Crush On You 40

592 58 13
                                    

Chairi senderan di headboard sambil membaca komentar-komentar lucu di instagram—di postingan pribadinya tadi siang. Chairil senyum-senyum sendiri. Hal itu pun mengundang rasa penasaran Emir sesaat setelah ia keluar dari kamar mandi. Emir pun duduk di sebelah ranjang Chairil. Kebetulan kamar tempat mereka menginap merupakan kamar dengan fasilitas double bed. “Lagi ngapain, pak? Kok senyum-senyum sendiri?“ tanya Emir penasaran. “Ini pak.. Lagi baca komenan di ig. Lucu-lucu banget tau. Coba bapak baca juga, deh,“ sahut Chairi. Keduanya pun membaca komentar-komentar itu bersama. Saking dekatnya, pipi keduanya hampir saja saling bersentuhan.

Emir juga tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum. Sebagian besar isi dari komentar itu ialah: mereka mendukung Chairi dan Emir untuk bersatu dalam sebuah ikatan hubungan—yang lebih serius lagi. “Uhm.. Pak..,“ seru Emir. Chairi pun menoleh. Emir mendadak gugup. “Gimana kalo kita beneran nikah aja trus adopsi anak kembar?“ ucap Emir. Jujur Emir belum mempunyai perasaan khusus kepada Chairi. Entah kenapa Emir mengeluarkan kata-kata itu begitu saja tanpa pikir panjang. Keduanya pun saling bertatapan satu sama lain.

Daniel pun memutar knop pintu kos. Ini sudah jam 11 malam lebih. Tapi, Bachtiar masih saja ingin mengintili Daniel. “Om nggak bosen apa? Tiap hari antar jemput aku kek gini?“ tanya Daniel—pun masuk ke dalam, dan membiarkan pintu terbuka lebar. “Om nggak bakalan bosen, Dan. Jujur om paling nggak bisa kalo nggak ketemu kamu sehari aja,“ sahut Bachtiar sembari mengeluarkan sebatang rokok dari saku celana. Sedangkan Daniel mengambil piring, dan menaruh martabak telur—yang ia beli tadi di piring.

“Kecuali kita udah nikah. Baru om bisa tenang,“ ucap Bachtiar lagi sambil menghembuskan asap rokok dari mulut. “Hm, dasar,“ ucap Daniel sebal. Daniel langsung rebahan. Uh, kuliah lalu bekerja sampai malam, tubuh Daniel serasa seperti dibelah dua. “Daniel.. Mending kamu fokus kuliah aja, nggak usah kerja di kafe lagi, trus nikah deh sama om, gimana?“ ucap Bachtiar memberi solusi. Huft, Daniel menghela nafas. Om Bachtiar ini nggak capek apa? Ngomongin nikah mulu?, batin Daniel sebal. “Om mah bahas masalah nikah mulu,“ ucap Daniel.

“Lho? Jelas lah, Dan. Orang om aja udah 52? Gimana, sih? Om juga sebenernya nggak mau lama-lama,“

“Kenal juga nggak lama,“

“Biarin~ Trus kenapa? Malah lebih seru kalo kenalannya pas abis nikah, Dan,“

Bachtiar mengusap surai rambut Daniel. Entah kenapa Daniel tidak merasa risih diusap seperti itu. Uhm, rasanya begitu hangat? Ini adalah apa yang belum pernah Daniel rasakan dari sosok seorang ayah sebelumnya. Karna John cuma menyayangi Frans—yang katanya lebih berprestasi, dan tidak mempermalukan keluarga. Daniel masih belum tau bagaimana kabar Frans ataupun John. Daniel cuma tau kabar sang ibu—yang di mana beliau membuka usaha kue kecil-kecilan di tengah perkotaan Kopenhagen.

Uh, sentuhan Bachtiar benar-benar ajaib. Daniel jadi mengantuk. “Tidur aja Daniel,“ ucap Bachtiar mengecup pucuk kepala Daniel sekilas. Jauh di dalam hati Bachtiar, dia sungguh tidak tega melihat Daniel kelelahan seperti ini. Lihatlah bagaimana dia bisa tertidur pulas seperti itu—cuma karna diusap kepalanya. “Daniel.. Tolong nurut sama om dikit aja, ya? Om paling nggak kuat liat kamu kecapean kek gini, Daniel. Tolong ngertiin posisi om juga. Om beneran khawatir banget sama kamu,“ gumam Bachtiar.

Malam pun telah berganti pagi saat sinar mentari itu masuk melalui celah-celah ventilasi. Tiba-tiba Daniel mencium aroma lezat makanan. Uh, pagi-pagi nyium aroma ginian, bikin laper aja, batin Daniel tersenyum. Lalu, ia pun membuka mata perlahan. Uhm? Om Bachtiar?, batin Daniel terheran-heran. Kenapa Bachtiar masih ada di sini? Jadi, semalaman dia tidak pulang? “Om?“ seru Daniel mengerjap-ngerjapkan mata.

“Udah bangun, Dan?“ tanya Bachtiar. “I-iya om,“ sahut Daniel. “Kamu cuci muka dulu. Kita makan bareng,“ ucap Bachtiar lagi. Daniel pun menurut saja. Daniel sudah seantusias itu ingin menyantap makanan apa—yang telah dibeli oleh Bachtiar, namun mendadak Daniel tidak jadi ingin memakannya. Daniel menatap aneh menu makanan—yang menurut Daniel itu adalah makanan kambing.

Crush On You [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang