_ _ _ _ _
Wonjin menahan kantuk dan enggan membiar dirinya jatuh dalam lelap saat dia menemukan Yehyeon yang memperhatikan buku pelajaran dengan tatapan antusias, berusaha membantu sang adik kelas untuk mengerjakan tugas yang (dikatakannya) belum selesai.
Kelihatan seperti Wonjin menjatuhkan diri dalam lelap tanpa disengaja, merasakan tangan yang mengusap surainya dengan halus dan dapat mendengar tawa ringan lagi menenangkan saat dia berusaha membuka kelopak mata yang menjadi berat dibanding lalu.
Yehyeon merapihkan sejumlah buku yang disebar dengan berantakan di meja, sementara Wonjin mengumpulkan alat tulis dengan lamban.
"Kau akan menginap, Yehyeon-Hyung?" Wonjin memberikan tanya saat dia dan Yehyeon selesai membersihkan peralatan belajar mereka dari meja, saat ini telah membuka mata dengan benar
"Iya. Paman dan Bibi sedang tidak ada di rumah, benar?" Terkadang Wonjin melupakan bahwa Yehyeon merupakan anak dari teman orang tua dan mengenal dirinya sedari lama, sebagai adik kecil
"Benar. Ayah memperhatikan panen dari kebun buah, dan Ibu mengunjungi keluarga disana" Kata Wonjin, mengingat kampung halaman dari orangtuanya walau dia menghabiskan waktu di Seoul
"Kau tidak dapat mengikutinya karena masih memiliki kegiatan sekolah?" Yehyeon menduga, pun ini bukan pertama kali Wonjin ditinggal sendiri
"Benar," Wonjin menempatkan senyum pada wajahnya selagi dia memperhatikan wajah Yehyeon, "padahal tidak masalah kalau aku melewatkan sekolah selama satu atau dua hari."
"Anak Kecil, apa yang kau katakan?" Tidak menahan tawa besar lagi memiliki kesan geli saat Yehyeon memberikan balas dengan nada berapi
"Hanya bercanda, Yehyeon-Hyung" Kata Wonjin saat dia dapat meredakan tawa, melihat mata Yehyeon yang tidak lagi membesar seperti tidak percaya bahwa sang adik kecil ingin membolos
"Aku mencemaskan bahwa kau sungguh ingin memboloskan diri, padahal bulan depan kita memasuki waktu ujian" Yehyeon menghela nafas dengan memiliki kesan lega pada wajahnya, tidak lagi melebarkan mata
"Kau mencemaskan aku akan menghadapi kesulitan seandainya aku membolos?" Bibir Wonjin memperlihatkan senyuman, pun memiliki kesan jenaka pada pandangannya
"Kapan aku tidak mencemaskanmu? Kau merupakan adik kecilku" Menahan diri dari mendengus, Wonjin memindahkan pandangan seraya melakukan beberapa angguk
"Heum" Wonjin hanya mendengungkan nada, masih melakukan beberapa anggukan hingga Yehyeon mengarahkan tatapan bingung
"Ada apa dengan 'heum'?" Yehyeon bertanya seraya mengangguk, bermaksud untuk meniru Wonjin yang saat ini menghentikan angguk dan memberi perhatian padanya
"Heum" Daripada membuka mulut untuk menjawab ingin tahu Yehyeon, Wonjin hanya mendengungkan nada seperti apa yang dilakukannya sebelum ini
"Apa yang dimaksud dengan 'heum'?" Belum menyerah dengan rasa ingin tahunya, Yehyeon mengulang tanya untuk Wonjin
"Entah" Hanya memberi balasan yang tidak memuaskan, Wonjin mengulum senyum saat Yehyeon berdiam dan merendahkan pandangan seperti anak anjing yang bersedih
"Basuh wajahmu dan pergilah tidur" Kata Yehyeon, menghentikan sikap anak anjingnya dan mengembalikan peran 'kakak laki-laki yang perhatian pada adik kecilnya'
"Kau juga memerlukan istirahat, Yehyeon-Hyung" Tidak berusaha memasalahkan peran 'adik kecil' dalam pandangan Yehyeon, Wonjin membalas dengan sikap perhatian
"Aku akan melakukannya setelah aku pastikan kau mendapat istirahat yang nyaman" Enggan melepas peran sebagai kakak laki-laki, Yehyeon bersikeras saat dia berkata
"Paling tidak, temani aku untuk membasuh wajah dan menyikat gigi?" Wonjin melemparkan tanya, dapat mendengar Yehyeon membentuk tawa yang ringan
"Kau masih takut untuk memasuki kamar mandi di malam hari?" Tangan Yehyeon menyentuh surai halus milik Wonjin, mengusaknya dengan gemas dan masih memiliki garis senyum di bibirnya
"Hehe" Tidak memberikan jawab kalau dia menyenangi Yehyeon yang biasa bersenandung saat berada di kamar mandi, memperlama pandangan pada Yehyeon yang memejamkan mata saat mencuci wajah dan menyikat gigi.
Biasa membagi tempat tidur sedari Wonjin berada di taman kanak, Wonjin menyadari ini bukan situasi yang besar dalam pandangan Yehyeon sehingga dia melingkarkan lengan pada tubuh laki-laki yang lebih dewasa, menjadi sendok besar untuk malam ini.
Yehyeon menggerutu mengenai posisi dirinya sebagai sendok kecil, namun memilih untuk menerimanya saat Wonjin hanya membalas dengan tawa ringan. Mendengkur halus pada waktu berikutnya dan membuat Wonjin tersenyum dengan tipis.
Ucapan 'selamat malam' hanya serupa dengan bisikan, namun bukan masalah selama Wonjin memiliki Yehyeon sebagai sendok kecilnya.
. _ _ _ .
Aslinya aku udah nulis beberapa cerita Bottom Yehyeon, tapi tempat penyimpanan lagi bermasalah jadi fanfic ini baru kutulis satu pekan terakhir. Seadanya banget, tapi aku lumayan puas karena akhirnya bisa publish Bottom Yehyeon.
Masih menunggu update Gidongdae, masih menantikan konten baru Gidongdae, masih menantikan tanggal debut Gidongdae. Ayo semangat, Gidongdae Stan \(~o~)/
KAMU SEDANG MEMBACA
Abibliophobia
FanfictionAbibliophobia : istilah untuk orang yang akan frustasi saat tidak memiliki bahan bacaan. <3 <3 <3 <3 <3 Kumpulan cerita yang berantakan, sesuai ide dan mood, dengan Bottom Mingi, Bottom BIC, Bottom Yehyeon.