_ _ _ _ _
Huijun ingat Minjae pernah mengatakan sesuatu mengenai dia akan menyentuh batas pada akhirnya, berhenti mengatakan setuju pada apa yang dikatakan oleh orangtua dan mengambil jalan sendiri. Tapi Huijun tidak menanggapi ucapan dari sang teman di masa sekolah menengah pertama, memilih fokus untuk menulis catatan dari kelas tambahan.
Dan Huijun mengingatnya saat dia menjatuhkan pandangan pada sisi, menemukan Seungmin yang tidak melepas lengannya sekalipun lelap merengkuh si lebih dewasa. Bukan seperti Huijun memiliki keluhan dan ingin menjauhkan dirinya dari Seungmin, menyukai waktu dimana dia dapat menaruh pandangan pada wajah tenang milik si laki-laki Nam.
Dia menahan napas sewaktu dia menyadari pergerakan dari Seungmin, takut andai dia melakukan gerak atau melakukan pernapasan terlalu keras hingga lainnya terganggu.
"Jun," Bicara Seungmin tidak jelas, mungkin dia sedang mengigau
"Iya?" Tapi Huijun enggan melepas kesempatan untuk bicara dengan lain
"Tidur?" Huijun tidak memahami tanya dari Seungmin, sejujurnya
"Kau dapat tidur, Seungmin-Hyung" Huijun berikan jawab sekenanya
"Sesuatu mengganggu pikiranmu?" Bukan jawab yang diinginkan, kelihatannya.
Seungmin berusaha membuka matanya sekalipun Huijun mengetahui kelopak mata dari lainnya sungguh berat, akan memilih tidur andai tak ada yang mengusiknya.
Bagaimanapun mereka melewati hari melelahkan dimana mereka menjauhi kota sejauh mungkin, meninggalkan pernikahan yang diatur oleh orangtua Huijun karena dia tidak dapat membayangkan hubungan selain apa yang dimilikinya dengan Seungmin.
Pun Huijun mengetahui orangtuanya tidak akan menyetujui hubungan dia dengan Seungmin yang memiliki perbedaan di kelas sosial, hingga melarikan diri seperti jawaban yang benar dan tepat dalam pandangan Huijun.
"Tidak. Kau dapat tidur" Huijun menyadari dia belum memberi jawaban
"Kalau tidak ada yang mengganggu, kau pun dapat tidur" Seungmin membalas
"Aku memikirkan satu hal" Kata Huijun, perhatikan Seungmin yang menatapnya
"Serius?" Terbatas dalam penerangan, tapi dia tahu lain tengah kerutkan dahi
"Tidak, hanya situasi kecil di masa lalu" Huijun melakukan geleng dan tersenyum.
Seungmin hanya berdiam seperti dia akan menjadi pendengar, menanti jawaban yang memberi penjelasan.
Maka, Huijun mendengus sebelum dia memberitahu, "Minjae pernah mengatakan, aku akan berhenti menuruti ingin dari orangtua dan mengambil jalan sendiri di satu waktu."
"Dia pernah mengatakan ini?" Seungmin menanyakan dengan tak percaya
"Masa sekolah menengah pertama" Huijun mengingat waktu dengan jelas
"Dia tidak mendengarkan orangtuanya dari masa ini?" Tanya Seungmin mengundang gelaknya
"Aku tidak ingat masa dimana dia mendengar ingin dari orangtuanya" Huijun menjawab, masih dengan tawa kecil
"Minjae merupakan seseorang yang menjalani hidup dengan gayanya sendiri" Komentar Seungmin mendapat angguknya
"Iya. Dia mengagumkan untuk bagian ini" Huijun biarkan satu puji saat sang teman akrab tak disini dan mendengarnya
"Um" Kepala Seungmin melakukan angguk, dapat dirasakan oleh Huijun dengan dekatnya jarak mereka
"Kau pun memikirkan dia mengagumkan?" Bicara Huijun menunjukkan dia tak bersenang hati
"Um. Kau cemburu?" Tahu bahwa Seungmin tengah menatapnya dengan kesan jenaka
"Iya" Enggan membuang waktu dan membiarkan ragu saat dia memberi balas
"Kau paling mengagumkan di pandanganku," Kesan tulus ada dalam bicara Seungmin, "senang?"
"Iya" Biarkan garis senyum terlukis di wajahnya, Huijun menjawab tanya sang kasih
"Di lain waktu pun, kau harus memberitahuku" Seungmin sandarkan sisi wajahnya pada Huijun
"Aku perlu mengatakan hal yang sama" Tahu bahwa dia dan lainnya bukan sosok paling terbuka
"um" Hanya mendapati gumam sebagai balasan dari Seungmin yang kembali dibuai kantuk
"um?" Desak Huijun, tidak puas dengan balasan yang diberikan oleh Seungmin
"aku akan memberitahumu di lain waktu" Seungmin mengatakan ini sebelum lelap.
Maka, Huijun menemukan dirinya kembali pada situasi dimana dia melihat Seungmin yang jatuh lelap dan memiliki ekspresi tenang di wajahnya. Tidak ada kesan sedih atau usaha palingkan wajah seperti apa yang terjadi di tiga bulan lalu, waktu dimana Seungmin ucapkan perpisahan dengannya.
Kalau Huijun dapat memberitahukan inginnya untuk pergi dari rumah atau Seungmin membicarakan peringatan dari Ibu Huijun, mereka tak perlu melewati tiga bulan yang begitu panjang dan terasa menyakitkan. Kesempatan lain, mereka tak memiliki Minjae yang abaikan batas personal dan bicara terus terang.
Huijun berdiam saat dia pikirkan Minjae bukan sosok yang paling terus terang, mengetahui lain memiliki kepedulian yang terlalu besar untuk Seungmin tapi mendorong dia melarikan diri dengan Seungmin karena dirinya yang diinginkan oleh si Nam. Dan Huijun tak ingin menyiakan kesempatan ini, ucap terima kasih sebelum berlalu.
. _ _ _ .
Ku lupa tanggal ultah Seungmin dan baru inget gegara liat video yang lewat di for you page.
Bahagia terus ya, Nam Seungmin. Semoga lebih banyak orang ngasih apresiasi yang layak kalian terima di waktu mendatang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abibliophobia
Fiksi PenggemarAbibliophobia : istilah untuk orang yang akan frustasi saat tidak memiliki bahan bacaan. <3 <3 <3 <3 <3 Kumpulan cerita yang berantakan, sesuai ide dan mood, dengan Bottom Mingi, Bottom BIC, Bottom Yehyeon.