Seperti sebuah petasan meletus-letus di depan mata. Dua pria itu, Benjiro dan Chairul, teramat sangat kaget; melihat barang belanjaan di ruang tengah berhamburan di mana-mana. Di sana juga ada seorang anak kecil laki-laki; duduk manis di sofa sambil menikmati sekotak susu stroberi. “Pa, ini anak siapa?“ tanya Chairul. Entah dari mana asal muasal anak ini. Eh? Tapi, di sisi lain dia juga terlihat amat sangat menggemaskan bagai seekor kelinci putih. Chairi menatap Emir sebentar. Duh, gimana nih cara ngejelasin ke Chairul?, batin Chairi.
Emir mengerti arti dari tatapan Chairi—meminta dirinya menjelaskan secara langsung kepada Chairul. “Nama dia Herjuno Salim. Biasa dipanggil Nuno, dan baru hari ini om sama papa kamu adopsi dia,“ sahut Emir. Hm, adopsi? Buat apa adopsi anak segala?—atau dia sebenarnya memang anak kandung papa?, batin Chairul. Benjiro sebagai pengamat saja. Dia mencoba memahami bahasa tubuh antara Chairi dan Emir. Terlihat sangat intim sekali? Secercah rasa curiga pun muncul di hati. Pandangan Benjiro selalu tepat.
Benjiro pun diam-diam mengambil gambar anak bernama Herjuno itu—atau disebut juga dengan Nuno. “Papa adopsi anak cowok. Namanya Herjuno Salim,“ tulis Benjiro di ruang chat. Di seberang sana; di hadapan para pemimpin rapat; Cemal langsung menyemburkan air mineral dari mulutnya hingga membasahi laptop sendiri. Setelah membaca isi chat dari Benjiro. “Maaf, rapat hari ini ampe di sini dulu. Karna saya ada urusan mendesak di luar,“ ucap Cemal. Dia buru-buru keluar dari ruang rapat.
“Beneran adopsi atau ini emang anak papa sama istri simpenan papa?“ cetus Chairul mengira-ngira. “Chairul? Tega kamu ngatain papa punya istri simpenan?“ ucap Chairi sebal. Harus dari mana diri ini menjelaskan semua hal kepada Benjiro dan Chairul? Lalu, Cemal? “Huft, sabar~ Trus apa? Dia anak siapa?“ cerca Chairul mencoba menahan diri. Semoga Cemal cepat-cepat datang kemari, batin Benjiro. Hari ini dapat berita mengejutkan. Sungguh di luar dugaan. Oh? Jangan bilang telah tumbuh benih-benih cinta di antara mereka berdua? Baru bercerai langsung jatuh hati?
Emir menghela nafas. Hari ini terasa berbeda memang. Pulang-pulang dari liburan—juga mengadopsi seorang anak kecil berusia lima tahun. “Gini.. Jujur om ngerasa nyaman sama papa kamu. Terlepas dari apakah ini memang cinta atau murni rasa nyaman aja, om mutusin buat nikah sama papa kamu, Ben, Chairul,“ ucap Emir menjelaskan. Oh? Bom apa lagi ini? Tidakkah ini terlalu tergesa-gesa? “Nikah?“ seru Cemal. Seluruh pasang mata pun menoleh pada dirinya. Dia terlihat tidak senang mendengar hal ini. Jangan bilang kalo Mas Cemal mau nentang hubungan papa?, batin Benjiro.
“Cemal?“ gumam Chairi. Bagai awan yang menghitam; mendung hingga membuat sebagian bumi pertiwi menggelap; diiringi kilat di langit. Cemal duduk di sebelah Benjiro. Sebentar lagi petir itu mungkin akan menyambar. Pancaran cahaya nan mengerikan itu—pun menimbulkan suara yang begitu memekakkan telinga. Benjiro merasakan aura dingin dan mendung itu dari diri Cemal. Diam. Dia diam. Dia mengerutkan dahi sembari menatap Herjuno hingga membuat Herjuno ketakutan. Herjuno merundukkan kepala. Dia merasa begitu dibenci; tidak di panti tidak di sini; semua orang membenci. Bahagia itu cuma ilusi? Benarkah?
“Mas? Tolong turunin mata kamu. Kamu bikin Nuno takut, mas,“ ucap Benjiro dengan suara pelan sembari menggenggam tangan Cemal. “Siapa yang bakalan ngurus Herjuno? Hm? Jangan adopsi anak kalo kalian sendiri nggak bisa ngurus, dan malah serahin semuanya ke babysitter. Sebelum adopsi anak pikir dulu dong? Gimana masa depan dia, gimana cara ngedidik dia, mau babysitter aja gitu yang didik dia? Hah?“ ucap Cemal. Chairi menoleh pada Herjuno. Dia merundukkan kepala sembari memegang kotak susu itu dengan kuat. Jangan-jangan dia takut?, batin Chairi.
Terulurlah tangan itu tuk memeluk sang buah hati. “Nuno? Hari ini dan seterusnya kamu anak papa. Tinggal di sini bareng Papa Emir juga. Maafin Bang Cemal, ya?“ ucap Chairi berusaha menenangkan Herjuno. Chairi pun mengangkat tubuh Herjuno ke pangkuan. Lalu, ia usap perlahan punggungnya. Terasa hangat dan lembut. Herjuno mengalungkan tangannya di leher Chairi. Cemal memijit pelipisnya yang tidak berdenyut sama sekali. Entah mimpi apa dia kemarin sampai harus melihat fakta, bahwa sang ayah telah mengadopsi seorang anak—pun berencana menikah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush On You [BL]
Romansa[TAMAT] Bercerita tentang seorang produser music asal Indonesia, yaitu Benjiro-yang berkarir di bumi Amerika, dan jatuh cinta kepada kakak tiri.