Crush On You 49

449 59 20
                                    


😽 TEKAN JEMPOL DULU, YA! 😽

----- ⭐ ----- 🌟 ----- ⭐ -----

Di ujung senja ia berdiri memandang betapa indahnya langit. Pesona akan jingga itu membuat ia terkagum-kagum. Dia adalah mentari—yang kehadirannya selalu ditunggu—juga dibenci. Para pembenci itu bilang, “Panas!“. Sumpah serapah sudahnya mengudara—pun tiada jua lupa. Sang mentari selalu tersenyum, meskipun ia tau jikalau diri ia tengah dicaci maki. Padahal ia adalah pelita—yang ber-sinar terang benderang. Dia juga bersedia menjadi rembulan di malam hari, meskipun sebagian besar insan di bumi tidak menghiraukan kehadiran ia—yang dinanti oleh sebagian orang lagi.

Doni tidak ingin buta. Belajar mencintai orang asing—yang baru hadir dalam hidup ia dengan ikatan tali pernikahan memang lah terasa sangat sulit; terlebih salah satu anggota keluarga Nicholas—yang ber-nama Bayuaji itu terlihat tidak begitu menyetujui pernikahan ia dan Nicholas. Sang suami belum mengetahui hal ini, sebab Doni tidak pernah ber-cerita sekali pun. Biarlah ia menyimpan baru kerikil itu sendiri. Jikalau sampai ia mengadu pada Nicholas, takutnya hubungan antar dua keluarga malah akan menjadi buruk.

Dia melingparkan tangan ia di perut Doni. Orang asing itu ialah suami ia sendiri. Doni memang sedang belajar mencintai, dan mencoba memahami Nicholas lebih dalam lagi, tetapi sungguh tiada beban di hati. Belum mencinta pun Doni merasa jikalau ia begitu dilindungi, dicintai, dan disayangi oleh Nicholas. Oh, ini adalah apa yang orang lain inginkan dalam kehidupan pernikahan, bukan? Sungguh bahagia hati ini, sebab pelita itu cuma milik ia seorang. Di saat gulita menelan diri ia hingga cuma bisa duduk meringkuk ketaputan sendiri; Dia menerangi seluruh jalan di depan mata agar Doni dapat melangkah dan tidak tersesat.

“Selamat sore, sayang,“ ucap Nicholas.

Dia memberi kecupan manis se-manis buah delima di pucuk kepala.

“Lagi ngapain? Hm?“ tanya Nicholas.

Dia baru saja pulang bekerja.

“Lagi nyantai aja,“ sahut Doni.

Dia menghirup dalam-dalam aroma pomegranate dan lemon—yang menguar melalui ceruk leher ia. Dia pun mengecup leher sang istri hingga membuat darah Sang istri berdesir. Uh, letih setelah seharian bekerja se-akan terbakar oleh aroma harum lagi membuat candu. Nicholas dapat merasakan bagaimana Doni bersikap waspada kalau-kalau Nicholas menggauli sang istri. Nicholas pun tersenyum tipis. Bahasa tubuh memang tidak bisa berdusta.

“Tenang aja, aku nggak bakalan ngapa-ngapain kamu. Pas malem pertama itu anggep aja aku yang udah maksa kamu buat layani aku, dan lain pali aku bakalan nunggu kamu ampe siap buat layanin aku, Don. Sebagai istri dari Nicholas Ginting. Nicholas pun mengecup leher itu lagi, lalu melonggarkan dekapan hangat ia. Oh, tidak! Doni se-akan merasa kehilangan barang berharga sehingga ia pun memutar badan; berhadap-hadapan dengan sang suami.

“Uhm, ngomong-ngomong ada yang pengen kamu mapan, nggak? Biar aku masakin buat kamu sekarang?“ ucap Doni.

Padahal nyatanya ia tidak bisa memasak sama sekali.

“Pfff! Emang kamu bisa masak? Terakhir kali kamu nyentuh dapur, kamu malah teriak-teriak gara-gara kecipratan minyak,“ sahut Doni.

“Kamu?!“ gumam Doni sebal sambil memukul dada Nicholas pelan.

Sangat pelan sehingga Nicholas sendiri tidak merasakan sakit sedikit pun.

Nhicolas mengulum sensenpumyum.

“Itukan kemaren? Bukan hari ini? Intinya aku mau masak buat kamu. Titik!“ ucap Doni langsung pergi meninggalkan Nicholas menuju dapur.

Nicholas pun terkekeh Geli.

Crush On You [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang