Ia berkali-kali menghela nafas. Berkali-kali pula kedua matanya melirik jam tangan hitam di sebelah kiri. Kalau saja hari ini bukanlah hari pernikahan sang ibu, mungkin ia tidak akan pulang sama sekali. Lebih baik mengurusi pekerjaan disana dan menghasilkan uang puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Jujur saja ia sedikit merugi. Lantaran harus membatalkan satu kontrak yang cukup menjanjikan dengan bayaran yang sangat besar pula. ”Hah,” lagi dan lagi ia menghela nafas kesal sambil mengenakan kacamata lensa bening dengan rantai di sisi kiri dan kanan yang menjuntai ke belakang. Persis seperti kacamata orang tua jaman dulu.
Ini sudah pukul 10 pagi semenjak ia tiba di bandara, setelah terbang sekian jam dari amerika. Sangat sangat melelahkan. Itulah yang ia rasakan saat ini. Dan saking berharganya waktu, ia pun datang tepat di hari H saja. Beberapa orang yang mengenal dirinya siapa, mereka tidak henti-hentinya berdecak kagum.
”Eh eh itu itu Benjiro!”
”Produser kece itu, kan?”
”Ganteng banget masa??? Jepret oy jepret!!!”
”Bang Jirooooo aku padamu baaaaang!!”
Begitulah teriakan-teriakan histeris beberapa gadis yang menyadari bahwa sosok pria yang tengah membelah jalanan di dalam bandara itu adalah Benjiro, seorang produser, penulis lagu, DJ, musisi, sekaligus drummer.
Pria kelahiran tahun 1995 itu memang menyukai dunia musik dan perfilman. Tidak heran di usia muda ia sudah mendapat kesuksesan dan memiliki dapur rekaman sendiri. Ini sungguh prestasi yang luar biasa. Itulah mengapa ia selalu menghabiskan waktu untuk menulis lagu dan bermain musik.
Benjiro juga sulit sekali dihubungi karna kesibukannya di dunia enterteiment. Ini benar-benar menyita waktunya sampai-sampai ia sendiri jarang memegang ponselnya. Kalau saja keluarga besarnya tidak mengirim seseorang untuk menyusul ke amerika, mungkin Benjiro tidak akan pernah tau perihal pernikahan sang ibu yang akan diselenggarakan hari ini sampai kapanpun. Dia sungguh gila kerja, bukan?
Dengar-dengar sang ibu menikah lagi dengan seorang pengusaha kaya raya. Ini terlihat jelas sekali dari dekorasi gedung yang terlihat amat sangat mewah dan elegan. ”Udah tua kok pake acara gede-gede segala sih? Ckckck,” batin Benjiro. Saat ini ia turun dari mobil. Ia berjalan di atas karpet merah menuju pintu utama.
Sebelumnya Benjiro sudah berganti pakaian sesaat sebelum pesawat landing. Seorang pelayan hotel menggiringnya menuju meja yang sudah disediakan secara khusus. Belum sempat ia sampai di meja yang dimaksud. Semua mata tertuju pada Benjiro. Bahkan ada beberapa orang yang minta foto bersama.
”Dia siapa?” tanya Cemal. Ia heran mengapa seluruh mata tertuju pada sosok pria muda disana. Chairul langsung memukul lengan sang kakak. Bagaimana bisa Cemal tidak tau menau tentang adik saudara tirinya sendiri? Huh, dasar, yang Cemal tau hanya kertas-kertas putih yang berserakan di kantor saja.
”Baca,” ucap Chairul sambil menunjuk pada papan nama di meja mereka. Disana tertulis nama Benjiro Pramana. Ah, Benjiro?, batin Cemal. Ia baru tau kalau pria itu adalah Benjiro, saudara tirinya. Selama ini, selama dua keluarga saling bertemu, Benjiro tidak pernah hadir sekalipun. Jangankan hadir, video call atau telepon saja tidak pernah sama sekali. Cemal hanya pernah mendengar namanya saja dari ibu sambungnya, Citra.
Benjiro pun duduk di meja yang dimana disana sudah tertera namanya. Chairul sedikit gugup. Saat ini ia tengah berhadapan dengan seorang produser ternama. Ugh, beginikah rasanya jikalau bertemu dengan seorang artis dan melihatnya secara langsung?, batin Chairul.
Berbeda dengan Cemal. Ia bersikap biasa-biasa saja. Siapapun Benjiro, dia tetaplah manusia biasa, sekaligus adik tirinya juga, tidak perlu sekaget dan seantusias Chairul, sang adik, ataupun orang lain ketika melihat kehadirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush On You [BL]
Romance[TAMAT] Bercerita tentang seorang produser music asal Indonesia, yaitu Benjiro-yang berkarir di bumi Amerika, dan jatuh cinta kepada kakak tiri.