Suasana sarapan pagi hari ini terasa lebih tenang dari biasanya. Ini bukan karna diam biasa melainkan karna mereka memang tidak ingin saling bicara. Terlebih karna masalah tadi malam. Benjiro tidak hadir pada sarapan kali ini. Benjiro mengurung diri di kamar. “Kamu libur kerja aja dulu Cemal. Papa mau kamu istirahat dan selesein masalah kamu terlebih dahulu. Papa nggak mau kamu kerja tapi malah nggak fokus.“ ucap Chairi.
“Iya pa,“ sahut Cemal pelan. Caera menendang kaki Chairul di bawah sana. Caera memberikan isyarat kepada Chairul seolah-olah ia mengatakan, “Bagaimana ini?“. Chairul mengedikan bahu. Ia tidak tau juga harus bagaimana. Masalah Cemal itu terlalu kompleks. Chairul tidak berada dalam ramahnya untuk ikut campur.
“Cae, tolong kamu bawain makanan ke kamar Ben, ya.“ ucap Citra. Belum sempat Caera menjawab, Cemal menyeru lebih dulu, “Biar Cemal aja ma,“ ucap Cemal. “Nggak usah Cem. Biar Caera aja.“ ucap Citra terdengar tegas dan tidak bisa diganggu gugat. Tatapan Citra terlihat kurang mengenakan. Mungkinkah ini karna Cemal sudah berani menampar putera kesayangan Citra sendiri?
Caera dan Chairul meminta izin jalan-jalan keluar setelah sarapan pagi selesai. Ini adalah cara mereka untuk menghindar dari perang dunia ketiga yang akan terjadi sebentar lagi. Chairi meminta Cemal untuk datang ke ruang kerja pribadi, untuk mendiskusikan masalah tadi malam bersama Citra.
Cemal gugup. Hal apa yang akan dibahas nanti. Ini pertama kalinya Citra juga ikut serta diskusi bersama Chairi di saat Cemal ada masalah. Sudah pasti ini juga berkaitan dengan Benjiro. Hah, sedang apa Benjiro sekarang?, pikir Cemal. Dalam hati Cemal merindukan anak itu. Cemal merasa bersalah sudah menampar Benjiro begitu saja karna emosi.
“Cem..“ seru Citra. Cemal menoleh. Ia tersenyum tipis. “Mama.. Boleh tanya sesuatu sama kamu?“ tanya Citra. Cemal menganggukkan kepala pelan mengiyakan perkataan Citra barusan. “Bener? Kamu suka sama Ben?“ tanya Citra. Cemal menatap Citra sebentar. Lalu, ia pun menjawab, “Iya ma, Cemal suka sama Ben,“
“Kamu tau itu salah kan Cem?“
“Iya ma,“
“Mama Minta buang perasaan kamu jauh-jauh Cem.“
Cemal diam. Ini sudah sesuai perkiraan Cemal dan Chairi sebelumnya. Bahwa Citra pasti menentang hubungan sejenis. Bukan hanya sejenis tapi mereka juga bersaudara. “Cem? Kamu denger mama, kan?“ tanya Citra memastikan.
“Maafin Cemal, ma. Cemal nggak bisa buat nggak suka sama Ben. Cemal beneran sayang sama, Ben.“
“Cemal.. Mama mohon jauhi Ben, jaga batasan kalian, kalian itu kakak adek, Cem~ Kamu kan paham agama, Cem? Masa kamu nggak tau sih? Kalo kamu mau nikah mama punya banyak kenalan Cem,“
Dada Cemal serasa seperti dihantam oleh ombak besar. Sakit sekali. Bagaimana bisa rasa cinta dan sayang yang sudah teramat besar ini harus dihapus dan dibuang begitu saja dalam sekejap? Cemal tidak bisa. Sungguh Cemal tidak sanggup jika itu benar-benar terjadi.
Cemal harus bagaimana? Ia juga tidak ingin egois mementingkan kebahagiaan diri sendiri tanpa memikirkan kebahagiaan orang lain. Citra adalah orang tuanya. Seorang ibu sambung yang sangat baik hati sekali terhadap anak-anaknya. Dia juga penyayang.
“Tolong papa kasih tau Cemal dong, pa.“ ucap Citra saat melihat keterdiaman Cemal. “Maafin papa ma,“ ucap Chairi. Satu kata maaf dari bibir Chairi mampu meruntuhkan segala harap Citra. Hah, Chairi rupanya merestui hubungan sejenis ini? “Mas restuin hubungan mereka?“ tanya Citra. Chairi mengangguk. “Tapi mama nggak pa. Cemal mama mohon sayang. Demi mama, demi papa, demi Ben, demi keluarga kita. Tolong Cemal.“ Citra memohon dengan amat sangat. “Iya ma,“ sahut Cemal berat hati.
Di luar Benjiro sengaja menguping. Entah mengapa dada Benjiro terasa sesak sekali saat sang ibu meminta Cemal untuk menjauh bukan dirinya. Ia merasa disini bukanlah tempatnya berada. Ya, Benjiro harus segera pergi dari sini sebelum masalahnya semakin membesar. Biarkan Benjiro saja yang pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush On You [BL]
Lãng mạn[TAMAT] Bercerita tentang seorang produser music asal Indonesia, yaitu Benjiro-yang berkarir di bumi Amerika, dan jatuh cinta kepada kakak tiri.