukan pendengar, pun orang yang dapat memahami dirinya untuk saat ini

San membuka mulut saat Mingi mengarahkan kentang manis padanya, "Aku pun memilikinya."

"Benar, tapi kau menerimanya" Tersenyum seperti dia berbangga dengan apa yang dia lakukan

"Siapa yang dapat memberi penolakan saat kau sungguh lucu?" San menjawab saat dia menyelesaikan kunyah

"Tidak ada yang lucu dariku" Kening mengerut memperlihatkan Mingi merasa bingung

"Perkataanmu, bukan perkataanku" San mengulurkan kentang manis miliknya pada Mingi

"Kau menemaniku karena aku lucu?" Tanya Mingi saat dia telah menyelesaikan kunyah

"Kau ingin aku menemanimu karena kau lucu?" San membalik tanya yang dilemparkan oleh Mingi

"Bagaimana kau dapat membalik pertanyaan?" Mingi mengerutkan bibir dan melihat tawa San

"Entah, aku hanya ingin menemanimu" Kata San mendapatkan diam sejenak dari si kelahiran Agustus

"Perkataanmu tidak mudah untuk dipahami" Berkata dengan bibir yang dikerutkan, tak dapat memahami lainnya

"Banyak hal yang tidak mudah untuk dipahami, seperti perasaan?" Bertanya sekalipun San tahu apa jawaban Mingi

"Kau benar" Mingi melakukan angguk, menuntaskan kentang manis di tangannya tanpa melakukan bicara.

San di sisinya pun tidak memiliki ingin untuk melakukan bicara dan hanya menaruh perhatian pada kentang manis di tangan selama beberapa saat, tapi Mingi menemukan jemarinya dalam raih San di momen dia menyelesaikan makan dan memasukkan sampah pada tempat pembuangan.

. _ _ _ .

Kembali menjadikan cerita buat lahan curhat, kayak perasaan susah banget buat dipahami, terkadang termasuk perasaan sendiri. Saking bingung sampe ngga yakin apa yang mau ditulis, perasaan apa yang mau dikeluarin.

Siapapun yang ngebaca bagian ini, semoga pekan depan datang dengan membawa kabar baik untuk kita. Semangat!

AbibliophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang